15 research outputs found
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI
Escherichia coli merupakan salah satu penyebab infeksi yang sering terjadi pada masyarakat. Escherichia coli yang merupakan flora normal pada usus besar bisa menjadi patogen jika berpindah dari tempatnya ataupun jumlahnya yang semakin bertambah.Meningkatnya angka kejadian infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli menyebabkan terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan menyebabkan Escherichia coli resisten terhadap antibiotik sehingga pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional dapat menjadi pengobatan alternatif selain antibiotik.Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daun jambu biji. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium Guajava Linn) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan seberapa kuat potensi daya hambat yang dihasilkan melalui diameter zona hambat yang terbentuk. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment design dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Pengujian antibakteri yang digunakan adalah metode difusi agar menggunakan cakram disk. Pada penelitian ini menggunakan 10 kelompok perlakuan yang terdiri dari Ciprofloxacin sebagai control positif, aquades steril sebagai kontrol negatif, dan ekstrak etanol daun jambu biji dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56% dimana masing-masing kelompok dilakukan 3 kali pengulangan. Diameter zona hambat yang terbentuk diamati dan diukur dengan jangka sorong. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p=0,001 dan nilai p= <0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok. Hasil uji post hoc menggunakan Mann-Whitney juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, sedangkan pada konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56% tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah esktrak etanol daun jambu biji (Psidium Guajava Linn) memiliki aktivitas antibakteri yang ditandai dengan terbentuknya diameter zona hambat disekitar kertas cakram. Diameter zona hambat terbesar terdapat pada konsenrasi 100% sebesar 13,63mm dan diameter zona hambat terkecil terdapat pada konsentrasi 25% sebesar 9,23mm. konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 1,56% tidak memiliki potensi daya hambat terhadap bakteri Escherichia coli
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Obesitas merupakan suatu keadaan patologis, terjadi akumulasi lemak dalam tubuh melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Obesitas telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan lokasi distribusi lemak, obesitas diklasifikasikan menjadi obesitas sentral dan obesitas general dimana obesitas sentral memiliki risiko mortalitas dan morbiditas lebih tinggi dibandingkan obesitas general. Pada individu dengan obesitas, terjadi penurunan kontrol terhadap kadar glukosa darah yang berisiko menimbulkan peningkatan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 67 orang yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa. Analisis data menggunakan uji Fisher. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Fisher, didapatkan nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, H0 ditolak dan H1 diterima karena p < 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Dengan demikian, disarankan untuk mengubah pola hidup ke arah yang sehat agar dapat terhindar dari obesitas sentra
PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA ORANG DEWASA DENGAN RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEBOBO KOTA KUPANG
Angka Kejadian diabetes melitus kian meningkat dari tahun ke tahun dan diabetes melitus tipe 2 merupakan kejadian diabetes terbanyak yang mencapai 90% dari semua kasus diabetes melitus. Daun tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki kandungan senyawa flavonoid. Senyawa ini sangat efektif dan aman dalam penurunan kadar glukosa darah sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pencegahan diabetes melitus tipe 2. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah puasa pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Jenis penelitian ini ialah eksperimental dengan desain penelitian yaitu Quasy-Eksperiment serta rancangannya berupa Non Equivalent Kontrol Group Design yang dilakukan di puskesmas Oebobo Kota Kupang. Sampel pada penelitian ini diambil secara Non-probability sampling dengan teknik Purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil Uji Paired Sample T bahwa pada kelompok perlakuan, pemberian jus daun kelor tidak menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang dengan nilai sig = 0,918 (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol tidak menunjukkan penurunan kadar glukosa darah puasa yang signifikan dengan nilai sig = 0,505 (p>0,05). Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian jus daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah puasa pada orang dewasa dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupan
