Architecture Department, Engineering Faculty, Universitas Diponegoro
Abstract
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang sudah sejak lama terkenal dengan industri pengolahanya seperti mebel dan ukiran kayu, makanan, konveksi, dan rokok. Saat ini Industri pengolahan terus berkembang dan menjadi sektor industri utama dalam menyumbang pendapatan daerah, dan mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Jepara. Sepanjang tahun 2018, nilai ekspor kerajinan mebel dan ukiran Jepara tercatat lebih dari US$190 juta, atau menyumbang 34,87 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara. Furnitur dari kayu, kerajinan kayu dan kerajinan tangan (handicraft), serta kayu olahan, merupakan kontributor terbesar PDRB untuk sektor industri pengolahan. Karena itu kerajinan mebel dan ukiran telah menjadi ‘trademark’, atau nafas kehidupan dan urat nadi pereonomian masyarakat Jepara (Kepala Disperindag 2019). Jumlah lokasi wisata di daerah Jepara sangat banyak, yakni sekitar 40 lebih wisata yang terdapat di kabupaten Jepara (BPS 2019). Menurut Bupati Jepara Dian Kristiandi di Jepara tahun 2019, “Kami optimistis sektor pariwisata akan menjadi lokomotif yang mampu menarik gerbong-gerbong sektor unggulan lain di Jepara.” Pada tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 1.7 juta wisatawan, kemudian tahun 2017 naik menjadi 2,2 juta wisatawan dan sepanjang tahun 2018 kunjungan wisata di Kabupaten Jepara mencapai 2,6 Juta wisatawan. Perkembangan ini tentu saja butuh fasilitas yang bisa mendukung dan memfasilitasinya. Salah satu fasilitas yang dapat mendukung Ekonomi di Bidang Pariwisata adalah Hotel