11 research outputs found

    PENGEMBANGAN WORKSHEET DAN PROBLEMSHEET BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MULTIMODUS REPRESENTASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan worksheet dan problemsheet berorientasi keterampilan berpikir kritis menggunakan multimodus representasi pada materi alat optik untuk pembelajaran Fisika kelas X SMA/MA. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) Borg and Gall. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu: 1) Research and information collecting, yang terdiri dari kegiatan studi lapangan dan kajian literatur; 2) Planning; 3) Develop preliminary form of product dengan menggunakan metode Representational Approach Learning to Write; 4) Preliminary field testing yang melibatkan 70 siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cirebon; dan 5)Main product revision. Aspek keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka kerja Robert H Ennis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten worksheet dan problemsheet sesuai dengan tuntutan kurikulum Fisika SMA/MA dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Berdasarkan uji keterbacaan dan uji kualitas, worksheet dan problemsheet yang dikembangkan dinyatakan baik/ layak. Selain itu, berdasarkan hasil ujicoba diketahui bahwa worksheet dan problemsheet yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan N-Gain sebesar 0,43 termasuk ke dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil perhitungan effect size, diketahui bahwa keefektifan penggunaan worksheet dan problemsheet dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis bernilai 0,84 dengan kategori sangat efektif. Persepsi siswa terhadap penggunaan worksheet dan problemsheet dalam pembelajaran Fisika positif. Siswa sepakat bahwa kegiatan dalam worksheet dan problemsheet yang digunakan dapat melatihkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki.;--- This research aims to develop critical thinking skill oriented worksheet and problemsheet using multimodus representation on topic optical device for physics learning in grade X of highschool/Madrasah Aliyah. The research method used in this study is Borg and Gall’s Research and Development (R&D). Stages of research conducted are; 1) Research and information collecting, which consists field study activity and literature study; 2) Planning; 3) Develop preliminary form of product using Representational Approach Learning to Write method; 4) Preliminary field testing which involved 70 grade X students of a public Madrasah Aliyah in Kabupaten Cirebon; dan 5)Main product revision. Aspects of critical thinking skills that are used in this study refers to Robert H Ennis’s framework. The results shows that the worksheet and problemsheet contents are fit to highschool/Madrasah Aliyah physics curriculum demands and to research objectives. Based on the legibility test and quality test, worksheet and problemsheet that developed are categorized as good or feasible. In addition, based on the trial results worksheet and problemsheet that developed can improve students' critical thinking skills with N-gain of 0.43 and categorized as moderate. Based on the calculation of the impact test, the effectiveness of the use of worksheets and problemsheet in improving critical thinking skill is 0.84 and categorized as verry effective. The students perceptions toward the use of worksheets and problemsheet in physics learning are positive. Students agreed that the activities on worksheets and problemsheet used can accomodate and improve their critical thinking skills

    Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Penggunaan Worksheet dan Problemsheet Menggunakan Multi Modus Representasi

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa setelah mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan worksheet dan problemsheets berorientasi keterampilan berpikir kritis menggunakan multimodus representasi pada materi alat optik. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment. Sampel penelitian berjumlah 36 siswa SMA/MA kelas X. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan hasil bahwa Worksheet dan problemsheet yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori peningkatan sedang. Sebanyak 22 % dengan kategori peningkatan rendah, 75 % siswa dengan peningkatan sedang, dan 3 % siswa dengan kategori peningkatan tingg

    Pengembangan Modul Berbasis STEM untuk Siswa SMP

    Get PDF
    Pentingnya siswa memiliki keterampilan abad 21 dan menguasai dasar-dasar sains, rekayasa, teknologi, dan matematika dapat dibelajarkan melalui pendidikan STEM. Permasalahan terkait waktu pembelajaran yang terbatas untuk mata pelajaran Sains di sekolah dapat diselesaikan salah satunya dengan penggunaan modul.Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan modul berbasis STEM yang layak untuk siswa SMP. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Prosedur penelitian ini mengadapatasi model pengembangan 4D menurut Thiaragaraja. Teknik sampling yang digunakan untuk one to one evaluation dan small group evaluation adalah teknik sampling purposive. Jumlah siswa untuk one to one evaluation berjumlah 10 orang dan untuk small group evaluation berjumlah 66 orang. Modul berbasis STEM untuk siswa SMP divalidasi oleh ahli konten, dan ahli bahasa. Ahli konten mengukur kebenaran dan kejelasan isi materi serta desain modulnya. Hasil dari validasi konten diperoleh nilai 0,93 dengan kategori sangat tinggi. Adapun ahli bahasa mengukur aspek kejelasan informasi, kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa secara efektif dan efisien. Hasil dari validasi bahasa diperoleh nilai 1,00 dengan kategori sangat tinggi. Pengukuran kevalidan modul ini juga diukur menggunakan instrumen kuesioner keterbacaan dan kepraktisan yang diberikan kepada siswa. Analisis dari hasil kuesioner keterbacaan oleh siswa diperoleh nilai 87% dengan kategori sangat kuat, dan kuesioner kepraktisan diperoleh nilai 80% dengan kategori kuat. Berdasarkan data tersebut modul berbasis STEM untuk siswa SMP dinyatakan layak digunakan

