Modifikasi Rasio Kompresi Pada Sepeda Motor Yamaha Forceone Tahun 1993

Abstract

Masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor pribadi. Dulunya sepeda motor berteknologi 2 tak bertransmisi manual marak digunakan. Pada tahun 1993 pada bahan bakar premium masih didapati kandungan timbal (TEL) sehingga mesin tidak memerlukan kompresi tinggi. Indonesia sejak awal Juli 2006 sudah tidak menggunakan lagi timbal (TEL) sebagai aditif untuk meningkatkan Research Octane Number (RON) dalam pengolahan Premium 88 disejumlah kilang–kilang Pertamina dalam upaya mendukung program langit biru yang telah direncanakan pemerintah. Metode Rekayasa dilakukan pada Universitas Negeri Surabaya dengan cara melakukan pemaprasan pada cylinder head sepeda motor Yamaha Forceone Tahun 1993 yang semula kubah memiliki tinggi 5mm kemudian dilakukakan pemaprasan sebnyak 1mm sehingga tinggi kubah menjadi 4mm. diukur menggunakan pipet dan dihitung menggunakan rumus sehingga didapati rasio kompresi sepeda motor setelah dilakukan modifikasi pada ruang bakar. Kemudian dilakukan uji jalan untuk mengetahui performa motor setelah dilakukan modifikasi.Hasil dari Dengan meningkatnya kompresi pada sepeda motor Yamaha Forceone Tahun 1993 yang semula mempunyai rasio kompresi 7,1:1 kemudian setelah dilakukan modifikasi pada ruang bakar setelah diukur rasio kompresinya menjadi 10,2:1 celah antara piston pada saat berada pada titik mati atas dengan cylinder head menjadi semakin sempit sehingga campuran bahan bakar yang masuk dapat dikompresikan lebih baik dari pada saat belum dilakukan modifikasi sehingga menyebabkan partikel campuran bahan bakar menjadi lebih kecil dan proses pembakaran menjadi lebih baik sehingga terjadi peningkatan pada accelerasi sepeda motor, terbukti pada saat dilakukan uji jalan sepeda motor. Kata kunci : Yamaha Forceone, Rasio Kompresi, cylinder head

    Similar works