Penyusunan Rencana Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Untuk Produk Rendang Domba Kaleng di CV. Mitra Tani Farm, Kabupaten Bogor

Abstract

Daging merupakan sumber pangan hewani yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, memiliki umur simpan yang rendah dan rentan akan kontaminasi mikroorganisme. Salah satu pengolahan daging menjadi produk pangan yaitu mengolah dengan cara pengalengan. CV. Mitra Tani Farm merupakan perusahaan dalam bidang peternakan dan produk pangan. Salah satu produk pangan yang diproduksi yaitu rendang domba dalam kaleng. Produk tersebut memiliki resiko tinggi dalam keamanan pangan. Proses dari bahan hingga produk jadi perlu diperhatikan keamanan pangannya. Pemanasan yang tidak sesuai saat sterilisasi produk kaleng memungkinkan tidak semua bakteri mati. Sehingga hal ini perlu dicegah dan dikendalikan dengan penyusunan rencana Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk meningkatkan keamanan pangan produk. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan rencana HACCP pada produk rendang domba kaleng di MT farm. Dengan mengidentifikasi bahaya fisik, kimia dan biologi pada bahan maupun proses produksi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan HACCP yaitu pembentukan tim HACCP, deskripsi produk, identifikasi tujuan penggunaan produk, menyusun diagram alir proses, konfirmasi diagram alir proses, analisis bahaya, penentuan critical control point (CCP), penetapan batas kritis, penentuan sistem pemantauan, penetapan tindakan perbaikan, penetapan prosedur verifikasi, serta penetapan sistem dokumentasi dan pencatatan. Lalu memberikan rekomendasi perbaikan untuk penerapan HACCP. Hasil penelitian menunjukkan bahaya yang signifikan berupa bahaya biologi Clostridium botulinum pada proses exhausting, penutupan kaleng dan sterilisasi. Critical control point pada proses sterilisasi, dengan batas kritis yaitu suhu 110°C dan waktu selama 100 menit. Sistem pemantauan dilakukan pada proses sterilisasi di ruang produksi dengan termometer dan timer manual oleh operator retort. Tindakan perbaikannya dengan melakukan reject produk, analisis penyebab masalah dan malakukan perbaikan. Prosedur verifikasinya yaitu supervisor memeriksa laporan sterilisasi, kalibrasi termometer retort dan uji kecukupan panas pada alat. Serta sistem dokumentasi dengan membuat laporan pengecekan suhu dan pencatatan waktu proses sterilisasi. Rekomendasi yang disarankan yaitu pembuatan checklist pengecekan suhu

    Similar works