Artemisia cina merupakan salah satu species dari genus Artemisia yang mengandung metabolit sekunder berupa artemisinin. Mengingat rendahnya kandungan artemisinin, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan metabolit sekunder. Upaya untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder yaitu dengan memberikan cekaman kekeringan dan penggunaan tanaman poliploid. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan tanaman Artemisia cina poliploid. Penelitian ini dilakukan di shading house Salib Putih dan analisis jaringan dilakukan di laboratorium fisiologi tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan faktor pertama cekaman kekeringan dan faktor kedua genotipe. Perlakuan cekaman kekeringan dilakukan tanpa cekaman (C0), cekaman 2 minggu sebelum panen (C2), cekaman 4 minggu sebelum panen (C4) dan cekaman 6 minggu sebelum panen (C6) dengan memberikan air sebanyak 50% kapasitas lapang (KL). Perlakuan genotipe menggunakan 2 genotipe Artemisia cina poliploid hasil induksi zat pengatur tumbuh (ZPT) (genotipe S dan T) serta 1 genotipe Artemisia cina diploid (genotipe Diploid Lapangan (DL)). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan 50% KL tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan C6 memiliki tinggi tanaman, berangkasan kering akar dan berangkasan kering tajuk lebih tinggi dari perlakuan cekaman lainnya. Akan tetapi, perlakuan C6 memiliki kerapatan stomata dan total klorofil lebih rendah dibandingkan perlakuan C0. Perlakuan genotipe DL memberikan hasil signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Genotipe S dan T (tanaman poliploid) tidak saling menunjukkan perbedaan yang nyata pada parameter pertumbuhan, namun memberikan hasil yang lebih tinggi dari genotipe DL (tanaman diploid).