Effect of Moringa oleifera leaf powder supplementation on weight gain of toddler in the working area of Naibonat health center, Kupang regency
Introduction: Undernutrition prevalence in East Nusa Tenggara is very high. One of the intervention to overcome this problem is by providing foods enriched with vitamins and minerals. One of the plant that contains great amount of vitamins and minerals is Moringa which thrives in almost all of the mainland of Timor. This study aims to determine whether there is an effect of Moringa leaf powder supplementation on weight gain of children under five years of age at the working area of Naibonat Health Center in Kupang Regency.Methods: Experimental study with pre-test post-test control group design was conducted among children aged 2-5 years in the working area of the Naibonat Health Center in Kupang Regency. The study was conducted with consecutive sampling technique with a total subjects of 50 children consisting of 25 children in the treatment group and 25 children in the control group. The intervention group was given 25 grams of Moringa leaf powder for 14 days. Results: There was a significant increase in body weight of the treatment group after supplementation of 25 grams of Moringa leaf powder for 14 days (p< =0.,001). In the control group, there was no significant difference of body weight after the study.Conclusions: Moringa oleifera leaf powder supplementation of 5-10 grams has been able to increase body weight by 0.53 kg on children under five years of age at the working area of Naibonat Health Center in Kupang Regency by increasing the child's appetite
Correlation between intensive phase treatment of antituberculosis drugs with nutritional status of patients with tuberculosis in Kupang city
Background: Indonesia is a country with the third highest tuberculosis incident in the world. Nutritional status is very important to patients with tuberculosis, an optimal nutritional status created an optimal immune system. Lack of adequate nutritional intake, prolonged the anti-tuberculosis drug treatment and caused them to get a slower recovery. Therefore, the writer found the need of knowing the relation of intensive phase treatment of anti-tuberculosis drugs with nutritional status of patients with tuberculosis in Kupang City.Objectives: To know the relation between intensive phase treatment of anti tuberculosis drugs with nutritional status of patients with tuberculosis in Kupang City.Methods: This study was an observational analytic study with a nested cohort design conducted by 11 public health centers in Kupang City by taking secondary data from medical records. The sampling technique used consecutive sampling with 84 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The study was analyzed univariately, and bivariately using Mc Nemar.Results: From 84 respondents, before intensive phase tuberculosis treatment 61 respondents (72.6%) had abnormal nutrition status, and 23 respondents (27.4%) had normal nutritional status, while after intensive phase tuberculosis treatment from 84 respondents it was found that 50 respondents (59.5%) had abnormal nutrition status, and 34 respondents (40.5%) had normal nutritional status. The result of the bivariate analysis test shows a significant different in nutritional status before and after tuberculosis treatment with p value = 0.001.Conclusions: There was a significant different in nutritional status before and after tuberculosis treatment indicating that anti-tuberculosis drug treatment can affect the nutritional status of patients with tuberculosis.C
The correlation between stress level and eating disorder syndrome in preclinical medical students at Faculty of Medicine and Veterinary Medicine, University of Nusa Cendana, Kupang, East Nusa Tenggara
