Humbang Hasundutan is one of the districts in North Sumatra Province. The majority of people in Humbang Hasundutan Regency are Batak and work in the agricultural sector, especially food crop farming, namely lowland rice, lowland rice, corn, peanuts, cassava, sweet potato, pelawija, horticulture, and smallholder plantations. From the results of interviews with the people of Humbang Hasundutan Regency, the role and function of the husband in managing agricultural land is still lacking. It is customary for Batak men in Humbang Hasundutan to meet, relax, and tell stories at the tuak lapo. The purpose of this community service is to provide education through therapeutic group therapy to increase the productivity of high agricultural products. The roles and functions of husband and wife were measured using a measuring instrument, namely the Developmental Tasks on Adult Questionnaire-10 instrument. This instrument identifies adult developmental problems experienced by respondents. From the results of the questionnaire, it was found that the majority of respondents have not been able to meet adult development, which is indicated by the community not having new innovations and preferring to stay in the jobs they like. Through therapeutic group therapy, it is expected to increase the ability of husband and wife roles and functions in terms of increasing agricultural productivity in Ria Ria Village, Pollung District, Humbang Hasundutan Regency

Daulay, Wardiyah

Nasution, Mahnum Lailan

Purba, Jenny Marlindawany

Wahyuni, Sri Eka

English

USM Indonesia E-journal (Universitas Sari Mutiara)

Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  7 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia IMPLEMENTASI TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK DALAM MENGOPTIMALKAN PERAN DAN FUNGSI SUAMI-ISTRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN  Sri Eka Wahyuniˡ, Wardiyah Daulay², Jenny Marlindawany Purba³, Mahnum Lailan Nasution⁴ 1,2,3,4Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara * Email. jamaleka@usu.ac.id   Abstract  Humbang Hasundutan is one of the districts in North Sumatra Province. The majority of people in Humbang Hasundutan Regency are Batak and work in the agricultural sector, especially food crop farming, namely lowland rice, lowland rice, corn, peanuts, cassava, sweet potato, pelawija, horticulture, and smallholder plantations. From the results of interviews with the people of Humbang Hasundutan Regency, the role and function of the husband in managing agricultural land is still lacking. It is customary for Batak men in Humbang Hasundutan to meet, relax, and tell stories at the tuak lapo. The purpose of this community service is to provide education through therapeutic group therapy to increase the productivity of high agricultural products. The roles and functions of husband and wife were measured using a measuring instrument, namely the Developmental Tasks on Adult Questionnaire-10 instrument. This instrument identifies adult developmental problems experienced by respondents. From the results of the questionnaire, it was found that the majority of respondents have not been able to meet adult development, which is indicated by the community not having new innovations and preferring to stay in the jobs they like. Through therapeutic group therapy, it is expected to increase the ability of husband and wife roles and functions in terms of increasing agricultural productivity in Ria Ria Village, Pollung District, Humbang Hasundutan Regency.  Keywords: Agriculture, Husband and Wife, Therapeutic Group Therapy  Abstrak  Humbang  Hasundutan merupakah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan mayoritas bersuku Batak dan bekerja pada sektor pertanian terutama usaha tani tanaman pangan yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pelawija, hortikultura, serta perkebunan rakyat. Dari hasil wawancara bersama masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan peran dan fungsi suami dalam mengelola lahan pertanian masih kurang. Kebiasaan para lelaki suku Batak di Humbang Hasundutan biasanya bertemu, bersantai, dan bercerita di lapo tuak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi melalui terapi kelompok teraupetik untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang tinggi. Peran dan fungsi suami istri diukur menggunakan alat ukur yaitu instrumen Tugas Perkembangan pada Dewasa Questionnaire-10. Instrumen ini mengidentifikasi masalah perkembangan dewasa yang dialami oleh responden. Dari hasil kuisioner didapatkan data bahwa mayoritas responden belum mampu memenuhi perkembangan dewasa ditandai dengan masyarakat tidak memiliki inovasi yang baru dan lebih memilih bertahan di pekerjaan yang mereka suka. Melalui terapi kelompok terapeutik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peran dan fungsi suami istri dalam hal peningkatan produktivitas pertanian di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.  Kata Kunci: Pertanian, Suami- Istri, Terapi Kelompok Teraupetik  Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  8 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia 1. PENDAHULUAN (INTRODUCTION)  Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di daerah Provinsi Sumatera Utara. Humbang Hasundutan dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini memiliki luas sebesar 2.335,33 km² dan beribu kotakan Dolok Sanggul. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu daerah sasaran pengembangan kawasan pertanian di Indonesia, karena dari jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015 (Publikasi BPS Tahun 2016) sebesar 182.991 jiwa, 85% diantaranya adalah hidup dari sektor pertanian. Dari sisi pertumbuhan ekonomi Humbang Hasundutan selama 3 (tiga) tahun terakhir bahwa sektor pertanian menjadi penyumbang kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu secara berturut-turut adalah tahun 2013 sebesar 47,78%, tahun 2014 sebesar 46,58% dan Tahun 2015 sebesar 45,78%. Selanjutnya pada tahun 2015 ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan tumbuh sebesar 5,24% dari besaran pertumbuhan ekonomi tersebut bahwa pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar 3,97%. Masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan mayoritas bersuku Batak dan bekerja pada sektor pertanian terutama usaha tani tanaman pangan yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pelawija, hortikultura, serta perkebunan rakyat. Sektor pertanian diwilayah ini mampu memberikan kontribusi sebesar 53,6% terhadap PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan (BPS, Humbang Hasundutan, 2014). Dari hasil wawancara bersama masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan peran dan fungsi suami dalam mengelola lahan pertanian masih kurang. Kebiasaan para lelaki suku Batak di Humbang Hasundutan biasanya bertemu, bersantai, dan bercerita di lapo tuak. Lapo atau kode (kedai) pada umumnya sama