Masing-masing santri beda cita-cita. Ada yang ingin menjadi dokter, dosen, pendidik. Pula yang kiai, dan bahkan wartawan. Ada seorang santri yang hanya menjawab dengan jawaban sederhana namun transendental. "Aku gantungkan cita-citaku setinggi langit ke tujuh agar nanti jika jatuh tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi bisa nyantol pada apa yang ada pada takdir Allah SWT nantinya." Mengapa menjadi serius cita-cita itu dalam diri santri? Apa memang sudah menjadi tuntutan zaman sekarang? Padahal zaman akan terus berubah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Terlebih para futurolog telah memberikan gambaran masa depan perkembangan peradaban manusia akan masuk babak baru yaitu masyarakat 5.0