STUDY NARRATIVE REVIEW PERBEDAAN PENGARUH KINESIO TAPING DAN ULTRASOUND TERHADAP PENURUNAN NYERI DE QUERVAIN SYNDROME

Abstract

Pendahuluan : De Quervain Syndrome merupakan salah satu jenis dari gangguan musculoskeletal dimana gangguan ini mengenai tendon APL dan EPB yang berada pada wrist. Dalam penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia pada tahun 2019, menunjukkan bahwa terdapat 67% orang dari 354 sampel dengan aktifitas penggunaan tangan yang tinggi pada pekerja medis yang aktif menggunakan ponsel didapatkan hasil positif saat tes finkelstein yang menunjukkan adanya gangguan DQS. DQS sering terjadi pada orang-orang yang menunjukkan aktivitas menggunakan tangan secara berulang seperti pada pengendara motor, saat mencuci secara manual, pekerja pemasangan bagian-bagian mesin tertentu, pengrajin, bermain video game, penggunaan handphone dan sekretaris. Dalam menangani masalah ini, intervensi yang dapat digunakan diantaranya berupa pemberian conventional physical agents, latihan, dan manual therapy. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang baik dalam pengobatan menggunakan kinesio taping dan ultrasound, dan ada pula yang menunjukkan hasil yang sebaliknya. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh kinesio taping dan ultrasound terhadap penurunan nyeri pada kasus DQS. Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh kinesio taping dan ultrasound terhadap penurunan nyeri de quervain syndrome. Metode : Menggunakan metode narrative review. Pencarian jurnal di lakukan menggunakan 3 database (Google Scholar, PubMed, dan PEDro) dan pencarian secara manual dengan kurun waktu tahun terbit jurnal antara 20102020. Hasil : Ditemukan sebanyak 10 jurnal dengan intervensi utamanya berupa kinesio taping dan ultrasound. Kualitas dari studi yang di temukan di ukur menggunakan PEDro scale dengan rentang nilai 7-10. Mayoritas jurnal menunjukkan hasil yang signifikan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan DQS. Kesimpulan : KT dan US sama-sama memiliki pengaruh terhadap penurunan nyeri DQS. Namun KT menunjukkan hasil lebih baik dari rerata selisih pengukuran nyeri. Saran : Menggunakan intervensi KT untuk menurunkan nyeri DQS. Bagi peneliti selanjutnya mengembangkan metode narrative review dengan data yang lebih kompleks khususnya untuk wilayah Asia dan Indonesia

    Similar works