research

MAKNA HUBUNGAN PELAKU DAN RUANG PADA KAWASAN KONSERVASI (STUDI KASUS : KAWASAN BRAGA BANDUNG)

Abstract

Kota bagaikan mahluk hidup yang berawal dari lahir, tumbuh, berkembang, dan bila tidak dipelihara kota tersebut berpeluang untuk mati atau ditinggalkan penggunanya, yang selanjutnya suatu kota akan memiliki kawasan bersejarah. Kawasan bersejarah tersebut kelak akan menjadi kawasan yang memberikan makna tersendiri bagi kota tersebut. Kota yang baik adalah kota yang memiliki keberlanjutan tahapan pembangunan, dengan keberlanjutan tahapan tersebut, sejarah pembentukan kota dapat dinikmati. Tahapan keberlanjutan tersebut pada dasarnya berupa kawasan-kawasan bersejarah yang pembentukannya cenderung berurutan, yang selanjutnya menjadikan kota sebagai lintasan cerita yang dapat dilihat dan dirasakan berupa arsitektur kota (urban architecture). Arsitektur kota yang dimaksud adalah arsitektur kota yang khas, yang mana terjadi hubungan timbal balik antara masyarakat sebagai pelaku pada kawasan tersebut dengan ruang sebagai wadah aktivitasnya. Dalam perkembangannya, kota-kota tersebut berkembang meninggalkan embrio kotanya. Dengan adanya perkembangan tersebut, kawasan-kawasan yang berada diluar embrio kota menjadi kawasan yang lebih berkembang daripada embrio kotanya. Oleh karenanya embrio kota yang merupakan kawasan bersejarah cenderung ditinggalkan masyarakatnya dan kurang mendapat perhatian, sehingga akhirnya bila tidak dilestarikan akan menjadi kawasan yang tingkat kualitas lingkungannya menurun bahkan bisa menjadi kawasan mati

    Similar works