296 research outputs found

    REPRESENTASI MEDIA SOSIAL DALAM MENCIPTAKAN INTIMASI HUBUNGAN JARAK JAUH (Suatu Kajian Literatur Review)

    Get PDF
    Perkembangan teknologi  telah merubah berbagai aspek kehidupan termasuk pada pola komunikasi dan interaksi yang kini dapat dimediasi oleh alat, membuat jarak tidak lagi menajdi hambatan ketika ingin menjalin komunikasi interpersonal termasuk dalam hal menjalin hubungan pacaran melalui media online, yang dalam perkembangan hubungan keduanya tentu akan melewati berbagai tahapan-tahapan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari sebuah perkenalan online  yang penuh dengan ketidakpastian akan cenderung terjadinya berbagai strategi pencarian informasi dalam rangka mengurangi ketidakpastian. Berdasarkan penelitian ini juga akan diketahui tentang bagaimana penerapan teori penetrasi sosial dan konsep self disclosure terhadap tahap perkembangan hubungan jarak jauh. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literature dan analisis data secara sistematik ini, peneliti menemukan bahwa pengurangan ketidakpastian dan self disclosure yang dilakukan individu pada akhirnya akan menciptakan keintiman. Adanya keterpisahan fisik dalam hubungan, menjadikan konsep self disclosure berperan penting dalam menciptakan komunikasi yang baik, meningkatkan kepercayaan, dan keintiman hubungan hingga tercipta komitmen antar keduanya yang mana hal tersebut merupakan bagian dari indikator kepuasan dalam hubungan

    MENINGKATKAN SIKAP PEDULI ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DI PAUD SALAHUTU PERMAI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagamana meningkatakan sikap peduli anak terhadap lingkungan menggunakan model pemebelajaran berbasi proyek. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi. Analisa data kuantitatif menggunakan rumus presentasi. Hasil penelitian menunjukan Presentasi sikap peduli anak terhadap lingkungan siklus pertama berjumlah 63% Dan pada siklus kedua ada peningkatakan yang sginifikan, berdasarkan hasil presentasi sikap peduli anak terhadap melalui lembar observasi berjumalah 76.66%. dengan demiakian Penerapan metode berbasisi proyek untuk meningkatkan sikap peduli anak terhadp lingkungan di PAUD Terpadu Salahatu Permai di nayatakan berhasil

    PASTORAL ONLINE DI MASA PANDEMIK COVID-19

    Get PDF
    Penyebaran covid-19 yang membuat pemerintah Indonesi membatasi aktivitas interaksi masyarakat yang dikenal dengan istilah Physical Distancing membuat tantangan bagi pendampingan pastoral dalam suatu jemaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pelayanan pastoral selama pandemik covid-19, kelebihan dan kekurangan pastoral online dari sudut pandang jemaat serta efektivitas pastoral online di masa pandemik covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan : Pertama, pola pelayanan pastoral di GKPII jemaat Bahtera Halong selama pandemik covid-19 dilakukan secara online dengan memanfaatkan media sosial dan telepon seluler. Kedua, dalam melakukan pastoral online sering ditemukan kekurangan berupa biaya, waktu, kemampuan memanfaatkan media, dan keterbatasan  mengetahui  bahasa  tubuh  yang  didampingi.  Selain  itu  ada  juga  kelebihan pastoral  online  yakni  melakukan  physical  distancing,  pendampingan  berlangsung  tanpa dilihat oleh orang lain dan tidak dibatasi oleh jarak karena dimanapun dan kapapun pendampingan dapat di lakukan. Pastoral online dipandang efektif oleh jemaat karena  sesuai dengan kondisi pandemik covid-19, namun pastoral tatap muka yang lebih cenderung dipilih oleh jemaat jika penerapan physical distancing tidak lagi diterapkan. Dari hasil penelitian diatas menunjukan jemaat membutuhkan pendampingan pastoral selama pandemik covid-19, sehingga disarankan agar tenaga pastoral jemaat mendesain suatu media online yang dikhususkan bagi pengembangan dan proses pendampingan pastoral selama pandemik covid-19

    Dari Liturgi Baptisan menuju Liturgi Kehidupan: Menjadi Gereja bagi Perempuan Korban Kawin Tangkap

