Pengelolaan Ekosistem Rawa Lebak di Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah

Abstract

Meander ruas bekas sungai sebagai hasil dari normalisasi Sungai Bengawan Solo pada tahun 1994-1996 memiliki karakteristik seperti rawa lebak. Ruas bekas sungai yang berbentuk meander ini menjadi tempat penampungan limpasan air daerah sekitarnya dan menjadi sumber irihasi saat musim hujan. Keberadaan rawa lebak ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga, yaitu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Tindakan ini apabila tidak mendapat perhatian, akan menyebabkan banjir pada daerah sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan agar rawa lebak dapat lebih produktif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik rawa lebak, menentukan kelas kemampuan lahan rawa lebak, dan arahan pengelolaannya. Penelitian ini menggunakan metode Kelas Kemampuan Lahan. Parameter yang digunakan dalam penentuan tingkat kelas kemampuan lahan adalah data curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, drainase, kedalaman efektif tanah, adanya erosi, kerikil/batuan, banjir, neraca air, dan kapasitas infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik rawa lebak memiliki tipe lebak tengahan dengan tinggi genangan 50-100 cm dengan waktu tergenang adalah 3-6 bulan setiap tahunnya. Neraca air memiliki tingkat surplus selama 7 bulan, dan mengalami defisit selama 5 bulan. Kelas kemampuan lahan rawa lebak berupa Kelas Vw-1 yaitu dengan hambatan utama berupa genangan atau kelebihan air. Pengelolaan ekosistem dan pemanfaatan rawa lebak dilakukan dengan budidaya pertanian dengan menggunakan sistem surjan dikombinasikan dengan mina padi pada musim penghujan. Kata Kunci: Tutupan Lahan; Rawa Lebak; Kelas Kemampuan Lahan; Neraca Air; Sistem Surja

    Similar works