Tujuan pengabdian ini memperkenalkan Gerakan nasional non tunai sebagai anjuran Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 terkait penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik dicanangkan oleh pemerintah melalui BI.&nbsp; Para pelaku UMKM mengalami kendala saat bertansaksi dengan konsumen melalui aplikasi e-wallet. Hal ini menjadi permasalahan UMKM untuk menyediakan layanan non tunai dengan menyediakan QR Code untuk system pembayaran berbasis shared delivery channel pada instrument Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Metode pelaksanaan dengan memperkenalkan aplikasi e-wallet berbasis server QRIS kepada UMKM berserta cara penggunaan QRIS. Hasil wawancara menyebutkan bahwa QRIS bermanfaat dalam proses transaksi. Kesimpulan diperoleh bahwa kehadiran QR Code membantu proses transaksi serta keamanan dapat terjaga

Ali Imron

English

OJS Bajang Institute

 1463 J-Abdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021  http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI      ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)  SOSIALISASI GNNT MELALUI INSTRUMENT PEMBAYARAN BERBASIS QRIS PADA UMKM DIKOTA SERANG     Oleh Ali Imron  Program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Untirta E-mail: research082018@gmail.com    Article History: Received: 01-10-2021 Revised: 14-11-2021 Accepted: 25-11-2021    Abstract: Tujuan pengabdian ini memperkenalkan Gerakan nasional non tunai sebagai anjuran Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 terkait penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik dicanangkan oleh pemerintah melalui BI.  Para pelaku UMKM mengalami kendala saat bertansaksi dengan konsumen melalui aplikasi e-wallet. Hal ini menjadi permasalahan UMKM untuk menyediakan layanan non tunai dengan menyediakan QR Code untuk system pembayaran berbasis shared delivery channel pada instrument Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Metode pelaksanaan dengan memperkenalkan aplikasi e-wallet berbasis server QRIS kepada UMKM berserta cara penggunaan QRIS. Hasil wawancara menyebutkan bahwa QRIS bermanfaat dalam proses transaksi. Kesimpulan diperoleh bahwa kehadiran QR Code membantu proses transaksi serta keamanan dapat terjaga.  Keywords:  Non Tunai, Pembayaran  PENDAHULUAN Sistem dan instrument pembayaran mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan zaman dari masa kemasa sesuai dengan teknologi yang dimiliki. Mulai dari pembayaran barter, transaksi tunai seperti uang logam maupun uang kertas (uang kartal), transaksi keuangan lainnya seperti cek/bilyet giro hingga pembayaran melalui system internet.  Masyarakat mulai diperkenalkan kemudahan system transaksi keuangan melalui kartu ATM (Automated Teller Machine) yang dapat melakukan penarikan dan penyimpanan uang di mesin ATM. Namun dalam perkembangannya melalui mesin ATM terjadi kejahatan dunia maya atau sering disebut juga cibercrime (Dian Alan Setiawan, 2018),  disamping mesin atm  dengan resiko kehilangan, pencurian maupun perampokan serta resiko uang palsu terjadi pula pada uang kartal. Hal ini mendorong pihak Bank para pelaku IT membuat inovasi dalam pembayaran non tunai berbasis elektronik (Rachmadi Usman, 2017)  selain karena relative aman, transaksi lebih efektif dan efisien untuk produktifitas perekonomian. Edukasi dan sosialisai instrument transaksi elektronik sangat nyaman digunakan dalam GNNT. Gerakan yang dicanangkan ini secara resmi telah diresmikan pada Kamis, 14 Agustus 2014 dengan memberikan peran masing-masing oleh Gubernur BI memperkuat PP Nomor 82 tahun. 2012 1464 J-Abdi  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021    ISSN :  2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online) http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI   untuk penyelenggara otomatisasi Elektronik keuangan (Masitoh Indriani, Adhy Riadhy Arafah, 2014). Dengan penguatan ini GNNT transaksi keuangan, pebisnis dan institusi terkait menggunakan instrument non tunai. Era 4.0 serta era 5.0 juga diharapkan mensupport digitalisasi inklusi keuangan kearah yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan 48 payment service diperkenankan melakukan kegiatan transasksi non tunai melalui 14 perbankan serta terdapat 34 perusahaan non perbankan. Salah satu bentuk pembayaran yaitu seperti kartu debit/kredit, pembayaran wesel, melalui cek, maupun bank account, serta uang elektronik. Tahun 2019, berdasarkan data BI transaksi elektronik