Analisis Senyawa Minyak Atsiri Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight.) dari Bekasi dan Lembang dengan Gc-Ms serta Aktivitas Antbakteri terhadap MRSA

Abstract

Latar belakang: Daun salam dari tempat tumbuh yang berbeda dilaporkanmengandung senyawa minyak atsiri yang berbeda. Minyak atsiri dengan senyawa mayor golongan aldehid, fenol, atau terpenoid dilaporkan memberikan aktivitas antibakteri. Daun salam secara tradisional telah digunakan sebagai antibakteri.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui senyawa mayor dalam minyak atsiri daun salam dari Bekasi dan Lembang, serta aktivitasnya terhadap MRSA. Metodologi: Minyak atsiri daun salam kedua daerah diperoleh dengan metode destilasi uap dan air. Setiap minyak atsiri diidentifikasi senyawanya dengan GCMS dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri MRSA dengan metode difusi cakram pada rentang konsentrasi 12-200µL/mL. Hasil penelitian: Rendemen minyak atsiri daun salam dari Bekasi dan Lembang secara berurutan adalah 0,03% dan 0,06%. Prediksi senyawa, dengan SI ≥ 90%, minyak atsiri daun salam dari kedua daerah memiliki persentase area puncak terbesar, yaitu senyawa aldehid, diikuti senyawa terpenoid. Rentang diameter zona hambat minyak atsiri daun salam dari Bekasi adalah 9,2-15,8 mm, sedangkan dari Lembang adalah 0 mm. Kesimpulan: Minyak atsiri daun salam dari Lembang memiliki 5 senyawa mayor dan 3 diantaranya sama dengan dari Bekasi, yaitu n-oktanal, cis-4-desenal, dan n-dekanal, namun dengan persentase area puncak yang berbeda. Minyak atsiri daun salam dari Bekasi dapat memberikan daya hambat terhadap MRSA, sedangkan yang dari Lembang tidak memberikan daya hambat

    Similar works