3 research outputs found

    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING SUSU LECET DI BPM SUHARTINI, SST KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG: Midwefery Care In The Post Partum Mothers With Nipple Blisters In Bpm Suhartini, Sst Sub-District Diwek Of Jombang District

    Get PDF
    Pendahuluan : Menyusui merupakan perlekatan puting susu dalam mulut bayi untuk menghisap keluar air susu dari payudara. Kesulitan menyusui dapat mengakibatkan kebutuhan ASI pada bayi tidak terpenuhi. Kesulitan yang terjadi antara lain puting datar atau terbenam, puting lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses pada payudara. Tujuan penelitian yaitu memberikan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas dengan Puting Susu Lecet di BPM Suhartini, SST, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah berupa studi kasus yang dilakukan di BPM Suhartini, SST selama 4 kunjungan pagi dan sore. Teknik pengambilan data dengan menggunakan lima langkah varney. Perbandingan pengumpulan data menggunakan alat ukur berupa observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hasil : asuhan menunjukkan bahwa pada kasus 1 dan kasus 2 yang telah diberi intervensi mulai hari ke 1-4 pada pasien pertama mengalami kemajuan dan berhasil pada hari ke-3, yaitu nyeri pada puting susu sebelah kiri sudah sembuh dan bayi mau menyusu pada payudara sebelah kiri. Sedangkan pada pasien kedua berhasil pada hari ke-3, yaitu nyeri pada puting susu sebelah kanan sudah sembuh dan bayi mau menyusu pada payudara sebelah kanan. Pembahasan : Penanganan puting susu lecet dapat dilakukan secara mandiri oleh ibu dengan perawatan puting susu lecet, teknik menyusui yang benar dan perawatan payudara. Bidan juga harus ikut serta memberikan informasi khusus dalam penanganan puting susu lecet agar ibu nifas mampu melakukan perawatan secara mandiri bila terjadi puting susu lecet. Kata kunci : Ibu nifas, puting susu lecet dan ASI

    HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP DI PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

    Get PDF
    JPS   (jaringan pelayanan sosial) yang sekarang berganti nama menjadi  jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah suatu program yang dicanangkan  oleh pemerintah untuk pengobatan bagi orang yang tidak mampu di rumah sakit. Jamkesmas  yang diberikan pemerintah  membantu masyarakat untuk menanggulangi serta membantu meringankan bagi orang miskin. Pelayanan yang diperoleh pasien jamkesmas di pkuskesmas yang dicanangkan pemerintah secara garis besar adalah sama dengan pasien non jamkesmas. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui  hubungan  mutu  pelayanan  dengan  tingkat  kepuasan  pasien  jamkesmas  rawat  inap  di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang. Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien amkesmas rawat inap yang menggunakan Jamkesmas di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebanyak 78 orang. Besar sampel yang di gunakan sebanyak 65 responden. Teknik sampling yang di gunakan adalah purposive samlping. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu mutu pelayanan pasien jamkesmas dengan menggunakan kuesioner dan variabel dependen yaitu tingkat kepuasan pasien jamkesmas rawat inap dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya di uji analisis menggunakan uji statistik rank spearman dengan ? = 0,05. Dari hasil uji Statistik Spearman’s rho angka korelasi 0,405 dengan angka signifikan atau nilai probabilitas (0,001) yang jauh lebih rendah standart signifikan 0,05 atau (r < a), dengan membanding rshitung dengan rstabel, maka didapat hasil rshitung (0,405) > rstabel (0,364) dikarenakan rshitung > rstabel yang berarti ada hubungan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien jamkesmas rawat inap  yang signifikan, sehingga hipotesa diterima. Dari hasil penelitian di atas ini di dapatkan adanya hubungan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien jamkesmas rawat inap di puskesmas cukir kabupaten jombang pada tingkat keeratan cukup sebagai saran diharapkan petugas kesehatan khususnya perawat harus bisa memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan tidak membedakan antara pasien jamkesmas dan tidak jamkesmas agar mutu pelayanan yang di rasakan oleh pasien jamkesmas sangat puas. Kata Kunci : mutu pelayanan, tingkat kepuasan, pasien jamkesmas, rawat ina

