118 research outputs found

    NTIBACTERIAL CANDIDATE OF Monascus PIGMENTS

    Get PDF
    Microbial resistance problems have become a serious threat in the medical science. Governments around the world have made serious efforts to prevent and develop effective treatments against inflectional diseases which increasing. Microbes as bio active material could become an alternative for an antimicrobial such as Monascus. Monascus pigments as natural food colorants have beenwidely utilized in food industries in the world, especially in China and Japan. Moreover, Monascus pigments possess a range of biological activities, such as anti mutagen and anticancer properties, antimicrobial, and potential anti obesity. The potential function of Monascus pigments as antimicrobial compounds using computational methods which are docking and molecular dynamicswas carry out by software MarvinSketch, Molegro Molecul Viewer (MMV), ArgustLab, Ligplot, Gromacs . The result indicates that from six main and fifty seven derivatives pigments from Monascus, Monaspyridine C met all the Drug Scan, ADME, and Toxicity test requirements. Data result show MW is 357.4434 g/mol, proton donor 1, proton acceptor 7, lipophilia 3,90 and MR 99.88which all comply with Lipinski's Rule of Five rules. For the ADME test and toxicity test obtained Caco-2 values of 22.7729 nm/sec, HIA 96.648798%, PPB 89.685299 and for toxicity test showed negative results both for mutagenic properties or carcinogenic. Monaspyridine C also has activity in the 1PW1 receptor with peptidoglycan formation inhibition mechanism. Based on Docking result, Monaspyridine C has binding affinity energy -9,16515 kkal/mol, interacts with amino acid fit with the active site of 1PW1 receptor with Hydrogen bound of Asn 161 and hydrophobic contact of Tyr 159, Trp 233, Gln 303 and Phe 120. Molecular dynamic shows Monaspyridine C stable in 300 K, 310 K, and 312 K, although a longer simulation time still needed for 310 K and 312 K temperature,to achieve system stability so that can exhibit the interaction between ligand bond test receptor. Overall, Monaspyridine C is The most potential compound for antimicrobial candidate. Keywords : Monascus pigments, antimicrobial, docking, molecular dynamic

    Reduction of Chromium (VI) in Industrial Tannery Plant Waste Using Saccharomyces cereviceae

    Get PDF
    One of the causes of environmental pollution is Cr (VI) contained in the tannery plant waste. Processing study of Cr (VI) contained in tannery plant waste using Saccharomyces cerevisiae was conducted. A total of 25 mL of tannery waste water samples were incubated with Saccharomyces cerevisiae is concentration of 1.25 mL; 2.5 mL; 3.75 mL; 5 mL; 6.25 mL; 7.5 mL. The essay is performed using a UV-Vis Spectrophotometric at a wavelength of 544 nm. The result showed that wastewater samples in the leather tanning industry at Sukaregang Garut positive for Cr (VI). The concentration of Cr (VI) in tannery wastewater samples 9.492 ppm or 9.492 mg/L. The terms of Cr (VI) concentration by Keputusan Menteri Lingkungan Hidup is 0.06 mg/L, and it showed that the concentrations of Cr (VI) in tannery waste is too large and inappropriate with the terms. Addition of Saccharomyces cerevisiae to each concentration (1.25 mL; 2.5 mL; 3.75 mL; 5 mL; 6.25 mL; and 7.5 mL) had decreased levels.  Calculations using Anova Statistics showed a significant difference between the variation of concentrations of Saccharomyces cerevisiae. The optimum results is in the addition of 7.5 mL of Saccharomyces cerevisiae with 72.06 while 7 day

