254 research outputs found

    IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION IN BUILDING SCHOOL CULTURE

    Get PDF
    This research aims to find out about the implementation of character education in building school culture. The research was conducted at elementary schools in Sambas Regency with representation of a number of elementary schools from several sub-districts in Sambas Regency. The data were collected by combining quantitative and qualitative approaches, with data collection techniques using interviews, FGDs and questionnaires. The qualitative data analysis used the interactive analysis technique of Miles and Huberman, while the quantitative data analysis used factor analysis and percentage. The results showed that in general the implementation of character education in building school culture in the Sambas Regency elementary schools in several dimensions was well implemented. However, in certain parts, especially in the dimensions of the program and evaluation, it has not been fully actualized as expected. Meanwhile, school culture as a whole has developed well, especially in the dimensions of disciplinary culture, exemplary culture and culture of order and cleanliness. These three dimensions of culture are the fundamental foundation of building school culture. In the disciplinary culture dimension, the biggest contribution is to hold the midday prayer in congregation, while in the dimension of order and cleanliness culture, the biggest contribution is to hold a school ceremony.Key words: Character Education, School Cultur

    TEACHER PROFESSIONAL DEVELOPMENT IN THE PERSPECTIVE OF TECHNOLOGY PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE THEORETICAL FRAMEWORK

    Get PDF
    Teacher development is an ongoing process through which teachers keep growing with their capabilities. They must be adaptive to the demands of changing times and open to self-professional development. Today, teacher development is challenged to develop not only mastery of science and teaching abilities but also technology. In the perspective of Technology Pedagogical Content Knowledge (TPACK), the meeting of these three competence dimensions can be further divided into seven sub-competencies: technological knowledge, pedagogical knowledge, knowledge of course content, technological pedagogical knowledge, technological content knowledge, pedagogical content knowledge, and technological pedagogical content knowledge. This paper ends with pedagogic implications for teacher professional development that demands high quality and perceived as valuable

    Meningkatkan Keterampilan Bertanya Guru IPS Melalui Supervisi Kunjungan Kelas Pada Sekolah Binaan di Kabupaten Kubu Raya

    Get PDF
    Penelitian ini berangkat dari latar belakang masih ditemukan rendahnya  keterampilan bertanya guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui pada saat peneliti mengadakan supervisi kunjungan kelas. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan bertanya guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan bentuk pendekatan deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan  dari siklus ke siklus.  Prosedur  pelaksanaan penelitian terdiri dari tahap : (1)  Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi  dan (4) Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  melalui supervisi kunjungan kelas   dapat meningkatkan keterampilan bertanya guru dalam kegiatan proses pembelajaran, Pada siklus pertama rata-rata  nilai  perolehan 33,33%, sedangkan siklus kedua rata-rata 72,21%  terjadi peningkatan  dari  siklus satu  ke siklus dua sebesar 38,88% Kata kunci:   Keterampilan Bertanya,  Guru, dan  Supervisi  Kunjungan Kelas

    KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DALAM MENULIS EKSPOSISI DI PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis eksposisi mahasiswa Program Studi S-1 Pariwisata yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dan yang diajar tanpa menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write; (2) keefektifan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam pembelajaran menulis eksposisi mahasiswa Program Studi S-1 Pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Randomized Control Group Pretest – Posttest Design. Populasi adalah seluruh mahasiswa Program Studi S-1 semester 2 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan metode nontes berupa penugasan menulis eksposisi. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan pada hasil pembelajaran menulis eksposisi mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write dan mahasiswa tanpamenggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) di kelas postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 0,050. (2) Model pembelajaran Think-Talk-Write efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis eksposisi

    MINAT MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG-PAUD FKIP UNTAN PONTIANAK

