Abstract:
Introduction: The implementation of disaster preparedness does not only involve the government, but also involves the community and health workers. Nurses have a very big role in preparing for and dealing with the community in the face of a disaster. This study aims to determine the role of nurses in flood disaster management in Kota Baru, Rukun Lima and Nanga panda sub-districts. Methods: This study used a descriptive method, with a total sample of 42 nurses who were selected purposively. The instrument used was a nurse role questionnaire consisting of 8 statements of pre-disaster, 9 statements of disaster during the disaster and 6 statements of post-disaster. Results: From the data analysis, it was found that the role of nurses in disaster management was still in the poor category, namely the pre-disaster 88%, 76% intra- disaster and 81% post-disaster. Conclusion: Nurses who are prepared for disasters can be assisted in physical, mental, and emotional care efforts. As an initial step towards disaster preparedness, the government needs to develop an adequate education, training and financing system so that existing nursing personnel do not become redundant but are maximally useful.
Abstrak:
Pendahuluan: Penerapan kesiapsiagaan bencana tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat dan petugas kesehatan. Perawat memiliki peran yang sangat besar dalam mempersiapkan maupun menangani masyarakat saat menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Wilayah Kecamatan Kota Baru, Rukun Lima dan Nanga panda. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang perawat yang dipilih secara purposive. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner peran perawat yang terdiri dari pra bancana 8 pernyataan, saat bencana 9 pernyataan dan pasca bencana 6 pernyataan. Hasil: Dari analisis data didapatkan hasil bahwa Peran Perawat dalam penanggulangan bencana masih berada pada kategori kurang yaaitu tahap pra bencana 88%, intra bencana 76% dan post bencana 81%. Kesimpulan: Perawat yang dipersiapkan untuk menghadapi bencana bisa diperbantukan dalam upaya perawatan fisik, mental, dan emosional. Sebagai langkah awal kesiapsiagaan bencana, pemerintah perlu mengembangkan sistem pendidikan, pelatihan, dan pembiayaan yang memadai sehingga tenaga keperawatan yang ada tidak menjadi mubazir tetapi berguna secara maksimal.