Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang
Abstract
Background: Rinse or rice water lyri and whey tofu is a waste generated by many households and home industries are thrown away. Whereas this waste is still a lot of nutrients that still exist such as carbohydrates, proteins, and vitamins. Waste lerri and whey know this can still be utilized to nata by using bacteria Acetobacter xylinum, so it is expected can also increase economic value of society. Objective: To know the effect of whey tofu substitution on thickness, nutrient content and vitamin B1 nata de lerri. Method: This research is purely experimental, using Completely Randomized Design (RAL) consisting of 5 treatments and each repeated 3 times. Where the free variable is media formula nata, namely rice water washing medium (lerri) and whey knows F1 (100: 0)%; F2 (75: 25)%; F3 (50: 50)%; F4 (25: 75)%; F5 (0: 100)%. The dependent variable is nata thickness, nata nutritional value (moisture content, crude protein content, coarse fiber content, vitamin B1) and organoleptic receiving power. Result: In this research there are five formula of nata de lerri substitution whey know that do. But in practice 2 formulas did not work, namely F4 and F5, because the product remains liquid and cloudy white. This is possible fungal contamination that occurs due to a technical error (less sterile). For thickness nata de lerri, the highest result is the formula F1 with a thickness of 1 cm and the lowest F3 with a thickness of 0.5 cm. But for the results of testing the water content, ash content and highest crude protein content is F3 with a water content value 99.93%, ash 0.34%, crude protein content 1.35%. But from the test results of vitamin B1 all formula and water lerri not detected, this is possible because of the error of the test equipment.Latar Belakang: Air cucian beras atau lerri dan whey tahu merupakan limbah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga dan industri rumahan yang dibuang begitu saja. Padahal pada limbah ini masih banyak kandungan nutrisi yang masih ada seperti karbohidrat, protein, serta vitamin. Limbah lerri dan whey tahu ini masih bisa dimanfaatkan menjadi nata dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga diharapkan dapat juga meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Tujuan: Mengetahui pengaruh substitusi whey tahu terhadap ketebalan, kandungan gizi dan vitamin B1 nata de lerri. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental murni, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Dimana yang menjadi variabel bebasnya adalah formula media nata, yaitu media air cucian beras (lerri) dan whey tahu F1 (100:0)%; F2 (75:25)%; F3 (50:50)%; F4 (25:75)%; F5 (0:100)%. Variabel terikatnya adalah ketebalan nata, nilai gizi nata (Kadar air, kadar protein kasar, kadar serat kasar, vitamin B1) dan daya terima organoleptik. Hasil: Pada penelitian ini terdapat lima formula nata de lerri substitusi whey tahu yang dilakukan. Namun pada pelaksanaannya 2 formula tidak berhasil, yaitu F4 dan F5, karena produk tetap cair dan berwarna putih keruh. Hal ini dimungkinkan adanya kontaminasi jamur yang terjadi karena kesalahan teknis (kurang steril).Untuk ketebalan nata de lerri, hasil yang paling tinggi adalah formula F1 dengan ketebalan 1 cm dan terendah F3 dengan ketebalan 0,5 cm. Namun untuk hasil pengujian kadar air, kadar abu serta kadar protein kasar yang paling tinggi adalah F3 dengan nilai kadar air 99,93%, kadar abu 0,34%, kadar protein kasar 1,35%. Namun dari hasil pengujian kadar vit B1 semua formula dan air lerri tidak terdeteksi, hal ini dimungkinkan karena adanya kesalahan alat uji