    Get PDF
    Interest in reading is not something to be born just like that in a person, but something that belongs to someone for granted, but is something that can be developed. The general objective of this study was to determine the interest in reading students of PG-PAUD FKIP Untan. The results obtained from the research that is done on aspects of the feeling of pleasure with reading activities, students who receive a lower category, namely 11, 26%, being 33.52% and the category is quite high at 36, 54%. Higher category obtained a percentage of 18.68%. That means a low student interest in reading for pleasure with the feelings aspects of the activity of reading. For the aspects of awareness of the importance of reading, students who receive lower categories, namely 9.07%, 12.64%, and the category was quite high at 36.95%. For high category obtained percentage of 41.35%. Judging from the above data, the percentage of these were included in the analysis. Aspects aspects of attention to the activities of students obtained reading books that fall within the low at 7.56%, currently 27.05%, and the category is quite high at 50.13%. Judging from the percentages then being included in the analysis. It can be concluded that the interests of students Prodi PG-PAUD FKIP Untan still low. It is strongly advised Prodi PG-PAUD students in general and students of PG-PAUD force in 2013 specifically to continue to increase interest in reading by way penchant frequently visit the campus library and local libraries to read anything what

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS BERBASIS AUGMENTED REALITY BAGI SISWA SMK KELAS X

    Get PDF
    Pendidikan merupakan usaha nyata dan terstruktur dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi yang dimikilinya. Proses pembelajaran juga memiliki peran penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran diantara dengan menggunakan media pembelajaran karena dapat menjadi perantara antara pendidik dan peserta didik, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengembangkan media pembelajaran berbasis AR untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dipadukan dengan model pengembangan produk ADDIE. Subjek uji media dilakukan terhadap siswa kelas X dengan metode SUS serta dilakukan uii coba ahli media dan ahli materi dengan pengumpulan data yang menggunakan angket. Media pembelajaran berbasis AR memperoleh hasil penilaian dari siswa dengan skor 78 dengan kriteria acceptable, sedangkan ahli media diperoleh rata-rata koefisien V sebesar 0,84 dengan hasil reliabilitas 0,880 dan dinyatakan reliabilitas kuat.. Ahli materi diperoleh rata-rata koefisien sebesar 0,94 dan hasil reliabilitas dengan nilai 0,815 dengan kriteria reliabilitas kuat. Sehingga dinyatakan media pembelajaran Dasar Desain Grafis berbasis Augmented Reality layak diimplementasikan untuk siswa

    PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI BERBASIS KARAKTER CINTA TANAH AIR UNTUK ANAK USIA DINI

    Get PDF
    AbstrakThe aim of this study is to develop animated characters based on love of homeland for early childhood. The research method used in this study is R & D research. The development model in this study refers to the 4D research and development model (four-D). According to Thiagarajan (1974) the 4D research and development model consists of 4 main stages, namely define, design, develop, and disseminate. The data analysis technique used in this study is a mixed analysis technique that is a combination of qualitative analysis and quantitative analysis. The results of video validation carried out by 4 validators were an average of 2.8 with a maximum score of 3, included in the very feasible category used as learning media to develop the character of love for the homeland in early childhood.Kata Kunci: animated video, the character of love for the homeland

    PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERCERMIN DALAM NOVEL PANGGIL AKU KARTINI SAJAKARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