    Get PDF
    This article is a feminist liturgical imagination that aims to provide a recovery space for women victims of sexual violence. With the background of women experience as victims of marriage by abduction, this paper presents imaginative theological thoughts using the views of Ruether and Berger in the framework of providing an ecclesiastical ritual in favor of women victims. The church must stand with women victims of sexual violence. The support of the church can be shown through the provision of a liturgical space where women victims can share their experiences and at the same time reclaim one of the important symbols in the Christian liturgy, namely water as a sacred symbol of restoration. This ecclesiastical ritual is a space for women victims to show reversal movements, from circumstances and events where water marks past experiences of violence, to circumstances and events where water marks the present and future experience of healing. AbstrakTulisan ini merupakan suatu imajinasi liturgi feminis yang bertujuan menyediakan ruang pemulihan bagi perempuan korban kekerasan seksual. Dengan dilatari oleh pengalaman korban kawin tangkap, tulisan ini menyuguhkan pemikiran imajinatif teologis dengan menggunakan pandangan Ruether dan Berger dalam kerangka menyediakan suatu ritual gerejawi yang berpihak pada perempuan korban. Gereja mesti berdiri bersama perempuan korban kekerasan seksual. Keberpihakan gereja itu dapat ditunjukkan melalui penyediaan ruang liturgis dengan mana perempuan korban dapat membagi pengalamannya sekaligus mengklaim kembali salah satu simbol penting dalam liturgi Kristen yaitu air sebagai simbol sakral yang memulihkan. Ritual gerejawi ini merupakan ruang bagi perempuan korban untuk menunjukkan gerakan berbalik arah, dari keadaan dan peristiwa di mana air menandai pengalaman kekerasan di masa lampau, menuju keadaan dan peristiwa di mana air menandai pengalaman pemulihan di masa kini dan masa yang akan datang

    Naomi Mengeluh atau Menggugat Allah atas Peristiwa Kehilangan?: Suatu Tafsiran terhadap Narasi Rut 1:1-22

    Get PDF
    Naomi experiences the loss of her husband and two children is the opening narrative of the book of Ruth. Naomi's loss becomes an experience of faith that drives the narrative of the book of Ruth. This paper aims to eliminate the loss in the perspective of the book of Ruth specifically based on Ruth 1:1-22 by using the exegesis method that pays attention to the context, genre, and content of the text. The stages carried out are the first to explain the exegesis method, namely narrative, the second is to describe the context, the third is to analyze the genre of the book of Ruth, and the fourth is to analyze the words wattissaer, noomi, and mara. Then fifth notice the text of Ruth 1:1-22. Based on the research results on the text of Ruth 1:1-22, the authors found the word wattissaer as an indication of the cause of the emergence of the name game from Naomi from the word noomi to mara. The historical context, authorship, and theological context of the book of Ruth show the loss of Naomi as part of the experience of faith to see God's role in it. Wordplay becomes possible in the book of Ruth because its genre as a story or narrative also supports the narrator in doing so. The author sees the loss experienced by Naomi as not an ordinary loss but a loss that can be understood as part of God's test of Naomi's faith, which then changes Naomi's name to respond to complaints to God but not to suing God. AbstrakNaomi mengalami peristiwa kehilangan suami serta kedua anaknya yang merupakan narasi pembuka Kitab Rut. Kehilangan yang dialami Naomi menjadi pengalaman iman yang menggerakkan narasi Kitab Rut. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kehilangan dalam perspektif kitab Rut secara khusus berdasar pada Rut 1:1-22 dengan menggunakan metode eksegesis yang memperhatikan konteks, genre, dan isi teks. Adapun tahap-tahap yang dilakukan ialah pertama penjelasan metode eksegesis yaitu naratif, kedua penjabaran konteks, ketiga menganalisis genre dari kitab Rut, keempat analisa terhadap kata wattissaer, noomi, dan mara. Kemudian kelima menafsirkan teks Rut 1:1-22. Berdasarkan pada hasil penelitian terhadap teks Rut 1:1-22, penulis menemukan kata wattissaer sebagai indikasi penyebab munculnya permainan nama dari Naomi dari kata noomi menjadi mara. Konteks sejarah, kepenulisan dan konteks teologis kitab Rut menunjukkan peristiwa kehilangan Naomi sebagai bagian dari pengalaman iman untuk melihat peran Allah di dalamnya. Permainan kata menjadi sangat mungkin dalam kitab Rut karena genrenya sebagai cerita atau narasi juga mendukung narator dalam melakukannya. Penulis melihat kehilangan yang dialami Naomi bukanlah kehilangan biasa melainkan kehilangan yang dapat dipahami sebagai bagian dari ujian Allah terhadap iman Naomi yang kemudian perubahan nama Naomi menjadi respons keluhan kepada Allah tetapi bukan menggugat Allah.

