Perawatan periodontal pasca abses periodontal

Abstract

Abses periodontal merupakan abses pada jaringan periodontal yang menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, dan mengakibatkan gigi goyang dan terlepas ketika tidak dirawat. Abses periodontal merupakan kasus kedaruratan terbanyak ke 3 dalam kedokteran gigi. Kondisi ini dapat kambuh apabila tidak dilakukan perawatan pasca abses. Studi kasus ini bertujuan untuk memaparkan tindakan pasca perawatan abses periodontal dalam meminimalkan kekambuhan abses dan mempertahankan gigi selama mungkin dalam rongga mulut. Pasien 45 tahun mengeluhkan gusi belakang kiri atas sakit sekali sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan intra oral menunjukkan pembengkakan gingiva sisi bukal dan palatal gigi 26, gingiva berwarna merah, mengkilat, dan terdapat pus di palatal. Oral Hygiene Index (OHI) sedang dengan kalkulus subgingiva. Pengukuran Probing Depth (PD) gigi 26 menunjukkan poket 6 mm di mesial, 3,5 mm di palatal, serta gigi mengalami kegoyangan derajat 3. Radiograf periapikal menunjukkan terdapat kerusakan tulang alveolar gigi 26. Kunjungan pertama dilakukan scaling, spooling dengan hidrogen peroksida (H2O2) diikuti dengan salin, dan medikasi dengan klindamisin, ibuprofen, dan vitamin B kompleks. Seminggu kemudian masih tampak abses yang berkurang di palatal, dan dilakukan splinting pada oklusal gigi 26. Setelah satu minggu dilakukan aplikasi bone graft. Kontrol pasca 1 minggu menunjukkan kondisi pasien tanpa keluhan dengan pemeriksaan intra oral gingiva mulai berwarna pink tanpa pembengkaan di palatal dan tanpa kegoyahan gigi. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah pemberian obat saja tidak cukup adekuat untuk perawatan abses periodontal, harus dilakukan perawatan selanjutnya untuk memperoleh hasil yang maksimal

    Similar works