Artiket ini ditujukan untuk membantu proses belajar pada anak usia dini melalui kegiatan bermain dan belajar dengan teknologi Augmented Reality. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi Augmented Reality dengan metode pengembangan sistem Iterative Rapid Paper Prototype. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap 5 jenis perangkat android, 10 sampel peserta anak usia dini (4-5 tahun) dan 5 kelompok objek benda yang masing terdiri dari 10 jenis dihasilkan peningkatan kemampuan belajar sebesar 33.35% yang bersumber dari pengukuran hasil jawaban benar yang berhasil diperoleh antar metode belajar melalui gambar dengan belajar menggunakan teknologi Augmented Reality. Ide dari penelitian ini berasal dari penelitian terdahulu tentang model pembelajaran dilakukan terhadap anak sekolah dasar ( usia 6 tahun keatas) dan tanpa implementasi teknologi Augmented Reality

Purba*, Doni El Rezen

Sibagariang, Swono

English

USM Indonesia E-journal (Universitas Sari Mutiara)

Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 97  BELAJAR DAN BERMAIN PADA ANAK USIA DINI DENGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY  Doni El Rezen Purba1 *, Swono Sibagariang2  1Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Jl. Setia Budi No.479-F Tanjung Sari – Medan 20132, Indonesia 2Politeknik Negeri Batam, Jl. Ahmad Yani, Tlk. Tering, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau 29461  Abstrak Artiket ini ditujukan untuk membantu proses belajar pada anak usia dini melalui kegiatan bermain dan belajar dengan teknologi Augmented Reality. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi Augmented Reality dengan metode pengembangan sistem Iterative Rapid Paper Prototype. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap 5 jenis perangkat android, 10 sampel peserta anak usia dini (4-5 tahun) dan 5 kelompok objek benda yang masing terdiri dari 10 jenis dihasilkan peningkatan kemampuan belajar sebesar 33.35% yang bersumber dari pengukuran hasil jawaban benar yang berhasil diperoleh antar metode belajar melalui gambar dengan belajar menggunakan teknologi Augmented Reality. Ide dari penelitian ini berasal dari penelitian terdahulu tentang model pembelajaran dilakukan terhadap anak sekolah dasar ( usia 6 tahun keatas) dan tanpa implementasi teknologi Augmented Reality.  Kata kunci:  augmented reality; bermain dan belajar anak  Pendahuluan Dunia anak anak adalah dunia bermain, hampir seluruh aktivitas dihabiskan dengan bermain[1]. Aktifitas bermain anak-anak merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan. Bermain dilakukan oleh anak guna menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi lingkungan dan mengembangkan kreativitasnya[2]. Pembentukan dan perkembangan karakter anak juga dapat diciptakan melalui bermain[3]. Bermain merupakan cara alami anak untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan, khususnya bagi anak usia dini. Karena ketika anak bermain mereka menggunakan banyak indera untuk menerima dan memperoleh beragam informasi dan meningkatkan pengetahuan mereka serta belajar mengenai jati dirinya[4]. Ketika bermain anak  memiliki keterampilan dalam memahami suatu konsep dalam kehidupan secara alamiah tanpa adanya paksaan, sebab merupakan bentuk dari rasa keingintahuan yang tinggi namun mudah bosan[5]. Sehingga, dalam melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini harus lebih bervariatif[6][7]. Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran selain dari buku adalah video permainan. Dengan bermain video permainan anak-anak mendapatkan media pembelajaran dan bermain yang menyenangkan[8] Permainan edukasi merupakan bentuk permainan yang dirancang guna merangsang daya pikir dan kreativitas anak termasuk meningkatkan konsentrasi dan strategi penyeleaian masalah[9]. Bentuk pembelajaran interaktif yang efektif bagi anak usia dini adalah dengan bentuk implementasi Game edukasi, hal ini disebabkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap semua yang berada di lingkungan sekitarnya[10]. Permainan game edukasi berbentuk digital mengajarkan tentang permainan topik tertentu, guna memperluas konsep, memperkuat pembangunan, memahami sebuah