mencapai 95,75 triliun mengalami peningkatan dari 60,000 triliun ditahun 2018. Peningkatan tersebut dalam bentuk e-money berbasis server, pada  aplikasi e-wallet, dan bank account. Berdasarkan survey APJII serta data BPS ditahun 2018 setidaknya 171,17 Juta atau sekitar 64,8% penggunaa internet di indonesia, dimana 93,9% perangkat internet menggunakan smartphone. Perkembangan akses internet melalui perangkat genggam smartphone hal ini membuat instrument transaksi non tunai dengan basis server cenderung digunakan masyarakat seiring dengan society 4.0. Di awal tahun 2020 tepatnya bulan maret berdasarkan data BI terdapat 40 perusahaan menerbitkan E-money berbasis server. Hal ini menguatkan penggunaan e-wallet oleh konsumen sangat dominan dari pedagang yang menyediakan QR Code dalam system pembayaran, pada bulan Agustus 2019 BI meluncurkan system pembayaran berdasarkan basis SDC (shared delivery channel) sebagai media pembayaran dengan basis server QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).  Standarisasi pembayaran dengan menggunakan QRIS code terinstal pada gadget/smartphone yang terkoneksikan dengan internet melalui aplikasi, berupa e-wallet (diterbitkan oleh bank/non bank) yang digunakan sebagai instrumenberbass server berdasarkan izin dari BI dengan mode merchant payment. QR dapat di scan oleh konsumen melalui aplikasi sedangkan pedagang cukup menyediakan QR tersebut ketika bertransaksi melalui pemindaian smartphonedari berbagai arah baik vertical maupun horizontal (Sagayarani, 2017) dan (Novi Arianti, N. L., Sri Darma, G., & Mahyuni, 2019) Disamping instrument berbasis internet   serta mobile device menggunakan verifikasi pengamanan seperti PIN pada Hand Phone, komputer maupun untuk melakukan proprierrtary software bank untuk nasabah. Untuk mengatur stabilitas keuangan sesuai UUNomor 23 tahun 1999 (Murdadi, 2012), dimana BI berwenang menetapkan regulasi perizinan serta pengawasan tunai / non tunai, serta terus mengembangkan GNNT sebagai fasilitator, pengawasan serta regulatoryang mempengaruhi tingkat supply and demand.        ,  METODE  Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada 7-9 Desember 2020, kegiatan dilakukan pada UMKM yang baru dan berminat menerapkan QRIS diwilayah Kota Serang Propinsi Banten. Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:        1465 J-Abdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021  http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI      ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)                 Gambar 1. Prosedure pelaksanaan kegiatan   Gambar 2. Peserta Training of Trainee (ToT) Kegiatan ini dilakukan dengan arahan Koordinator BI Kantor Wilayah BI Perwakilan Banten, yang beralamat Jl. Raya Serang - Pandeglang No.KM.7, Sindangsari, Kec. Pabuaran, Kota Serang, di Kota Serang Propinsi Banten. Pemberian/pengenalan materi diberikan sekaligus praktek tentang  gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dalam hal ini QRIS. Langkah selanjutnya dilakukan dngan memberikan sosialisasi kepada pelaku UMKM di wilayah serang Kota dengan sasaran UMKM milenial yang berminat menerapkan QRIS. Langkah Selanjutnya adalah Penerapan Dilapangan dengan mengunjungi UMKM Milenial dengan mendaftarkan dan membimbing tata cara transakssi menggunakan QRIS ebagai penerapan GNNT. Dan yang terakhir adalah membuat laporan pengabdian pada masyarakat yang dituangkan kedalam output Jurnal.    Sosialisasi Kepada UMKM Baru di Kota Serang Pengenalan materi dan Praktek QRIS oleh BI KpW Banten  Penerapan lapangan QRIS  Ke UMKM Pelaporan/Jurnal  1466 J-Abdi  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021    ISSN :  2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online) http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI   HASIL   Hasil kegiatan ditunjukkan melalui beberapa gambar berikut, diantaranya adalah. Kegiatan pemberian materi melalui Training of Trainee (ToT) ditunjukkan dalam gambar 3 dan 4, diberikan oleh Manager dan Staf Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Bank Indonesia Provinsi Banten terhadap mahasiswa sebagai ajang untuk pengenalan kepada pelaku UMKM. Pemberian/pengenalan materi diberikan sekaligus praktek tentang  gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dalam hal ini Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Pemberian/pengenalan materi diberikan sekaligus praktek tentang  gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dalam hal ini QRIS gambar 4. Selanjutnya sosialisasi terhadap umkm yang dilakukan diluar gedung/taman terbuka untuk menjalin keakraban antara pemateri dan peserta pelaku UMKM gambar 5. Penerapan lapangan dengan memberikan tutorial langsung kepada pelaku UMKM di sekitar kota serang dilakukan secara sampling terhadap UMKM milenial yang memiliki potensi penggemar kaum milenial.  