HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN
TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN
GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI
MAHASISWI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN 2020
Latar Belakang : Gangguan siklus menstruasi berdampak pada peningkatan risiko
penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara dan infertilitas. Gangguan siklus
menstruasi dapat disebabkan oleh aktivitas fisik dan kecemasan. Aktivitas fisik dan
kecemasan mahasiswi dapat disebabkan padatnya jadwal kuliah ,tuntutan proses
penyusunan tugas akhir ditambah tugas akhir yang harus diselesaikan satu semester.
Tujuan : Dapat diketahui hubungan tingkat aktivitas fisik dan tingkat kecemasan
dengan kejadian gangguan siklus menstruasi mahasiswi semester tujuh Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain deskriptif korelatif,
pendekatan cross sectional. Populasi seluruh mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan semester tujuh Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel
purposive random sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner GPAQ,
kuesioner HRS-A dan checklist gangguan siklus menstruasi. Analisis data
menggunakan chi-square.
Hasil : Tingkat aktivitas fisik sebagian besar mahasiswi adalah aktivitas fisik berat 26
responden (40,63%). Tingkat kecemasan sebagian besar mahasiswi adalah kecemasan
ringan 32 responden (50.00%). Siklus menstruasi sebagian besar mahasiswi adalah
siklus menstruasi tidak teratur 43 responden (67,20%). Hasil uji statistik chi square
tingkat aktivitas fisik dengan kejadian gangguan siklus menstruasi diperoleh nilai
signifikan 0,049, sedangkan hasil uji statistik chi square tingkat kecemasan dengan
kejadian gangguan siklus menstruasi diperoleh nilai signifikan 0,000.
Simpulan dan Saran : Terdapat hubungan tingkat aktivitas fisik dan tingkat
kecemasan dengan kejadian gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi semester
tujuh Prodi Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Remaja putri hendaknya
dapat mengenali gangguan menstruasi, sehingga dapat segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan untuk mencegah keparahan