peristiwa, sejarah atau budaya, atau membantu dalam belajar Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 98  keterampilan ketika bermain[11]. Melalui permainan edukasi digital sebagai bentuk kegiatan pedagogis yang memungkinkan anak berinteraksi dan memahami dunia mereka melalui lingkungan digital[12]. Permainan jenis ini dapat digunakan sebagai penerapan pengetahuan faktual dan memperoleh pengalaman virtual, sehingga mampu membentuk perilaku, memori, refleksi dan pemahaman karena hasil kombinasi antara berlajar dan bermain[13]. Permainan Edukasi Digital dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam pembelajaran karena menciptakan motivasi dan kepuasan pribadi, mengakomodasi berbagai macam gaya dan keterampilan belajar, memberikan konteks interaktif dalam memecahkan masalah dan mengedepankan tindakan nyata dari pada hanya penjelasan[14]. Game digital memiliki berbagai jenis diantaranya, action, arcade, racing, fighting, shooting, action adventure, RTS, RPG, dan simulation. Augmented Reality merupakan perkembangan media pembelajaran yang saat ini tergolong masih baru. Beberapa perusahaan game terkemuka memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dalam membuat game. Augmented reality menggabungkan dunia nyata dan dunia digital dimana user dapat berinteraksi dengan dunia digital secara bersamaan dengan dunia nyata[15]. Dengan AR dunia nyata dengan dunia maya digabungkan dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan nyata dalam waktu yang bersamaan.  Augmented Reality dapat digunakan dalam hiburan, kedokteran, mekanik, dan media pembelajaran. Augmented Reality dapat dibangun dengan menggunakan bantuan software Vuforia dan Unity 3D. Hasil akhir berupa media pembelajaran interaktif dengan Augmented Reality[16]. Teknologi augmented reality digunakan agar game lebih menarik untuk anak-anak dan diharapkan menarik minat dari anak untuk belajar[8]. Kombinasi antara transformasi teknologi augmented reality (AR) dengan mobile game mampu menerobos industri pendidikan dengan mengembangkan pembelajaran simulasi dan game edukasi[17][18].  Metode Metode yang digunakan adalah dengan model Iterative Rapid Paper Prototype. Dipilih karena kemudahannya untuk membuat sebuah cetak biru dari game yang akan dibangun, walaupun game yang akan dibangun adalah sebuah game digital. Tidak dibutuhkan perlengkapan yang rumit, paper prototype dapat dibuat dengan peralatan apapun seperti, pensil atau spidol,  kertas karton, atau kertas ukuran A4. Gambar 1 merupakan model Iterative Rapid Paper Prototype. Melalui paper prototype diperoleh keuntungan kecepatan dalam merancang prototype dari game dan pengimplementasian rancangan dengan mudah[19]. Iterasi pada paper prototyping dilakukan dengan mendesain permainan yang akan dirancang kedalam desain permainan edukasi yang belum digital dan dicoba berulang kali untuk menguji rule yang sudah diimplementasikan ke dalam game yang telah dirancang. Kekurangan dari peraturan yang diimplementasikan akan terlihat pada setiap iterasi yang sudah dilakukan. Keunggulan yang diperoleh dari iterative paper prototype, semakin sering dilakukannya iterasi dan semakin sering melewati tahap-tahap perancangan dan implementasi game akan menjadi lebih baik.  Gambar 1. Iterative Rapid Paper Prototyping  Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 99  Rancangan Sistem Arsitektur sistem terlihat seperti pada Gambar 2, pemain menggunakan telepon pintar android dan mengarahkan kamera terhadap marker yang telah ditentukan sebelumnya.  Gambar 2.  Arsitektur sistem Case diagram untuk permainan ini terlihat seperti Gambar 3, pemain dapat memilih menu untuk memulai AR, melihat panduan, soal latihan dan keluar untuk menutup aplikasi.  Gambar 3. Case Diagram  Proses Augmented Reality Augmented Reality (AR) bekerja berdasarkan deteksi citra (gambar), citra yang digunakan merupakam marker yang telah ditentukan. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, kemudian setelah dikenali pola dari marker, kamera akan melakukan pencocokan apakah marker sesuai dengan data yang dimiliki dalam basisdata atau tidak. Jika tidak sesuai, maka informasi marker tidak akan diproses, namun bila sesuai maka informasi marker yang telah ditangkap melalui kamera akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3 dimensi atau animasi yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar 4 menunjukkan proses kerja AR [20].   