    Analisis Technological Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Fisika Pada Mata Kuliah Pendidikan Teknologi Dasar

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Kemampuan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPaCK) Calon Guru Fisika pada Mata Kuliah Pendidikan Teknologi Dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada 7 mahasiswa semester ganjil program studi pendidikan fisika Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon Tahun Akademik 2022/2023. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang dikembangkan dari komponen Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPaCK) menurut Santos dan Carlo. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa mahasiswa calon guru fisika pada mata kuliah Pendidikan Teknologi Dasar ditinjau dari Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPaCK) termasuk ke dalam kategori cukup. Namun, pada komponen Technology Content Knowledge masih rendah. Maka, kedepannya perlu dilakukan perubahan strategi pengajaran dan kesiapan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan teknologi untuk melatihkan mahasiswa calon guru fisika khususnya pada mata kuliah Pendidikan Teknologi Dasar (PTD)

    Analisis Kesiapan Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

    Get PDF
    The aims of this study were (1) to describe the understanding of elementary school teachers in Cirebon City about independent curriculum policies, (2) to describe the readiness of elementary school teachers in Cirebon City to formulate learning objectives for the Pancasila profile, (3) to describe the readiness of elementary school teachers in Cirebon City to implement learning 21st century, and (4) describes the readiness of elementary school teachers in Cirebon City in identifying students' self-potential. This study uses a survey research design and needs assessment. The population of this study were public elementary school teachers in Cirebon City. There are 128 public elementary schools in Cirebon city, so the population of this study is 768 teachers. The sample was determined using simple random sampling technique. Based on Issac Michael's table with a 5% sampling error, a total sample of 238 teachers was obtained. The data collection technique uses a questionnaire instrument given to teachers and interviews with several key informants. The key informants in this study were the Head of Basic Education in Cirebon City and several school principals. The results of this study are (1) public elementary school teachers in Cirebon City understand the essence of the Independent Curriculum policy, (2) public elementary school teachers in Cirebon city understand in formulating learning objectives for Pancasila student profiles, (3) public elementary school teachers in the city Cirebon is ready to implement 21st century learning, (4) Public Elementary School teachers in Cirebon City are ready to identify various kinds of potential in students. Based on these results, it can be concluded that SD Negri teachers in Cirebon City are ready to implement the independent curriculum in classroom learning.   Keyword: Analysis, Elementary School Teacher Readiness, Implementation of the Independent Curriculu

    PEMBELAJARAN TERPADU TEMA GUNUNG MELETUS BERORIENTASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENURUT A NEWTAXONOMY FOR SCIENCE EDUCATION

    Get PDF
    Implementation of science teaching in a junior high school in Bandung was not held integratedly. Therefore, this research implemented an integrated learning at volcano theme that aimed to get an overview of the improvement of learning outcomes. The research used quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The sample was one of the class VIII student numbers by 31 people. The results showed that the implementation of integrated learning at volcano theme can improve student achievement based on a new taxonomy for science education. For further research, it is recommended to provide sufficient time for students to improve their creativity

    Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta didik SMP di Kota Cirebon

    Get PDF
    Scientific literacy was chosen as the main goal of science education. As the main goal, scientific literacy in science education is a picture of success in science education carried out by each country. In Indonesia, policies have been taken to support this goal although it is not clearly explained. To find out the success of science learning in the city of Cirebon, the researchers felt the need to analyze the scientific literacy skills of students in the city of Cirebon before providing concrete solutions to the problems faced. This study aims to provide an overview of the scientific literacy skills of junior high school students in Cirebon City. The research design used is quantitative research that uses descriptive (descriptive-quantitative) methods, namely research whose descriptions use size, number or frequency. The study was conducted on 7th grade students at the Cirebon City State Junior High School. The sample used was purposive sampling. The sample selected was State Junior High School with A and B accreditation. The scientific literacy ability in this study was viewed from the aspect of competence, knowledge and context. Based on the results of data processing, as many as 72.13% of seventh grade junior high school students in the city of Cirebon have scientific literacy skills in a very low category. This scientific literacy becomes a reference in applying the ability and quality of science learning in Cirebon City

    PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMA GUNUNG MELETUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENANAMAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMP

    Get PDF
    Melihat adanya kesenjangan antara pelaksanaan pembelajaran IPA di tingkat SMP dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA diajarkan secara terpadu. Kesenjangan tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan pendidik untuk meramu suatu pembelajaran terpadu. Padahal menurut NSTA (National Science Teachers Association), guru-guru IPA sekolah menengah direkomendasikan memiliki kecenderungan interdisipliner pada sains (IPA) atau integrated science. Selain itu, pada wacana kurikulum 2013, ternyata pembelajaran IPA untuk tingkat SMP harus dilaksanakan secara terpadu. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara implentasi pembelajaran terpadu terhadap hasil belajar siswa dan penanaman karakter siswa SMP. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini adalah salah satu kelas VIII di sebuah SMP Negeri di kota Bandung yang dipilih secara random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda terpadu untuk mengukur knowledge domain (domain I), lembar observasi aktivitas siswa untuk mengukur process of science domain (domain II), rubrik penilaian kreativitas untuk mengukur creativity domain (domain III), dan tes dilema moral untuk mengukur attitudinal domain (domain IV). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan tertanamnya karakter pada siswa setelah diterapkannya pembelajaran terpadu model webbed pada tema gunung meletus. Peningkatan hasil belajar untuk knowledge domain (domain I) ini terlihat dari gain yang dinormalisasi sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Pada process of science domain (domain II) terjadi peningkatan hasil belajar pada pertemuan pertama dan kedua, namun pada pertemuan ketiga terdapat penurunan hasil belajar. Berikut ini adalah profil kategori process of science domain setelah dilakukannya pembelajaran. Sebanyak 78% siswa dengan kategori baik, 15 % siswa dengan kategori cukup, dan 7% dengan kategori kurang. Sedangkan untuk creativity domain (domain III), peningkatan hasil belajar terlihat pada setiap pertemuannya. Profil kreativitas siswa untuk penilaian domain III yaitu 16% siswa dengan kategori baik, 45% siswa dengan kategori cukup dan 39% siswa dengan kategori kurang.. Profil karakter siswa setelah diterapkan pembelajaran terpadu model webbed dengan tema gunung meletus yaitu 87,09 % siswa memiliki moral knowing dan 74,19 % siswa memiliki moral feeling. Based on gap between the implementation of science teaching in junior high and Minister of National Education Number 22 2006 on content standards that states that learning science is integratedly. The disparity occurs because of the lack of of educators ability to formulate an integrated learning. According NSTA (National Science Teachers Association), science teacher in junior high school has a tendency to interdisciplinary science (IPA) or integrated science. Moreover, the discourse of the curriculum in 2013, turned science lesson for junior high schools should be implemented integratedly. Therefore, this research implemented an integrated learning at volcano theme that aimed to see student achievement and student character. The research used quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The sample was one of the class VIII student numbers by 31 people. Data collection was performed using a multiple-choice test instrument for measuring domain knowledge (domain I), observation of student activity sheets to measure process of science domain (domain II), assessment rubric to measure creativity domain (domain III), and dilemma moral test to measure attitudinal domain (domain IV). The results showed that the implementation of integrated learning at volcano theme can improve student achievement based on a new taxonomy for science education and character profiles of students. Achievement for knowledge domain (domain I) is evident from the normalized gain of 0.43 with the medium category. In process of science domain (domain II) increasing achievement in the first and second meetings, but at the third meeting of the impairment of achievement. This is a profile of the category domain after the process of doing science learning. As many as 78% of students with a good category, 15% of students with enough categories, and 7% with less category. As for the creativity domain (domain III), improved learning outcomes seen in every meeting. Profile creativity domain III students for assessment is 16% of students with good category, 45% of students with enough category and 39% of students with less category. In attitudinal domain (domain IV), 87.09 % of students have a moral knowing and 74.19 % of students have a moral feeling

    Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Based Learning pada Materi Fluida Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMAN 1 Astanajapura

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengembangan dan pengaruh modul fisika berbasis Problem Based Learning pada materi fluida dinamis dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 1 Astanajapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Sampel penelitian berjumlah 31 siswa SMA kelas XI. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh: 1) modul yang dikembangkan layak berdasarkan 5 validator (ahli materi, bahasa, media, praktisi, dan teman sejawat) dengan kategori “sangat baik”, respon siswa (dari aspek daya tarik modul, tingkat pemahaman penggunaan modul, penggunaan Problem Based Learning, dan tingkat pemahaman penggunaan kemampuan berfikir kritis) dikategorikan “sangat baik”; 2) adanya pengaruh modul pembelajaran fisika pada kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI MIA 1 SMAN 1 Astanajapura
    corecore