Penetapan Kadar Kurkumin Metode HPLC dengan Variasi Metode Ekstraksi Maserasi dan Remaserasi Pada Ekstrak Rimpang Tanaman Kunyit (Curcuma domestica)

Abstract

Ekstraksi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menarik senyawa kurkumin pada tanaman kunyit (Curcuma domestica). Salah satu metode ekstraksi kurkumin yang umum digunakan adalah maserasi. Namun, metode maserasi memiliki kelemahan, untuk melakukan eksraksi yang efektif dibutuhkan waktu yang cukup lama. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan remaserasi dan untuk mengetahui keefektifan metode ekstraksi yang digunakan, dilakukan penetapan kadar kurkumin dengan instrumen HPLC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penetapan kadar kurkumin pada ekstrak etanol 96% rimpang kunyit yang diekstraksi dengan metode maserasi selama 12 jam dan metode remaserasi dengan total waktu 9 jam dengan pergantian pelarut setiap 3 jam. Sampel dipreparasi dengan pelarut metanol yang kemudian dianalisis dengan kondisi HPLC: fase gerak asetonitril:asam asetat glasial 1% dalam air (pH 2,660) 45:55 yang diatur isokratis, laju alir 1 mL/menit, suhu kolom 30°C, volume injeksi sampel 20 μL, detektor PDA pada panjang gelombang 190-800 nm dan waktu running 15 menit. Parameter validasi metode yang dilakukan adalah selektivitas (λmaks standar dan analit 427 nm; waktu retensi standar dan analit ±12,5 menit; resolusi sampel ±1,8), linearitas (y= 157248,21x -138875,27; r=0,9999), LOD (0,875 ppm), LOQ (2,653 ppm), akurasi (98,72%-99,57%), dan presisi (0,54%-1,15%) yang diketahui telah memenuhi spesifikasi. Kadar kurkumin ekstrak etanol 96% rimpang kunyit pada kelompok metode maserasi rata-rata adalah 21,175 ± 0,420 %b/b dan pada kelompok metode remaserasi rata-rata adalah 21,242 ± 0,177 %b/b, dimana hasil uji beda Mann-Whitney menunjukkan hasil p > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara ekstraksi kunyit dengan metode maserasi dan metode remaserasi

    Similar works