    Persepsi Mahasiswa terhadap Profil Dosen Menggunakan Analisis Konjoin

    Get PDF
    Penelitian ini mengungkap persepsi mahasiswa terhadap kompetensi yang dimiliki oleh dosen. Dengan melakukan ekstraksi dari empat kompetensi dosen (pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian) yang dilanjutkan dengan justifikasi dari tim ahli dihasilkan lima profil utama: umpan balik, metode pembelajaran, penguasaan materi, disiplin, dan sikap dosen. Melalui analisis konjoin ditemukan bahwa kombinasi yang paling dipertimbangkan dan dianggap penting oleh mahasiswa, yaitu dosen yang dalam perkuliahannya menggunakan metode pembelajaran yang mutakhir, dosen yang bersikap wajar terhadap mahasiswanya, dosen yang tidak terlalu tinggi tingkat kedisiplinannya, dosen yang selalu memberikan umpan balik, dan dosen yang mampu mengaplikasikan materi. Persepsi dari ciri-ciri dosen inilah yang diinginkan oleh mahasiswa sehingga dapat memberikan pengaruh atau memotivasi semangat belajar

    AKTIVITAS KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) TERHADAP JAMUR Pityrosporum ovale HASIL ISOLASI SECARA IN VITRO

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian Aktivitas kangkung Air (Ipomoea aquatica) dengan menggunakan jamur Pityrosporum ovale yang diperoleh dari hasil isolasi Ketombe. Ketokonazol sebagai pembanding. Metode yang digunakan adalah difusi agar  dengan  perforasi. Bahan pemeriksaan berupa kerokan skuama kulit kepala penderita ketombe. Dilanjutkan dengan pembiakan pada Sabouraud Dekstrose Agar (SDA) olive oil pada suhu 37,0o C selama 3 hari. Hasil biakan (+) diencerkan dalam larutan NaCl Fisiologis steril dan dibuat sama kekeruhannya dengan larutan Mc Farland 0,5 kemudian diambil 0,2 cc dan ditanamkan pada media SDA olive oil dan dibuat lubang dengan diameter 6mm yang masing-masing lubang mengandung air rendaman kangkung dan ketokonazol 2%. Selanjutnya di inkubasi pada suhu 37,0o C selama 3 hari. Hasil menunjukan adanya aktivitas antijamur dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) 40% v/v terhadap Pityrosporum ovale. Konsentrasi 40% v/v infusum setara dengan konsentrasi 0,013%v/v Ketokonazol

    ISOLASI ZAT WARNA Monascus purpureus HASIL FERMENTASI PADAT DENGAN BERAS SEBAGAI SUBSTRAT

    Get PDF
    Monascus purpureus merupakan kapang yang mampu menghasilkan zat warna sebagai metabolit sekundernya. Zat warna dari kapang Monascus purpureus diisolasi dari beras hasil fermentasi padat yang dikenal sebagai angkak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi kapang Monascus purpureus dalam menghasilkan senyawa baru dari zat warna yang dihasilkan melalui proses fermentasi padat dengan beras sebagai substrat. Hasil isolasi menunjukkan adanya senyawa utama dan senyawa baru dari zat warna Monascus purpureus. Diawali dengan analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan fase gerak n-heksan dan etil asetat (7:3) dengan nilai Rf yang diperoleh sebesar 0,71. Analisis dengan Spektrofotometri UV-Vis terhadap ekstrak angkak untuk mengetahui panjang gelombang maksimum. Hasil analisis Spektrofotometri UV-Vis diperoleh satu puncak dengan serapan 0,255 pada panjang gelombang 486 nm yang menunjukkan senyawa monascorubramin yaitu zat warna merah pada Monascus purpureus. Isolasi zat warna Monascus purpureusdilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLT Preparatif) menggunakan fase gerak n-heksan dan etil asetat (7:3). Hasil isolasi dengan KLT Preparatif berupa pita yang dapat berfluoresensi pada sinar UV λ 365 nmdengan nilai Rf yang diperoleh sebesar 0,73 yang selanjutnya dilakukan identifikasi bobot molekul dari masing-masing senyawa menggunakan instrumen HPLC dengan detektor MS (Mass Spectrometer). Hasil analisis LC-MS terhadap sampel INACC-F01 menunjukkan adanya zat warna baru yang memiliki bobot molekul sebesar 357,41 dan berdasarkan studi literatur bahwa senyawa yang mendekati bobot molekul tersebut adalah    Monascopyridine C yang merupakan turunan senyawa dari zat warna merah Monascus yaitu monascorubramin dan rubropunctamin. Kata kunci : Monascus purpureus, zat warna, angkak, KLTPreparatif, LC-MS

    UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR FORMULASI EMULSI MINYAK CENGKEH (Syzygium aromaticum L. Merr)

    Get PDF
    Cengkeh merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri bunga cengkeh memiliki khasiat diantaranya sebagai antiseptik dan antimikrobial. Cengkeh juga memiliki efektivitas untuk membasmi serangga, cendawan atau jamur. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui formula yang paling baik dalam pembuatan sediaan emulsi minyak atsiri bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) dan mengetahui aktivitas antijamur pada kayu. Metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan emulsi minyak atsiri bunga cengkeh yaitu dengan cara memvariasikan jenis dan konsentrasi emulgator yang berbeda diantaranya yaitu PGA (Pulvis Gummi Arabicum), CMC (Carboxymethylselulosa) dan Tragakan. Setelah dilakukan pengujian organoleptik, pH, viskositas, uji homogenitas, tipe emulsi dan uji aktivitas sediaan. Didapatlah sediaan yang paling baik yaitu pada formula 4 dengan konsentrasi CMC (Carboxymethylselulosa) sebesar 0,5%. Dan pada pengujian aktivitas sediaan menunjukan diameter hambat yang didapat sebesar 29mm. Kata Kunci :Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum), Emulsi, Antijamur pada kayu

    UJI CEMARAN MIKROBA PATOGEN DARI JAMU TRADISIONAL DI DAERAH CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

    Get PDF
    Pengujian cemaran mikroba patogen pada sediaan jamu tradisional bentuk serbuk dan pil yang diproduksi di Cipedes Tasikmalaya telah dilakukan dengan menghitung angka MPN, menghitung angka lempeng total mikroba dan mengidentifikasi bakteri patogen pada sediaan jamu tradisional. Jamu merupakan sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Sampel jamu yang diuji dengan menggunakan dua perlakuan berbeda yaitu sampel jamu serbuk dan pil sebelum dibungkus dan sampel jamu serbuk dan pil dibungkus disimpan 14 hari. Dari hasil uji didapatkan bahwa Angka Lempeng Total untuk jamu serbuk dengan masing- masing perlakuan yaitu 3,917 x 103 dan    1,758 x104 cfu/gram. Sedangkan sampel jamu pil yaitu sebesar 3,805  x 104  dan 5,099 x 103 cfu/gram. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan standar dari UNIDO tahun 1990 yaitu angka lempeng total sebesar > 104 cfu/gram. Dan angka kapang/ khamir jamu bentuk serbuk dengan masing- masing perlakuan yaitu 3,667 x 10 dan 12,22 x 102 cfu/gram, sedangkan untuk jamu pil dengan masing-masing perlakuan yaitu 11,27 x 102 dan 2,71 x 102 cfu/gram. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan standar dari UNIDO tahun 1990 yaitu angka kapang/khamir sebesar > 102 cfu/gram. Angka MPN  negatif kecuali untuk jamu serbuk setelah dibungkus sebesar 20 dan 15 MPN/gram. Kontaminasi bakteri patogen dalam jamu serbuk setelah dibungkus disimpan 14 hari adalah Escherichia coli dan sampel jamu pil sebelum dibungkus adalah Staphylococcus aureus