Gambar 3 acara saat Training of Trainee (ToT) berlangsung   Gambar 4. Pengenalan praktek  QRIS   1467 J-Abdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021  http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI      ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)   Gambar 5. Sosialisasi QRIS kepada UMKM  Setelah dilakukan sosialisasi peserta UMKM yang berminat langsung didaftarkan untuk melakukan penerapan QRIS, ditunjukkan dalam gambar 6. berikut.   Gambar 6. Penerapan QRIS kepada UMKM  DISKUSI  Pengelolaan UMKM perlu mendapatkan perhatian dari pemerint ah dan dan kalangan perguruan tinggi (Fisla Wirda, 2020). Sehingga diperlukan metode yang mudah dan sederhana agar masyarakat khususnya kalangan UMKM dapat menerapkan aplikasi pembayaran melalui QRIS. Metode yang digunakan dalam penelitian pengabdian ini adalah dengan cara menjelaskan tata cara pendaftaran dan penggunaan QRIS dalam transaksi pembayaran. Penerapan Sistem Pembayaran non tunai melalui QRIS, dilakukan dengan perangkat handphone bias dilakukan berbagai akses. Komponen yang dibutuhkan dalam transaksi QRIS hanyalah smartphone yang dapat memindai QR Code, melalui kuota internet, 1468 J-Abdi  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021    ISSN :  2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online) http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI   aplikasi pembayaran, serta saldo yang tersedia di aplikasi pembayaran. Sebelum transaksi dimulai, merchant wajib menyediakan perangkat aplikasi pembayaran, dengan menyediakan QR-code di outlet toko dengan posisi QR-code memudahkan untuk dipindai oleh konsumen melalui aplikasi di-smartphone yang dimiliki. Berikut metode Transaksi setelah QR - IS.   Gambar 7 Transaksi menggunakan QRIS   Digital payment merupakan sistem transaksi digital dengan sistem jaringan komputer dan sistem digital (Puspita, 2019). E-money terjadi bila institusi pemberi uang dilakukan dengan cara digital. Berdasarkan Jenisnya E-money dapat ditinjau melalui media yang digunakan (Mugni, N. N., & Rikumahu, 2019). a. E-money berdasarkan chip • E-money berbasis chip memiliki nominal uang yang tertera pada kartu transaksaksi online. • E-money digunakan untuk transaksi pembayaran tol  b. E-money  berdasarkan basis server • E-money menyimpan sejumlah nominal uang diterbitkan oleh aplikasi server   • Penggunaannya secara on-line • Transaksi Pembayaran digunakan untuk nominal kecil. Transaksi pada E-money dengan basis chip memiliki sifat memanfaatkan saluran distribusi seperti pada sistem transaksi ATM, EDC, Mobile Banking, Internet banking, QR Code.   Transaksi berdasarkan ketentuan Bank Indonesia ditujukan untk transaksi domestik dan asosiasi pada system pembayaran yang ada di Indonesia. Adapun standar internasional seperti EMV dijadikan patokan dalam menyusun QRIS. Terobosan baru BI hasil kerja sama Asosiasi pada Sistem Pembayaran yang dikenal dengan (ASPI) ini ditujukan mewujudka  1469 J-Abdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021  http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI      ISSN: 2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online)  transaksi efektif dan Efisien. Sehingga BI menekankan kewajibanpara penyedia layanan transaksi non tunai untuk selalu menggunakan QRIS. Keberadaan QR ini berupaya sebagai penyediaan penyelenggaraan Jasa pada Pembayaran dengan basis QR melalui satu QR-code. Artinya, meskipun aplikasi pembayaran digital yang digunakan oleh konsumen berbeda-beda. Namun pihak toko cukup menyediakan satu QR Code saja. Tidak dipungkiri sekarang terdapat berbagai jenis aplikasi pembayaran yang aktif digunakan masyarakat Indonesia bahkan, sekarang ini sudah terdapat 38 e-wallet memperoleh lisensi resmi pemerintah. Hal Ini menunjukan kehidupan masyarakat sosial dengan penggunaan uang secara elektrik semakin meluas hanya dengan satu kode QR nasional. BI sendiri mengusung tema semangat UNGGUL (universal, gampang,untung dan langsung) (ANAM, 2020) dari adanya QRIS yaitu : a. Universal,  untuk mengikutsertakan seluruh  masyarakat untuk dapat menggunakan didalam maupun diluar