    PENGARUH MUTU PELAYANAN PRIMA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

    Full text link
    Puskesmas sebagai pelaksanaan pelayanan publik, melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan Undang undang Republik Indonesia No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan untuk mengetahui hasil layanan yang diberikan tersebut berkualitas atau tidak, dengan indeks kepuasan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor: 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Di Puskesmas Sumobito melaksanakan pelayanan prima dan dievaluasi oleh tim Dinas Kesehatan lewat survey indeks kepuasan masyarakat, dan hasilnya tahun 2007 ke 2008 meningkat sedangkan tahun 2009 menurun, padahal standar pelayanan tetap. Ditambahkan dengan adanya komplain lewat kotak saran. Dasar ini untuk meneliti “Pengaruh Mutu Pelayanan Prima Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan”. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh mutu pelayanan prima terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sumobito. Kualitas pelayanan kesehatan adalah menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien. Kepuasan pengunjung dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah assurance, tangible, empathy, responsiveness, dan realibility. Pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat adalah yang sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut: Kesederhanaan, Keamanan, Keterbukaan, Efisien,. Ekonomis, Keadilan yang merata ,Ketepatan waktu. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksplanatif dengan rancangan cross sectional, merupakan penelitian yang memberikan informasi mengenai situasi yang ada, dimana observasi antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan bersamaan. Pendekatan metode kwantitatif untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Sampel diambil dengan metode Proposional Random Sampling, sebanyak 150 responden yang pernah berkunjung ke Puskesmas. Proposi jenis kelamin perempuan 60% dan laki-laki 40%. Instrumen penelitian yang berbentuk kuesioner. Data sebelum dianalisis data akan dilakukan pengeditan dan pengkodean untuk setiap butir pernyataan dan variabel. Jumlah total rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat 79,1. Proporsi hasil mutu pelayanan prima diketahui kepuasan terendah di variabel “Prosedur” pada pertanyaan responden “Tingkat kecepatan pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ” dengan nilai rata-rata 1,84. Dan kepuasan tertinggi pada variabel “Biaya” pada pertanyaan responden “Tingkat kepastian biaya sesuai perda tanpa tambahan” dengan nilai rata-rata 4,46. Adapun hasil perhitungan SPSS adalah bahwa nilai uji F adalah sebesar 500,397 dengan tingkat signifikasi 0,000. Nilai signifikasi ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa prosedure, waktu, sikap petugas, keterampilan petugas, biaya, sarana dan prasarana, secara bersama-sama berpengaruh signikan terhadap kepuasan pasien. Sedangkan nilai koefisien standar (β) variabel sikap petugas memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya yaitu sebesar 0,679. Dengan nilai ini maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa sikap petugas memiliki pengaruh yang lebih dominan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Sumobito. Kesimpulan bahwa Indek Kepuasan Masyarakat di Puskesmas Sumobito Th 2010 adalah 79,4 masuk dalam kategori “Puas”. Hasil nilai uji F adalah sebesar 500,397 tingkat signifikasi 0,000. Nilai signifikasi ini lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa prosedur, waktu, sikap petugas, ketrampilan petugas, biaya, sarana dan prasarana secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Hasil uji t disimpulkan bahwa masing-masing berperan dalam tingkat kepuasan pasien. Nilai R2 (R Square) sebesar 0,955, sedangkan nilai (adjusted R square) adalah sebesar 0,953. Hal ini berarti 0,0953 atau 95,3% fenomena mutu pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien dapat dijelaskan oleh vaiabel bahwa prosedur, waktu, sikap petugas, keadilan, keterampilan petugas, biaya, sarana dan prasarana sedangkan sisanya sebesar 0,047 atau 4,7 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
    corecore