    PENGUKURAN ZAT WARNA Monascus purpureus MENGGUNAKAN LCMS

    Get PDF
    The formation of Monascus purpureus color-substance, as the result of solid fermentation, had been studied by using IR64 rice as a substrate. The formation of color substance had been measured by extracting the sample using 80% methanol which had undergone 14-day fermentation, followed by the thin-layer chromatography (TLC) test with the eluent of chloroform: methanol: water (90: 25: 4). The thorough test was accomplished by using UV-Vis spectrophotometry. The absorbance of Monascus purpureus color substance was measured by UV-Vis spectrophotometry at 364, 365, 375, 400, 480 and 500 nm wavelength. The results of color pigment absorbance of each isolate variedly were in the range of 0.219-0.590. The following analysis was done by using Liquid Chromatography-Mass Spectrum (LC-MS). LC-MS results showed the differences of each isolate. The IPB-B and IPB-T isolates showed that there were two compounds identified to have 359 and 386 molecular weight, ITBCC isolates showed that there were three compounds identified to have 359 371 and 386 molecular weight, while INACC F01 and INACC F147 isolates showed that there were five compounds identified to have 294, 346, 359, 371 and 386 molecular weight. The study result showed that the differences of isolate affect the production of Monascus purpureus color substance.Pembentukan zat warna Monascus purpureus, hasil fermentasi padat telah diteliti dengan menggunakan beras IR64 sebagai substrat. Pembentukan zat warna telah diukur dengan cara mengekstraksi sampel menggunakan metanol 80%, yang telah difermentasi selama 14 hari, dilanjutkan dengan pengujian kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen kloroform : metanol : air (90:25:4). Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Serapan zat warna Monascus purpureus diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 364, 365, 375, 400, 480 dan 500 nm. Hasil serapan pigmen warna dari masing-masing isolat bervariasi dan berada pada rentang 0,219-0,590. Analisis dilanjutkan dengan menggunakan Liquid Chromatogaraphy Mass Spectrum (LC-MS). Hasil LC-MS menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing isolat. Isolat IPB-B dan IPB-T menunjukkan adanya 2 senyawa teridentifikasi dengan bobot molekul 386 dan 359, isolat ITBCC menunjukkan 3 senyawa teridentifikasi dengan bobot molekul 359, 371 dan 386, sedangkan isolat INACC F01 dan INACC F147 menunjukkan 5 senyawa teridentifikasi dengan bobot molekul 294, 346, 359, 371 dan 386. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan isolat mempengaruhi produksi zat warna Monascus purpureus

    UJI POTENSI BERBAGAI JENIS SUSU CAIR TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

    Get PDF
    The activity test of various types of liquid milk has been carried out as a product of metabolites of some latic acid bacteria. Which is dairy pasteurisation, sterile milk, fermented milk and bulk milk found in the market to the bacteria Escherichia coli. The purpose of the is to determine the potential of Lactobacillus sp as an alternative antibacterial to antibiotics. The test results showed that the samples of milk that gives the biggest bacteriocin activity against Escherichia coli was pasteurized milk, which has an inhibitory diameter of 26,06 mm according to the Ferraro standard

    KAJIAN PEMBENTUKAN PIGMEN PADA MONASCUS -NATA KOMPLEKS DENGAN MENGGUNAKAN AMPAS TAPIOKA SEBAGAI SUBSTRAT

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian pembentukan pigmen pada Monascus – Nata kompleks dengan menggunakan ampas tapioka sebagai media. Kapang uji yang digunakan untuk pembentukan pigmen yaitu Monascus purpureus. Isolasi pigmen dilakukan dengan cara ekstraksi pigmen sampel pada hari ke-14, 15 dan hari ke-16 yang selanjutnya dilakukan pengujian Kromatografi Lapis Tipis dengan pengembang etanol-etilasetat (7:3) menggunakan pembanding produk beras angkak dengan nilai Rf 0,83. Penyerapan panjang gelombang diukur dengan Spektrofotometer UV –Vis pada panjang gelombang 300 – 800 nm. Pigmen yang terbentuk pada hari ke-14, 15 dan 16 berturut – turut adalah pigmen kuning, merah dan jingga dengan panjang gelombang 447 nm, 500 nm dan 494 nm.
    corecore