Gambar 4. Proses Kerja Augmented Reality (Yuri Yudhaswana Joefrie dan Yusuf Anshori, 2011) Hasil dan Pembahasan Antarmuka perangkat lunak dikembangkan dengan menggunakan beberapa pustaka. Beberapa diantaranya adalah : • Unity sebagai membangun aplikasi android; • Vuforia SDK sebagai kakas bantu Augmented Reality; • Blender sebagai pembangun objek tiga dimensi; • Androidsdk sebagai kakas bantu untuk develompent android; Halaman utama aplikasi permainan edukasi dengan Augmented Reality yang telah selesai dikembangkan terlihat seperti pada Gambar 5 berikut.  Gambar 5. Halaman Utama Aplikasi Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 100  Proses pembelajaran dengan menggunakan video kamera Augmented Reality disajikan seperti pada Gambar 6. Ketika menu Mulai AR dipilih kamera akan aktif dan saat kamera menemukan marker yang sesuai dengan yang terdapat pada basisdata maka objek 3 dimensi akan tampil bersamaan dengan suara hewan serta penjelasannya.  Gambar 6. Kamera AR menyajikan objek 3 dimensi Setelah selesai proses pembelajaran melalui video Augmented Reality pemain game edukasi dapat melanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan untuk menguji seberapa jauh pemahaman mereka. Penilaian akan dilakukan berdasarkan jawaban benar yang berhasil diselesaikan. Setiap jawaban benar akan diberi nilai. Proses pengerjaan soal latihan disajikan seperti pada Gambar 7.  Gambar 7. Soal Latihan Hasil Pengujian Alpha  Pengujian alpha meliputi dari proses menampilkan tiap halaman, suara dan hasil objek 3 dimensi yang dihasilkan pada beberapa merk perangkat android, setelah lolos dari pengujian alpha selanjutnya akan dilakukan pengujian beta oleh target pemain. Tabel 1 merupakan hasil dari pengujian Alpha.    Tabel 1. Hasil Pengujian Alpha No. Merk Pergangkat Hasil (Baik, Kurang Baik, Gagal)   Tampilan Suara Objek 3 Dimensi 1. Samsung J3 Prime Baik Baik Baik 2. Vivo y12 Kurang Baik Baik 3. Xiaomi Redmi 9A Baik Baik Baik 4. Oppo A3S Baik Baik Kurang 5. Asuz zenfone 2 Baik Baik Kurang  Hasil Pengujian Beta Pengujian beta adalah proses pengujian yang dilakukan langsung kepada pengguna, yaitu anak usia dini. Pengujian dilakukan dengan cara bermain dan belajar dengan alat bantu gambar dan dengan cara memainkan aplikasi permainan edukasi AR terhadap 5 kelompok objek yang masing-masing terdiri dari 10 jenis. Pengambilan sampel diberikan kepada 10 anak usia dini yang berumur 4 – 5 tahun. Pada Tabel 2 dan Gambar 8 disajikan hasil pengujian belajar dan bermain dengan gambar dan dengan permainan AR terhadap jawaban benar yang berhasil diperoleh. Tabel 2. Pengujian bermain dengan Gambar dan  Beramin dengan Augmented Reality No Kelompok Objek Dengan Gambar Dengan AR 1 Hewan 7 9 2 Buah 6 8 3 Sayuran 5 7 4 Alat Ukur 4 5 5 transportasi 5 7 6 Rata-rata 5.4 7.2      Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 101   Gambar 8. Pegujian dengan Gambar dan dengan AR  Kesimpulan  Melalui penelitian yang telah dilakukan dihasilkan kesimpulan bahwa teknologi Augmented Reality dapat berjalan dengan baik pada sampel beberapa perangkat android dengan spesifikasi minimul 1 Gb memory. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap pemain juga diperoleh pengingkatan kemampuan belajar sebesar 33.35% dari sampel 10 anak usia dini dengan 5 kelompok objek yang masing masing terdiri dari 10 jenis benda. Untuk penelitian selanjutnya dapat disarankan untuk melibatkan lebih banyak sampel pemain yang terdiri dari beberapa kelompok usia dan objek pembelajaran yang lebih bervariatif untuk memperoleh tingkat keakuratan hasil penelitian yang lebih baik.  Referensi  [1] Z. Trinova, “Hakikat Belajar Dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta Didik,”  Al-Ta lim J., vol. 19, no. 3, pp. 209–215, 2012, doi: 10.15548/jt.v19i3.55. [2] K. Z. Putro, “Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bermain,” Apl. J. Apl.  