MAKNA TRADISI PUASA NGROWOT DI PONDOK PESANTREN DARUL’ULUM DUSUN RASAU, KECAMATAN PEMAYUNG, KABUPATEN BATANG HARI

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap keunikan Tradisi Puasa Ngrowot di Pondok Pesantren Darul’Ulum, yang saat ini masih menjalankan tradisi tersebut sekalipun di era modern ini. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif dengan bersifat lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Sedagkan teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis data Miles dan Hiberman yang berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian penulis adalah bahwa Puasa Ngrowot merupakan akulturasi antara Agama Islam dengan budaya Jawa, bentuk pelaksanaannya adalah dengan menahan diri untuk tidak makan makanan yang berasal dari beras. Lama pelaksanaanya adalah minimal satu tahun dengan syarat sudah mendapatkan ijazah dari Kyai secara langsung. Puasa Ngrowot banyak memberikan manfaat dan dampak yang baik bagi pelakunya diantaranya: dapat memberikan ketenangan jiwa karena senantiasa bersyukur dan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, serta mempermudah dalam menerima ilmu yang diberikan oleh para ustadz dan ustadzah. Para pelaku puasa Ngrowot memaknai puasa Ngrowot sebagai bentuk dari tirakat serta keprihatinan yang dapat melatih jiwa berzuhud mengurangi nikmat duniawi. Puasa Ngrowot yang dilakukan di Pondok Pesantren ini tidak menyimpang dari ajaran Agama Islam meskipun tidak merupakan puasa sunnah yang ada dalam Islam tetapi ijazah, niat, dan amalannya sesuai dengan syariat Agama Islam. Akhirnya penulis merekomendasikan kepada santri dan santri wati untuk senantiasa melestarikan tradisi puasa Ngrowot ini dan diniatkan karena mengharap ridho Allah SWT

    Similar works