2 research outputs found
Hubungan Antara Tromboelastografi (TEG) Dan Parameter Faal Hemostasis Dengan Skor SOFA Dan Mortalitas Pasien Sepsis di ICU
Pendahuluan : Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancamjiwa yang disebabkan oleh kelainanregulasirespon host terhadapinfeksi. Selain inflamasi juga dapat memicu hiperkoagulopati dan hipokoagulopati, yang bila berlanjut, fase hipokoagulasi yang berkembang menjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). Gangguan pembekuan darah atau fungsi hemostasis dapat dievaluasi dengan cara bed site yaituThromboelastografi (TEG). TEG dapat mengevaluasi keadaan koagulasi darah dan berhubungan dengan tingkat mortalitas pada pasien sepsis. Oleh sebab itu saya akanmelakukanpenelitian tentang hubungan antara TEG dan fungsi hemostasis terhadap skor SOFA dan mortalitas pada pasien sepsis di ruang ICU RSUD Saiful Anwar.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dan Uji korelasi yang melibatkan variabel pasien sepsis di ICU. Uji statistik menggunakan korelasi menurut Spearman.
Hasil : Terdapathubungan yang signifikanantara parameter TEG dan Sepsis pada pasien yang hidup dan meninggaldengannilai p<0.001. Terdapathubungan yang signifikanantara parameter fungsihemostatis dan sepsis pada pasien yang hidup dan meninggaldimanasemakinmeningkatdari nilai PT, APPT, dan INR makamenyebabkanpeningkatandaridisfungsi organ, peningkatandaridisfungsi organ iniakanmeningkatnilaidari skor SOFA .Pada uji statistik Mann Whitney didapatkanperbedaan yang signifikan pada faal hemostasis denganmortalitaspasien, baikkomponen PT, APTT, maupun INR dengannilai P< 0.001.
Kesimpulan : TEG dan faal hemostatis berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan nilai dari skor SOF
Distribusi Prevalensi Malaria di Puskesmas Kokap I dan Girimulyo I Kabuapten Kulonprogo Tahun 2002-2004 dan Hubungannya dengan Faktor-faktor Risiko
Prevalence of malaria in Indonesia is still high, particularly in the areas of Java and Bali. In Java, the health priority areas are endemic areas including mountain areas incise Kulonprogo district. This research aims to reveal the presence of risk factors associated with the incidence of malaria in the area. This is a non-experimental research by reviewing the medical records of patients with malaria in Primary Health Care in Kokap I and Girimulyo I in 2002-2004. Significance of the relationship between risk factors with the prevalence of malaria were analyzed by Chi-Square. The result show that malaria prevalence in Kokap I in 2002-2004 are 37,43%; 2,174%; 0,246% respectively and in Girimulyo I are 3,632%; 0,183%; 0,013% respectively. Chi-squares analyze show that there is significant correlation (p0,05) between age group, gender and the occupation and the prevalence of malaria. There is unsignificant correlation between education level and the prevalence of malaria (p0,05) in Kokap and Girimulyo.Prevalensi malaria di Indonesia sampai saat ini masih tinggi, terutama di daerah Jawa dan Bali. Di daerah Jawa yang menjadi prioritas kesehatan adalah daerah endemik termasuk wilayah pegunungan menoreh Kabupaten Kulonprogo. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian malaria di daerah tersebut. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menelaah data rekam medik penderita malaria di Kokap I dan Girimulyo I tahun 2002-2004. Signifikansi hubungan antara faktor risiko dengan prevalensi malaria dianalisis dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi malaria di Kokap I berturut-turut dari tahun 2002-2004 adalah 37,43%; 2,174%; 0,246% dan di Girimulyo I, berturut-turut adalah 3,632%; 0,183%; 0,013%. Analisis Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan (p0,05) antara umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan dengan prevalensi malaria. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan prevalensi malaria (P0,05)