dengan warung makan lainnya menyediakan makanan dan minuman tradisional. Perbedaannya dilapo ini disedikan makanan tradisional dan minuman tradisional yaitu tuak. Kebiasaan inilah yang masih melekat pada suku Batak di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sementara itu, seorang istri kebanyakan berada di sawah dan ladang untuk mengelola lahan pertaniannya menghabiskan waktu berkebun atau bertani. Dalam tugas perkembangan masa dewasa, seorang suami sebaiknya mengambil peran penting dalam mencari nafkah, memenuhi kebutuhan keluarga, dan menyekolahkan anak setinggi-tingginya. Adapun Falsafah orang Batak yang menyatakan bahwa “Anakhon hi do hamoraon diahu”,(anakku adalah kekayaanku). Anak itu dimaknai harta yang tidak ternilai harganya dan tidak dapat  dibandingkan dengan apapun itu sehingga tidak jarang orang-orang Batak Toba  mengelontarkan kata-kata, “baen ma inang namaribak-ribak on majo ni pakke asal ma sikkola akka gellenghan, ni taon majo mangan somangan asalma ma sonang gellekki”, dimana kata-kata ini tidak jarang keluar dari mulut ibu-ibu yang menyekolahkan anaknya, baik itu anaknya yang sudah kuliah, atau masih SMA, kata-kata ini memiliki makna yang sangat luas, yang mana orang tua rela memakai baju yang sudah usang, atau sudah robek-robek, dan menahan rasa lapar demi memperjuangkan anaknya supaya anaknya bisa mencapai cita-citanya.  Dari penjelasan tersebut dibutuhkan produktifitas dari hasil pertanian yang tinggi melalui Terapi Kelompok Terapeutik agar dapat meningkatkan penghasilan bagi masyarakat petani di Kabupaten Humbang Hasundutan.  2. METODE PELAKSANAAN (METHODS)  2.1 Metode Pendekatan Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah: 2.1.1 FGD dan brainstrorming dengan suami-istri (keluarga). Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  9 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia 2.1.2 Diskusi bersama keluarga terkait TKT untuk peningkatan hasil pertanian. 2.1.3 Supervisi langsung (observasi) terkait peningkatan hasil panen setiap musim panen.  2.2 Metode Prosedur Pelaksanaan Melakukan survey langsung kepada suami-istri yang merupakan petani di wilayah Humbang Hasundutan. 3.3 Penilaian Peningkatan Hasil Pertanian Penilaian hasil pertanian diharapkan dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kendala yang muncul dari hasil pertanian dan merekapitulasi menuju hasil panen yang optimal. Membantu  suami-istri dalam satu keluarga sehingga dapat memantau dan mengevaluasi kemampuan keluarga dalam meningkatkan hasil pertanian serta mengenali kenda-kendala dan hambatan yang terjadi dalam proses mulai dari pembibitan, pemupukan, pengendalian hama, antisipasi cuaca, bahaya muncul di lingkungan sekitar (dirusak oleh binatang liar dan mahkluk hidup lainnya). Tim pengabdi dan perawat puskesmas melakukan supervisi kinerja dalam 1 kali musim panen, disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan.   3. HASIL DAN PEMBAHASAN (RESULT AND DISCUSSION)   Pelaksanaan program pengabdian masyarakat dimulai dengan pengurusan surat tugas dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat USU sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Skim Dosen Wajib Mengabdi Sumber Dana Non PNBP USU Tahun 2021 Nomor: 832/UN5.2.3.2.1/PPM/2021, Tanggal 20 September 2021. Setelah surat izin didapatkan maka tim pengusul berkoordinasi dengan Kepala Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. 3.1 Mengidentifikasi Responden . Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan perjanjian dan kontrak waktu bersama Mitra yaitu Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani untuk dilakukan edukasi. Petani yang dilakukan edukasi adalah suami istri yang bersedia dikunjungi, memiliki waktu luang, tidak terkonfirmasi covid-19 dan tidak memiliki indikasi penyakit yang beresiko menular. Dari hasil seleksi didapatkan 30 responden yang merupakan suami istri yang berprofesi sebagai petani di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada diagram di bawah ini.            Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  10 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia                 Diagram 1. Karakteristik Usia Responden (n=30)                       Diagram 2. Karakteristik Jenis Kelamin  Responden (n=30)               Diagram 3. Karakteristik Pendidikan Responden (n=30)  30% 20% 23% 20% 7% USIA 21-30 Tahun31-40 Tahun41-50 Tahun51-60 Tahun61-70 Tahun47% 53% Jenis Kelamin PerempuanLaki-laki17% 30% 43% 7% 3% Pendidikan SDSMPSMAS1LainnyaJurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  11 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia               Diagram 4. Karakteristik Pekerjaan Responden (n=30)  3.2 Pencapaian Tugas Perkembangan Dewasa pada Petani di Desa Ria Ria  Peran dan fungsi suami istri diukur menggunakan alat ukur yaitu instrumen Tugas Perkembangan pada Dewasa Questionnaire-10. Instrumen ini mengidentifikasi masalah perkembangan dewasa yang dialami oleh responden. Dari hasil kuisioner didapatkan data bahwa mayoritas responden belum mampu memenuhi perkembangan dewasa ditandai dengan masyarakat tidak memiliki inovasi yang baru dan lebih memilih bertahan di pekerjaan yang mereka suka. Hasil test yang dilakukan responden dapat dilihat table 1.   