Nowdays with various kinds of needs and demands in life that must be met at any time can cause stress of someone. Medical students are often experience high level of stress due to the demands of high education standards requirements. Continous chronic stress can affect eating behaviour lead to the potential cause of eating disorder syndrome (EDS). This study aimed to evaluate the correlation between stress level and EDS in preclinical medical students of Nusa Cendana University, Kupang, East Nusa Tenggara. It was an analytic observational with a cross sectional design conducting on the preclinical medical students by filling out depression anxiety stress Scale (DASS-42) and eating attitude test (EAT-26) questionnaires. Respondents were selected by the probability sampling method with a stratifies random sampling technique. A total 141 respondents who met the inclusion and exclusion criteria were recruited. Bivariate analysis by using the Wilcoxon Theta correlation test was performed. Among respondents involved in this study, 13 (9.2%) respondents did not experience stress and 128 (90.8%) experienced stress including 43 (30.5%) mild stress, 68 (48.3%) moderate stress, and 17 (12.3%) severe stress. The EDS was observed in 15 (10.6%) respondents. A significant moderate correlation between stress level and EDS was indicated (θ = 0.58). In conclusion, there is correlation between stress level and EDS on preclinical medical students of Nusa Cendana University, Kupang
PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN KELOR (Moringa Oleifera Lam) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL ORANG DEWASA HIPERKOLESTEROLEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEBOBO KOTA KUPANG
Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar kolesterol total dalam darah yang dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Daun kelor mengandung flavonoid dan memiliki efek hipokolesterol dapat menekan aktivitas enzim HMG-KoA reduktase sehingga dapat mengurangi biosintesis kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun kelor terhadap kadar kolesterol total pada orang hiperkolesterolemia. Metode penelitian ini adalah Quasi experimental dengan rancangan control group pre test-post test. Subjek adalah orang dewasa usia 25-60 tahun yang memiliki kadar kolesterol total ≥200 mg/dl. Kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan dengan 10 subjek tiap kelompok. Kelompok perlakuan diberikan minuman jus daun kelor sebanyak 220ml per hari dan kelompok kontrol tidak diberikan, jus daun kelor dikonsumsi selama 3 hari. Kadar kolesterol total dianalisis dengan metode Cholesterol Oxidase Phenol Aminoantipyrin (CHOD-PAP). Uji normalitas data menggunakan Saphiro-wilk. Analisis statistik menggunakan uji wilcoxon rank test. Hasil dari penelitian ini minuman jus daun kelor sebanyak 220 ml per hari selama 3 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol total secara signifikan yaitu dari 236,30 mg/dl menjadi 234,30 mg/dl (p=0.721). Sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat kenaikan kolesterol total dari 226,20 menjadi 235,50 akan tetapi tidak bermakna secara statistik (p=0.114). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian minuman jus daun kelor sebanyak 220 ml per hari selama 3 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol total secara signifika
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG MANFAAT DAUN KELOR DENGAN STATUS GIZI KELUARGA PADA WILAYAH LAHAN KERING KEPULAUAN SEMIRINGKAI
Masalah gizi di Indonesia masih besar, tidak hanya masalah gizi kurang tetapi juga masalah gizi lebih. Salah satu faktor penyebab adalah pola makan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Daun kelor dengan banyak keunggulan nutrisi baik yang sangat populer dapat menjadi salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi di tingkat rumah tangga. Namun Hal ini memerlukan adanya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat akan manfaat daun kelor. Oleh karena itu, peneliti dan tim telah melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap tentang manfaat daun kelor di masyarakat desa Penfui Timur yang memiliki cukup banyak pohon kelor serta untuk mengetahui hubungannya dengan status gizi keluarga. Disain penelitian ini merupakan studicrossectional yang bersifat deskriptif dan analitik. Populasi adalah seluruh rumah tangga di wilayah kerja Desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang yang telah disampling sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua subjek (93%) adalah usia orang dewasa tengah sampai dengan dewasa akhir dengan jenis kelamin yang setara antara perempuan (55,5%) dengan laki-laki (44,4%). Ada 33 responden yang memiliki 5 sampai 8 jumlah anggota dalam rumah tangga dan 12 responden lainnya memiliki 3 sampai 4 jumlah anggota dalam rumah tangganya. Dengan uji statistik Fisher menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p= 0,002 dan sikap orang tua (p=0,019) tentang manfaat daun kelor dengan status gizi keluarga pada wilayah lahan kering kepulauan semiringkai. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap yang baik tentang manfaat daun kelor memberikan pengaruh yang baik terhadap pemeilihan dan penyediaan makanan bergizi sehingga hamper sebagian lebih status gizi keluarga terpelihara dengan baik. Hal ini terlihat dari hamper sebagian besar responden memiliki status gizi yang baik. Luaran dari penelitian ini adalah lebih optimal dalam pemanfaatan lahan kering semiringkai di sekitar rumah sehingga berguna bagi ketersediaan pangan murah dan bergizi di tingkat rumah tangg