    PROBLEMS OF CHRISTIAN RELIGIOUS EDUCATION LEARNING DURING THE COVID-19 PANDEMIC

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika pembelajaran PAK dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di tengah Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang mengkaji permasalahan pembelajaran PAK di daerah terpencil dan perkotaan pada saat Covid-19 dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dengan mengunakan teknik pengumpulan data yaitu obeservasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh setidaknya tiga hal yang menjadi problematika pembelajaran PAK di tengah Covid-19, antara lain: 1) Sarana Prasarana yang terbatas seperti aliran listrik, akses internet yang belum ada; 2) Motivasi belajar peserta didik yang rendah; 3) Akses jalan yang rusak. Menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang guru PAK; Home visit; dan Menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua menjadi solusi yang dilakukan guru PAK agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik

    Mengaku Allah, Merupa Dalam Konteks: Tinjauan Historis terhadap Pengakuan Iman Gereja-gereja di Indonesia

    Get PDF
    This study is a historical description of the struggles of the churches in Indonesia on the relevance of the profession of faith to the context of their presence. This description focuses on some of these local churches in Indonesia, namely the Toraja Church, the Indonesian Christian Church, The Batak Christian Protestant Church, and the Javanese Christian Churches. These churches were born from the womb of zending which made them use the confession of faith from his predecessor church. However, the struggle with the context makes these churches have to formulate the confession of faith with awareness of the context. This paper explores these struggles using a historical approach. At the end, we will compare it with the Common Confession of Christian Faith formulated by the Communion of Churches in Indonesia. Our main argument is that the confession of faith of a church is a form of its struggle with the tradition in which it stands with the context of its presence.Abstrak Studi ini merupakan uraian historis mengenai pergulatan gereja-gereja di Indonesia terhadap relevansi pengakuan iman dengan konteks kehadirannya. Uraian ini berfokus kepada beberapa gereja lokal ini Indonesia, yakni Gereja Toraja, Gereja Kristen Indonesia, Huria Kristen Batak Protestan, dan Gereja-gereja Kristen Jawa. Gereja-gereja tersebut lahir dari rahim zending yang membuatnya menggunakan pengakuan iman dari gereja pendahulunya. Namun, pergulatan dengan konteksnya membuat gereja-gereja tersebut harus merumuskan pengakuan iman dengan kesadaran konteksnya. Studi ini menelusuri pergulatan tersebut dengan menggunakan pendekatan historis. Pada bagian akhir, kami akan membandingkannya dengan Pengakuan Bersama Iman Kristen yang dirumuskan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Argumen utama tulisan ini adalah bahwa pengakuan iman sebuah gereja merupakan wujud pergulatannya dengan tradisi di mana ia berpijak dengan konteks kehadirannya