Tabel.1 Analisa Pencapaian Tugas perkembangan Dewasa 7% 76% 7% 10% Pekerjaan  WiraswastaPetaniPedagangLainnyaNO Pencapaian Tugas Perkembangan SS S KS TS STS 1 Saya merasa benar, walaupun pada kenyataannya itu tidak baik. 13.3 33.3 20.0 26.7 6.7 2 Saya lebih suka melakukan pekerjaan yang saya suka, daripada melakukan pekerjaan yang baru. 13.3 73.3 13.3   3 Saya tidak berdaya ketika pekerjaan saya tidak memenuhi hasil yang maksimal 13.3 40.0 26.7 20.0  4 Saya mudah meyerah ketika terjadi masalah 6.7 40.0 6.7 33.3 13.3 5 Saya kurang tertarik untuk melakukan hal yang baru 33.3 40.0 6.7 26.7 13.3 6 Saya suka mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya 13.3 40.0 6.7 26.7 13.3 7 Saya lebih memilih bergantung pada orang lain, daripada kemampuan saya sendiri 6.7 33.3  46.7 13.3 8 Saya tidak memilih kepercayaan diri untuk mengambil keputusan pada situasi sulit 13.3 46.7 6.7 26.7 6.7 9 Saya tetap mencari usaha baru ketika usaha yang    73.3 26.7 Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  12 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia   Pembahasan Pencapaian tugas perkembangan dewasa pada petani di Desa Ria Ria dapat dilihat dari aspek tugas perkembangan dewasa menunjukkan hasil bahwa petani di desa tersebut mayoritas  belum mampu memenuhi perkembangan dewasa ditandai dengan masyarakat tidak memiliki inovasi yang baru dan lebih memilih bertahan di pekerjaan yang mereka suka.     Hal ini menunjukkan perlu adanya terapi kelompok terapeutik yang nantinya mampu menungkatkan produktivitas petani di Desa Ria-Ria. Terapi kelompok adalah suatu proses interpersonal yang melibatkan konselor dan beberapa anggota yang mengeksplorasi diri dan situasi mereka dalam upaya mengubah sikap dan perilaku (Simanjuntak, 2013). Sedangkan Terapi kelompok terapeutik (TKT) merupakan salah satu jenis dari terapi kelompok yang memberi kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling membantu satu dengan lainnya, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah dan meningkatkan kemampuannya. (Townsend, 2009). Terapi kelompok Teraupetik ini dianggap mampu dan menjadi solusi dalam mengubah sikap dan perilaku seorang suami sehingga dapat menghasilkan produktivitas pertanian yang meningkat. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah FGD dan brainstrorming dengan suami-istri (keluarga), Diskusi bersama keluarga terkait TKT untuk peningkatan hasil pertanian dan Supervisi langsung (observasi) terkait peningkatan hasil panen setiap musim panen. Terapi kelompok terapeutik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peran dan fungsi suami istri dalam hal peningkatan produktivitas pertanian. Mulai dari mengidentifikasi masalah-masalah atau kendala yang muncul dari hasil pertanian dan merekapitulasi menuju hasil panen yang optimal. Membantu  suami-istri dalam satu keluarga sehingga dapat memantau dan mengevaluasi kemampuan keluarga dalam meningkatkan hasil pertanian serta mengenali kenda-kendala dan hambatan yang terjadi dalam proses mulai dari pembibitan, pemupukan, pengendalian hama, antisipasi cuaca, bahaya muncul di lingkungan sekitar (dirusak oleh binatang liar dan mahkluk hidup lainnya). Sehingga terciptanya hubungan keluarga yang harmonis dan  mampu mendorong kehidupan masyarakat yang sejahtera terkhusus nya diwilayah Desa Ria-Ria.      4. KESIMPULAN (CONCLUSION)  Edukasi yang diberikan secara langsung dapat memberikan manfaat pada petani di Kabupaten Humbang Hasundutan. Melalui terapi kelompok terapetik yang dibentuk antar suami istri yang berprofesi sebagai petani dapat mengeksplor, bercerita, bertukar pikiran, dan memecahkan masalah pertanian sehingga dapat meningkatkan hasil panen yang lebih baik di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.      pertama saya gagal 10 Saya sangat menyukai tantangan pada kehidupan saya  6.7  46.7 46.7  Jumlah 113.2 353.3 86.8 327 140 Jurnal Abdimas Mutiara  Volume 3, Nomor: 1, Februari 2022  13 Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia 5. UCAPAN TERIMAKASIH (ACKNOWLEDGMENTS)  Pengabdian ini merupakan pengabdian masyarakat dimulai dengan pengurusan surat tugas dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat USU sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Skim Dosen Wajib Mengabdi Sumber Dana Non PNBP USU Tahun 2021 Nomor: 832/UN5.2.3.2.1/PPM/2021, Tanggal 20 September 2021. Untuk itu tim pengabdi menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat Rektor Universitas Sumatera Utara, Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Mitra Pengabdian Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.   DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)  BPS, Humbang Hasundutan Dalam Angka 2014. Doloksanggul. Simanjuntak, J. 2013. Membangun Kesehatan Mental Keluarga dan Masa Depan Anak. Jakarta: PT Gramedia. Townsend, M. C. (2009). Schizophrenia and Other Psychotic Disorder Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in Evidence-Based Practice (sixth ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.   

IMPLEMENTASI TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK DALAM MENGOPTIMALKAN PERAN DAN FUNGSI SUAMI-ISTRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JAM/article/download/2587/1743

IMPLEMENTASI TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK DALAM MENGOPTIMALKAN PERAN DAN FUNGSI SUAMI-ISTRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

USM Indonesia E-journal (Universitas Sari Mutiara)