HUBUNGAN POLA ASUH DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI KELURAHAN NAIMATA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENFUI
Masalah gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa penting, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki lagi walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Pola Asuh dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita di Posyandu Melati Kelurahan Naimata wilayah kerja Puskesmas Penfui. Metode penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan kuesioner untuk penilaian pola asuh dan tingkat pendidikan ibu, pengukuran status gizi balita diukur dengan indeks antropometri berat badan menurut tninggi/panjang badan yang berpedoman pada standar NCHS-WHO dalam versi skor simpang baku (Z-Score). Hasil penelitian menunjukan status gizi balita yang memiliki status gizi normal dengan pola asuh yang baik sebanyak 36 responden dan pola asuh kurang 9 responden, tidak normal dengan pola asuh baik sebanyak 6 responden dan pola asuh kurang 1 responden. Sedangkan balita yang memiliki status gizi normal dengan tingkat pendidikan ibu yang baik sebanyak 38 responden dan tingkat pendidikan kurang 7 responden, tidak normal dengan tingkat pendidikan ibu baik sebanyak 4 responden dan tingkat pendidikan kurang 3 responden. Berdasarkan uji statistik fisher pola asuh dan status gizi diperoleh p-value sebesar p=1,000 > (0,05), sedangkan tingkat pendidikan dan status gizi diperoleh p-value sebesar p=0,120 > (0,05) yang artinya H1 ditolak dan H0 di terima, sehingga tidak terdapat hubungan pola asuh dan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di posyandu Melati Kelurahan Naimata wilayah kerja Puskesmas Penfui. Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan pola asuh dan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di posyandu Melati Kelurahan Naimata wilayah kerja Puskesmas Penfui. Bagi ibu balita rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan agar status gizi anak dipantau secara berkala, dan tetap mempertahankan pola asuh yang baik serta lebih memperhatikan asupan gizi anakny
PENGARUH PEMBERIAN PUDING SARI DAUN KELOR TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI ANAK DI SD INPRES NOELBAKI KABUPATEN KUPANG
Masalah gizi kurang sangat tinggi di NTT. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan inovatif dan menarik yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Salah satu tanaman yang kaya akan vitamin dan mineral adalah kelor (Moringa oleifera). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian pudding sari daun kelor terhadap perubahan status gizi anak di SD Inpres Noelbaki Kabupaten Kupang. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test with kontrol group yang dilakukan pada anak sekolah dasar berusia 10-12 tahun di SD Inpres Noelbaki Kabupaten Kupang. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan jumlah sampel 66 anak, yang terdiri dari 33 anak pada kelompok perlakuan dan 33 anak pada kontrol. Pada kelompok perlakuan diberikan puding sari daun kelor selama 14 hari. Uji analisis yang digunakan adalah Paired T test untuk membandingkan perubahan nilai Pre-Post setiap kelompok dan Unpaired T Test untuk membandingkan nilai akhir kelompok Intervensi - kontrol. Hasil dari penelitian ini terdapat peningkatan status gizi yang signifikan pada kelompok perlakuan setelah diberikan pudding sari daun selama 14 hari. Pada kelompok terdapat 33 anak mengalami peningkatan satatus gizi. Sedangkan pada kelompok control hanya terdapat 3 anak mengalami peningkatan status gizi. Pada kelompok intervensi terdapat perubahan yang signifikan (p<0,05) dan pada kelompok control tidak didapatkan adanya perubahan yang signifikan setelah dilakukan penelitian selama 14 hari. Kesimpulan dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian pudding sari daun kelor terhadap perubahan status gizi anak di SD Inpres Noelbaki Kabupaten Kupang (p<0,05) dengan cara meningkatkan nafsu makan ana