    Teologi Welleiya: Kajian Biblika kontekstual di Desa Lawawang

    Get PDF
    AbstractAn ongoing Pandemic Covid-19 requires everyone to keep the physical distance in order to protect oneself from one another. But it does not mean that the condition makes our relations collapsed, because distance can be applied but relations should not be spaced moreover, a very close brotherly relationship. So that, the relationship must be implemented in the real context of life.Welleiya is local language word from Lawawang village, Southwest Maluku regency which means eating together in one plate. Welleiya is a family banquets tradition in this village. Based on the present context, Welleiya is impossible done by the extended families but it is possible done by the nuclear families. The reason is because, the essence of Welleiya is advising to humanize humans.This research used a qualitative method with a hermeneutic approach. The author chose to use this kind of method and approach so the author could further explore the meaning of the Welleiya tradition by classifying it from the past context with the present context.This view aimed to prevent gaps between the past and the present contexts, however it is expected that the spiritual and social meanings can be found through the meaning of Welleiya tradition.Therefore, Welleiya tradition cannot be seen as a routine only.Keywords: Covid-19 pandemic, physical distance, family relation, Welleiya tradition. AbstrakPandemic covid-19 yang sedang terjadi ini, mengharuskan kita semua untuk jaga jarak demi mengamankan diri satu dari yang lainnya. Tetapi ini bukan lalu berarti bahwa hal ini kita biarkan sehingga runtuhnya relasi, karena jarak boleh diterapkan tetapi relasi jangan dijarakan apalagi relasi persaudaraan yang sangat erat ikatannya. Untuk itu maka relasi tersebut harus diimplementasikan dalam konteks kehidupan nyata. Welleiya adalah kata yang berasal dari bahasa daerah desa Lawawang, kabupaten Maluku Barat Daya yang memiliki arti makan bersama satu piring. Welleiya merupakan sebuah tradisi jamuan makan bersama dalam keluarga di desa ini. Tradidi ini bagi extended family hal tersebut sekarang mungkin agak sulit dilakukan tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan oleh nuclear family. Karena dalam tradisi ini ada puncak pemaknaan yang dapat memanusiakan manusia.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi hermeneutika. Penulis memilih menggunakan metode dan pendekatan seperti ini agar penulis lebih mendalami pemaknaan tradisi Welleiya melalui cara menggolongkannya dari masa lalu dengan konteks masa kini. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesenjangan antara masa lalu dan masa kini melainkan dari tradisi Welleiya ini diharapkan dapat ditemukan makna secara rohani maupun sosial. Sehingga tradisi Welleiya ini tidak hanya dipandang sebagai rutinitas saja.Kata kunci: Pandemic Covid-19, jaga jarak, relasi keluarga, Welleiya tradition

    STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA ABSTRAK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS KECIL

    Get PDF
    Bahasa merupakan unsur utama dalam berkomunikasi. Bahasa membantu seseorang untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya, serta mengembangkan informasi yang ia terima. Dengan bahasa, orang lain dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan cara berfikir yang ada pada diri seseorang. Keutuhan kelima indera membantu seseorang dalam memahami sebuah informasi dalam ingatan jangka panjang maupun janga pendek. Jika ada hambatan salah satu indera saja, tentu informasi yang diterima tidak bisa seratus persen tersampaikan kepada orang lain. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam indera pendengaran dan kesulitan berbicara. Sehingga perlu strategi khusus untuk memberi materi kepada mereka. Terkhusus Pendidikan Agama Kristen, dengan empat elemen penting, yaitu Allah Berkarya, Manusia dan Nilai-nilai Kristiani, Gereja dan Masyarakat Majemuk, Alam dan Lingkungan Hidup. Jika dilihat dari materinya, ada banyak kosokata abstrak, jadi perlu peta konsep, tahapan pembelajaran, strategi dan media pembelajran khusus sehingga anak tunarungu dapat memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Kristiani di Pendidikan Agama Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kompetensi Dasar kelas kecil, kelas 1,2,3 SDLB Tunarungu ada beberapa kosakata abstrak, seperti: Tuhan, penciptaan, mengasihi, bersyukur, tanggung jawab, dan keutuhan ciptaan. Sesuai pengamatan dalam video pembelajaran, berjudul “Tanggung Jawab Memelihara Flora bagi Kelas 3 SDLB Tunarunguâ€, media pembelajaran yang digunakan adalah Video penciptaan alam semesta, kuis yang interaktif, gambar, menulis tegak bersambung, menjodohkan gambar dan tulisan, dan praktek menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan

    Hagar Sebagai Orang Tua Tunggal (Suatu Kajian Feminis Terhadap Kekerasan Gender Dalam Kejadian 21:8-21)

    Get PDF
    Tulisan ini menyoroti tentang menjadi orang tua tunggal dalam sebuah rumah tangga tentu saja tidak mudah dan berat. Baik pria maupun wanita, tentu sangat berat mengalami ditinggal pasangan apalagi seorang wanita atau ibu. Dengan menggunakan langkah-langkah metodologis tafsir feminis yang dikembangkan oleh Fiorenza terhadap teks Kejadian 21:8-21. Melalui kajian tersebut diperoleh bahwa Hagar adalah potret seorang ibu yang sangat tangguh dan ia adalah korban dari sistem patriakhi yang mendominasi dan tidak adil terhadap perempuan. Dan hal ini pun yang terjadi pada konteks sekarang ini. Karena itu, peran gereja menjadi penting dan berarti dalam upaya mengubah teologi dan pandangan masyarakat tentang perempuan
    corecore