Ilmu-ilmu Agama, vol. 16, no. 1, p. 19, 2016, doi:  10.14421/aplikasia.v16i1.1170. [3] A. Aprilianto and W. Mariana, “Permainan Edukasi (Game) Sebagai Strategi  Pendidikan Karakter,” Nazhruna J. Pendidik. Islam, vol. 1, no. 1, pp. 139–158,  2018, doi: 10.31538/nzh.v1i1.47. [4] R. Lamrani, E. H. Abdelwahed, S. Chraibi, S. Qassimi, and M. Hafidi,  Gamification and serious games based learning for early childhood in rural areas,  vol. 929. Springer International Publishing, 2018. [5] F. Wahyuni and S. M. Azizah, “Bermain dan Belajar pada Anak Usia Dini,”  Al-Adabiya J. Kebud. dan Keagamaan, vol. 15, no. 01, pp. 161–179, 2020, doi:  10.37680/adabiya.v15i01.257. [6] A. S. Cahyaningtyas, “Pembelajaran Menggunakan Augment Reality Untuk  Anak Usia Dini Di Indonesia,” J. Teknol. Pendidik.  J. Penelit. dan Pengemb.  Pembelajaran, vol. 5, no. 1, p. 20, 2020, doi: 10.33394/jtp.v5i1.2850. [7] M. Maulidina, S. Susilaningsih, and Z. Abidin, “Pengembangan Game Based  Learning Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar,”  JINOTEP (Jurnal Inov. dan Teknol. Pembelajaran) Kaji. dan Ris. dalam Teknol.  Pembelajaran, vol. 4, no. 2, pp. 113–118, 2018, doi:  10.17977/um031v4i22018p113. [8] B. N. Pelealu, T. Afirianto, and W. S. Wardhono, “Pengembangan Game  Edukasi Mobile Augmented Reality untuk Membantu Pembelajaran Anak  dalam Membaca, Menulis, dan Berhitung,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu  Komput., vol. 3, no. 2, pp. 1492–1499, 2019. [9] S. Isabell Maleva, “Permainan Edukatif dalam Mengembangkan Kreativitas  Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain Jami’atul Quro’ Kota Magelang,” J.  Pendidik. dan Kebud., vol. 9, no. 2, pp. 95–106, 2017. [10] R. A. Rahman and D. Tresnawati, “Pengembangan Game Edukasi Pengenalan  Nama Hewan dan Habitatnya Dalam 3 Bahasa Sebagai Media Pembelajaran  Berbasis Multimedia,” J. Algoritm., vol. 13, no. 1, pp. 184–190, 2016, doi:  10.33364/algoritma/v.13-1.184.[11] A. V. Vitianingsih, “Game Edukasi Jurnal Mahajana Informasi. Vol. 6, No. 2, Desember 2021 e-ISSN : 2527-8290 102  Sebagai Media Pembelajaran PAUD,” J. Inf.,  vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2016. [12] S. Edwards, “Digital play in the early years: A contextual response to the problem of integrating technologies and play-based pedagogies in the early childhood curriculum,” Eur. Early Child. Educ. Res. J., vol. 21, no. 2, pp.  199–212, 2013, doi: 10.1080/1350293X.2013.789190. [13] Z. Nikiforidou, “Digital Games in the Early Childhood Classroom: Theoretical  and Practical Considerations,” Int. Perspect. Early Child. Educ. Dev., vol. 22, pp.  253–265, 2018, doi: 10.1007/978-981-10-6484-5_16. [14] M. Kebritchi and A. Hirumi, “Examining the pedagogical foundations of modern educational computer games,” Comput. Educ., vol. 51, no. 4, pp. 1729–1743, 2008, doi: 10.1016/j.compedu.2008.05.004. [15] “PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY SEBAGAI  MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA KULIAH KIMIA DASAR,” vol. IX, no. 1, 2015. [16] L. Hakim, “Pengembangan Media Pembelajaran Pai Berbasis Augmented  Reality,” Lentera Pendidik.  J. Ilmu Tarb. dan Kegur., vol. 21, no. 1, pp. 59–72,  2018, doi: 10.24252/lp.2018v21n1i6. [17] P. Ary and E. S. Wibowo, “APLIKASI AUGMENTED REALITY GAME  EDUKASI UNTUK PENGENALAN ORGAN TUBUH MANUSIA,” Angew.  Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., pp. 5–24, 1967. [18] M. Faqih, A. Kusumaningsih, and A. Kurniawati, “Penerapan Augmented Reality Pada Serious Game Edukasi Penyakit Gigi,” Simetris J. Tek. Mesin,  Elektro dan Ilmu Komput., vol. 9, no. 2, pp. 1033–1042, 2018, doi: 10.24176/simet.v9i2.2536. [19] J. Gibson, Introduction to Game Design, Prototyping, and Development: From  Concept to Playable Game with Unity and C#. 2014. [20] Y. A. Yuri Yudhaswana Joefrie, “TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY,”  JTT (Jurnal Teknol. Ter., vol. 1, no. 1, 2018, doi: 10.31884/jtt.v1i1.36. 

BELAJAR DAN BERMAIN PADA ANAK USIA DINI DENGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY

http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/7/article/download/2426/1697

BELAJAR DAN BERMAIN PADA ANAK USIA DINI DENGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

USM Indonesia E-journal (Universitas Sari Mutiara)