4 research outputs found
Perancangan Promosi Wisata Pantai Berbasis Videografi sebagai Upaya Pengenalan Pariwisata Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan
Kotabaru District is one district in South Kalimantan Province is geographically quite unique, which in addition to having many islands, beaches and oceans as well as most of the island of Borneo also has mountains, valleys and plains as well as the persistence of the forest area or inland. This diversity is raised exotic nature so that it can be used as a tourist attraction. Therefore, as the introduction of South Kalimantan Kotabaru District tourism as well as to promote the tourism sector in Kotabaru, the authors put it in the form of beach-based tourism promotion design videography. The research method uses qualitative methods with data collection technique using observation, interviews, literature, and existing. The concept used in the design is the "beauty". That is the concept of beach tourism Kotabaru district, South Kalimantan has the beauty and uniqueness of each coast. The concept will be applied to any design that includes video and other supporting media. The results of the video and the media promotion of shore excursions are an attempt introduction of tourism in the district of South Kalimantan Kotabaru to attract tourists to visit. Besides promoting coastal tourism that can be enjoyed in various media
Pendugaan Aliran Sungai Bawah Tanah di Desa Hargosari Gunungkidul YOGYAKARTA Menggunakan Metode Very Low Frequency-electromagnetic (Vlf-em) dengan Filter Noise Assisted- Multivariate Empirical Mode Decomposition (Na-memd)
Air di kawasan karst mengalir melalui sistem retakan celah gua. Air bawah permukaan akan terakumulasi dan mengalir dalam suatu pola aliran tertentu melalui lorong-lorong gua yang pada akhirnya membentuk sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah daerah karst terkadang dapat berada sejajar horizontal namun alirannya berlawanan, bahkan dapat juga saling menyilang bertingkat tidak saling berhubungan. Salah satu daerah yang memiliki kondisi seperti itu adalah desa Hargosari, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Sebenarnya di daerah tersebut banyak terdapat air sungai bawah tanah sekalipun di musim kemarau, namun posisi serta kedalamannya belum diketahui, sehingga dilakukan penelitian dengan metode geofisika yaitu metode Elektromagnetik Very Low Frequency untuk mengestimasi keberadaan dan kedalaman sungai bawah tanah tersebut. Data lapangan yang didapatkan dari hasil pengukuran metode VLF-EM biasanya tercampur dengan noise dan outlier, untuk itu digunakan filter NA-MEMD (Noise Assisted-Multivariate Empirical Mode Decomposition) yang mampu mereduksi noise dan outlier dari data pengukuran, dan juga menggunakan filter Moving Average, dan filter Karous H-jelt untuk menghasilkan kontur rapat arus ekivalen sehingga posisi sungai bawah tanah dapat diketahui.Hasil interpretasi rapat arus ekivalen menunjukan arah sungai bawah tanah di desa Hargosari ke arah barat mengikuti aliran sebelumnya, dengan kedalaman sungai bawah tanah terlihat pada lintasan 1 berada pada kedalaman 125 m, pada lintasan 2 sungai berada pada kedalaman 120 m, lintasan 3 sungai berada pada kedalaman 112 m, lintasan 4 berada pada kedalaman 105 m, dan untuk lintasan terakhir yaitu lintasan 5 berada pada kedalaman 95 m. Untuk sungai 2, baru terlihat pada lintasan 2 pada kedalaman 115 m, lintasan ke tiga pada kedalaman 110 m, lintasan ke empat pada ke dalaman 100 m, dan untuk lintasan kelima pada kedalaman 80 m. Berdasarkan hasil penelitian ini, arah aliran sungai bawah tanah di desa Hargosari mengarah ke Barat
Perlindungan Hukum terhadap Debitur dan Kreditur dalam Melakukan Perjanjian Baku
Perjanjian atau Verbintenis yaitu suatu hubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua orang atau lebih, satu pihak mendapatkan prestasi dan pihak lainnya diwajibkan untuk menunaikan prestasi. Dalam perjanjian antara debitor dan kreditor agar mendapatkan suatu kepastian maka harus dibuatkan suatu perjanjian baku. Perjanjian baku atau klausula baku adalah setiap aturan/ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam setiap dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Dalam perjanjian baku berlaku “take it or leave it contract†maksudnya disini apabila setuju maka perjanjian tersebut berjalan dan apabila tidak setuju maka tidak terjadi perjanjian artinya perjanjian tersebut tidak akan dilakukan, sehingga tidak ada aturan yang memperbolehkan pihak debitur ikut memberikan pendapat dalam membuat perjanjian baku. Dalam melakukan suatu perjanjian tidak menutup kemungkinan bahwa pihak debitur juga melakukan suatu tindakan wanprestasi yang dapat merugikan pihak kredit. Hasil dari penulisan ini dapat diketahui bahwa dalam permasalahan antara pihak kreditur dan debitur yang melakukan suatu perjanjian baku maka diperlukan adanya sarana perlindungan hukum preventif, maka disini pihak debitur harus diberikan kesempatan untuk mengajukan suatu keberatan apabila klausula yang terdapat dalam perjanjian baku tersebut merugikan pihak debitur. Perlindungan hukum terhadap pihak debitur juga tercantum dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Upaya penyelesaian kredit macet dapat ditempuh dengan dua jalan yaitu upaya litigasi melalui jalur pengadilan dan upaya non-litigasi melalui upaya preventif yaitu tindakan untuk mengantisipasi munculnya kredit macet, early warning, dan upaya negosiasi. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya menangani kredit macet karena debitur wanprestasi meliputi hambatan normatif adalah hambatan yang bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku, hambatan internal timbul dari permasalahan di dalam instansi yang bersangkutan, dan hambatan eksternal yaitu hambatan yang datang dari debitur
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Dan Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucens)
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kelompok masyarakat untuk mampu mengolah sampah organic. Pengolahan dilakukan dengan memanfaatkan Larva Black Soldier Fly (BSF) sehingga menghasilkan larva BSF dan pupuk kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Jawi-Jawi II, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah pelatihan ketrampilan untuk pengolahan sampah organic dengan menggunakan larva BSF. Untuk meningkatkan produktifitas kelompok masyarakat dalam pengolahan dilakukan analisis dari kandungan gizi larva BSF dan kandungan kimia pupuk kompos. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah kelompok masyarakat di Kelurahan Jawi-jawi II mampu menghasilkan dua produk dari pengolahan sampah organic yaitu berupa (1) larva BSF dalam bentuk pupa yang dapat digunakan sebagai pakan dan (2) residu hasil penguraian oleh larva BSF sebagai kompos. Hasil uji dari larva BSF mengandung nutrient berupa protein, lemak dan mineral yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Pupuk kompos yang dihasilkan dari residu penguraian larva BSF memiliki kandungan N : 1,04% , P :2,25%, K : 1,55 dan C/N 14,14%. Pupuk kompos yang dihasilkan dari kegiatan ini memenuhi standar SNI 19-7030-2004.
Kata Kunci: Pelatihan, Pendampingan, Larva Black Soldier Fl