negeri. b. Gampang, yaitu mudahnya transaksi dilakukan dengan secara aman melalui smartphone c. Untung, secara  Efisien satu Kode QR dapat digunakan kesemua aplikasi d. Langsug , dimana transaksi dapat dilakukan secara cepat diakses tanpa hambatan   Mekanismenya dapat dilakukan pelanggan dengan QR Code Merchant pada outlet yang dipasang di setiap toko/umkm dengan men-scan QR. Terdapat dua bentuk QR Code Merchant Presented Mode dan Customer Presented Mode. Kedua mekanisme QR Code yang dimiliki konsumen dapat digunakan oleh setiap orang. Konsumen dapat menginstal aplikasi pembayaran yang diinginkannya agar terpasang pada telephone seluler dan mengisi saldo untuk bertransaksi. Merchant akan men-scann QR Code yang ditunjukkan melalui smartphone konsumen.   KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengenalan dan penerapan QRIS yang dilakukan kepada UMKM dapat meningkatkan persaingan di tengah-tengah kecanggihan teknologi informasi, dimana layanan pembayaran dapat dilakukan dengan memberikan barcode QRIS yang tertera pada tempat pembayaran UMKM melalui Handphone yang dimiliki pembeli. Hal ini seiring dengan pekembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat yang harus diikuti oleh pedagang. Keberadaan QRIS membantu para pedagang untuk meningkatkan pelayanan secara cepat tepat (tanpa melakukan penukaran uang) sehingga aktifitas lainnya dapat dikendalikan serta keamanan bertransaksi yang akhirnya pendapatan para pedagang meningkat. Pedagang tidak perlu mempersiapkan banyak produk QR Code di tokonya, cukup hanya menyediakan satu QRIS dapat menerima semua transaksi dari berbagai instrument pembayaran berbasis server.  PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENTS  Ucapan terima kasih penulis atas berlangsungnya pengabdian ini baik secara langsung maupun tidak langsung ditujukan kepada Bank Indonesia Kantor Perwakilan Banten, UMKM di wilayah Kota Serang, dan Para Mahasiwa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Prodi Keuangan dan Perbankan.   1470 J-Abdi  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat  Vol.1, No.7, Desember 2021    ISSN :  2797-9210 (Print) | 2798-2912(Online) http://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI   DAFTAR REFERENSI  [1] ANAM, M. S. (2020). . URGENSI TRANSAKSI NONTUNAI SEBAGAI MODEL PEMBAYARAN YANG AMAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19. Minda Mahasiswa Indonesia: Antisipasi Resesi dan Krisis Pangan Akibat Pandemi, 15. [2] Dian Alan Setiawan. (2018). PERKEMBANGAN MODUS OPERANDI KEJAHATAN SKIMMING DALAM PEMBOBOLAN MESIN ATM BANK SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBERCRIME). Jur, 16(2), 174–191. [3] Fisla Wirda . (2020). Penguatan daya saing UKM pada usaha makanan Khas Daerah Sumatera Barat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat DINAMISIA, 4(4). [4] Masitoh Indriani, Adhy Riadhy Arafah, F. N. I. (2014). IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2012 SEBAGAI UPAYA NEGARA MENCEGAH CYBERCRIME DALAM SISTEM TRANSAKSI ELEKTRONIK. Yuridika, 29(3), 220–345. [5] Mugni, N. N., & Rikumahu, B. (2019). .Analisis Niat Perilaku Penggunaan E-Money Berbasis Chip Menggunakan Model Modifikasi UTAUT (Studi Kasus Pada Pengguna Flazz E-Money Di Kota Bandung). Jurnal Mitra Manajemen. Jurnal Mitra Manajemen, 3(5), 614-627. [6] Murdadi, B. (2012). . Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru yang Memiliki Kewenangan Penyidikan. VALUE ADDED| MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS,. 8((2).). [7] Novi Arianti, N. L., Sri Darma, G., & Mahyuni, L. P. (2019). Menakar Keraguan Penggunaan QR Code Dalam Transaksi Bisnis. Jurnal Manajemen Bisnis, 16(2), 67–78. [8] Puspita, Y. (2019). “Analisis Kesesuaian Teknologi Penggunaan Digital Payment Pada Aplikasi Ovo.” Jurnal Manajemen Informatika, 9(2), 121-128. [9] Rachmadi Usman. (2017). 'Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran’. Yuridika, 32(1), 134. [10] Sagayarani, D. (2017). Digital payments in India. In International Conference on Paradigm Shift in taxation, accounting, finance and Insurance. IOSR Journal of Business and Management, 28–23.    

SOSIALISASI GNNT MELALUI INSTRUMENT PEMBAYARAN BERBASIS QRIS PADA UMKM DIKOTA SERANG

https://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI/article/download/549/487

SOSIALISASI GNNT MELALUI INSTRUMENT PEMBAYARAN BERBASIS QRIS PADA UMKM DIKOTA SERANG

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

OJS Bajang Institute