'Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD)'
Doi
Abstract
ABSTRACT The Effect of Using Permanent Planting Holes on Vegative and Generative Growth of Corn in Dryland with Dry Climate. The assessment of maize cultivation using permanent planting holes in dry land, rocky and dry climates executed in Kupang District involving 24 farmers of the Tunas Muda farmer group, from November 2018 to February 2019. The assessment aims to know the effectiveness of using permanent planting holes in maize cultivation in dry land, rocky and dry climate, using Lamuru varieties. Permanent planting holes filled with 7 kg of compost and soil mixed, covered with straw. Each hole filled with one seeds, spacing of 40 x 40 x 80 cm. In the conventional way, it is not fertilized, with 2 seeds each holes, spacing 40 x 80 cm. Observed vegetatif parameter, focusing on plant height (cm), growth rate (%), and root length (cm). Plant height measurements once every 2 weeks, while root length was measured after the plants were harvested at 107 dap. The generative parameters measured were maize cob length (cm), cob circumference (cm), number of cob, and dry shell weight (g). Based on the different test (t student), it is known: all vegetative and generative growth parameters of maize planted in permanent holes show higher performance and are statistically significantly different compared to obtained from conventional maize planting. The use of permanent planting holes in maize cultivation in dry land, and dry climates where rocky soils are more effective, can increase maize productivity.Key words: maize, lamuru, permanent planting holes, dry land, dry climate ABSTRAK Pengkajian budidaya jagung menggunakan lubang tanam permanen di lahan kering beriklim kering dan berbatu-batu, telah dilakukan di Kabupaten Kupang melibatkan 24 orang petani anggota kelompok tani Tunas Muda, pada November 2018 sampai Februari 2019. Tujuan pengkajian untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan lubang tanam permanen dalam budidaya jagung di lahan kering iklim kering yang berbatu-batu. Jagung yang ditanam, varietas Lamuru. Lubang tanam permanen diisi kompos 7 kg dicampur tanah kemudian ditutup jerami. Tiap lubang diisi satu butir benih jagung, jarak tanam 40 x 40 x 80 cm. Pada cara konvensional, tidak dipupuk, karena struktur tanahnya berbatu-batu. Tiap lubang tanaman diisi 2 butir benih, jarak tanam 40 x 80 cm. Parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati, fokus pada tinggi tanaman (cm), laju pertumbuhan tinggi tanaman (%), dan panjang akar (cm). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan 2 minggu sekali, sedangkan panjang akar diukur setelah tanaman dipanen pada umur 107 HST. Parameter generatif yang diukur adalah panjang tongkol (cm), lingkar tongkol (cm), jumlah tongkol (buah), dan berat pipilan kering (g). Berdasarkan uji beda (t student), diketahui: semua parameter pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman jagung yang ditanam pada lubang permanen menunjukkan keragaan yang lebih tinggi dan secara statistik berbeda nyata dibandingkan dengan parameter vegetatif dan generatif yang diperoleh dari lubang tanam jagung konvensional. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan lubang tanam permanen pada budidaya jagung di lahan kering iklim kering yang tanahnya berbatu cukup efektif, mampu meningkatkan produktivitas jagung.Kata kunci: jagung, lamuru, lubang tanam permanen, lahan kering, iklim kerin