    Get PDF
    Pendidikan diartikan sebagai proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Karakter diartikan sebagai “Cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara” (Samani dan Hariyanto, 2013: 41). “Kesehatan mental, karakter luhur atau karakter yang mulia sangat penting bagi perkembangan peradaban dan kekarakter suatu bangsa, di samping kecerdasan berpikir dan kemampuan intelektual. Nabi Muhammad Swa. diturunkan Tuhan untuk memperbaiki akhlak kaum Quraish Mekkah yang tidak beradap/jahiliyah, begitu juga Nabi Isa AS diturunkan sebagai gembala umatnya yang sesat, Sidarta Gautama, Tau Tse, rupanya Tuhan masih sayang pada manusia sehingga mengutus berbagai orang suci penuntun umat manusia pada kaumnya” (Fathurrohman, dkk., 2013:14).  Pendidikan karakter yang kita kenal mencakup 9 pilar pendidikan karakter yaitu: 1) cinta Tuhan dan alam semesta, 2) tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian, 3) kejujuran, 4) hormat dan santun, 5) kasih sayang, kepedulian dan kerja sama, 6) percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, 7) keadilan dan kepemimpinan, 8) baik dan rendah hati, 9) toleransi, cinta damai, dan persatuan. Kata Kunci: Pendidikan, Karakter, Panggil Aku Kartini Saja Abstract: Education is defined as the process of changing attitudes and behaviour  of  a person or group of people in human mature  through teaching and training. Character is defined as "a way of thinking and behaving that is typical of each individual to live and work together in the family, community, nation, and the state" (Samani and Hariyanto, 2013: 41). "Mental health,  noble character,  intelligence thought and intellectual capabilities is very important for the development of civilization and character of  a nation. Prophet Muhammad SAW  was revealed by God to edify the uncivilized/ignorant Quraysh of Mecca, as did by Prophet Isa AS is derived as a shepherd his flock astray. God also sent  Sidarta Gautama and Tau Tse to guide human being as the way  to love mankind."(Fathurrohman, et al., 2013: 14).  Character education includes nine pillars namely: 1) the love of God and the universe, 2) responsibility, discipline and independence, 3) honesty, 4) respect and courtesy, 5) compassion, care and cooperation, 6 ) confident, creative, work hard, never give up, 7) justice and leadership, 8) kind and humble, 9) tolerance, love peace, and unity.Keywords: Education, Character, Panggil Aku Kartini Saja

    MOTIVASI PENGUASAAN BAHASA MANDARIN PADA PELAJAR DAN MAHASISWA KOTA PONTIANAK

    Get PDF
    Pada saat ini Bahasa Mandarin telah menjadi salah satu bahasa yang wajib untuk dikuasai agar mampu bersaing dalam persaingan global. Namun, Bahasa Mandarin merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh para pelajar, karena dianggap susah untuk dipelajari. Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting untuk memastikan hasil pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut rekapitulasi data peserta pretest HSK yang diselenggarakan oleh Hanban, RRT di Pontianak pada tahun 2015, terdapat 43 sekolah dari tingkat SD – SMA/SMK yang mengikuti simulasi ujian HSK. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 175 responden yang terdiri dari empat (4) kelompok responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi ekstrinsik mempunyai peranan yang sangat penting dalam memotivasi para pelajar untuk menguasai Bahasa Mandarin. Perkembangan perekonomian dan persaingan global menjadikan pembelajaran Bahasa Mandarin menjadi kebutuhan bagi setiap orang yang ingin meningkatkan kompetensi dirinya. Faktor instrinsik ketertarikan dan minat menjadi motivasi awal dan pendukung yang mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mencoba memahami dan mempelajari Bahasa Mandarin. Kata kunci : Bahasa Mandarin, motivasi, faktor instrinsik, faktor ekstrinsi

    DEOXYRIBO NUCLEIC ACID (DNA) INOVATIF GURU

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang valid dan reliable, objektif dan komprehenship tentang kualitas DNA Inovatif guru Kota Singkawang. Lebih jauh dan mendalam penelitian ingin memperoleh informasi mengenai berbagai kualitas ketrampilan DNA inovatif guru Kota Singkawang. Dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif dengan deskriptif menggunakan analisis Che Quadrat dan analisis statistic. populasi dan sampel penelitian ini adalah guru dan kepala sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA) di Kota Singkawang berjumlah 367 Orang. Teknik pengumpulan data, meliputi: (1) komunikasi tidak langsung, dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya dan (2) komunikasi langsung dengan dengan melakukan wawancara kepada kepala Dinas Pendidikan Kota Singkawang dan para pengawas sekolah. Hasil penelitian ditemukan data kualitas ketrampilan DNA inovatif guru Kota Singkawang menunjukkan dalam kategori baik lebih tinggi, diikuti dengan baik sekali dan tidak ditemukan kategoril lainnya. DNA inovatif guru yang secata khusus terdiri dari ketrampilan asosiatif, bertanya, mengamati, mencoba dan jejaringan menunjukkan kategori yang menunjukkan data yang sama. Keywords: DNA, Guru, Inovati
    corecore