1 research outputs found

    Strategi Pembinaan Karakter Siswa Hindu di SMA Negeri 1 Basarang Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas (Perspektif Pendidikan Agama Hindu

    No full text
    Strategi pembinaan karakter siswa Hindu yang berdasarkan pada ajaran agama Hindu saat ini sangatlah diperlukan untuk menghindari siswa Hindu berperilaku menyimpang. Ini  dilakukan sekali gus untuk sebuah kelestarian nilai-nilai etika dan susila dalam ajaran agama Hindu. Berdasarkan hal di atas, penelitan ini terfokus pada: 1) Strategi pembinaan karakter siswa Hindu di SMAN-1 Basarang Perspektif Pendidikan Agama Hindu, 2) Faktor penghambat pembinaan karakter siswa Hindu di SMAN-1 Basarang, 3) Upaya yang dilakukan dalam pembinaan karakter siswa Hindu di SMAN-1 Basarang. Adapun teori yang digunakan menganalisis permasalahan tersebut adalah teori fungsionalisme, teori pembelajaran, teori tingkah laku. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, studi dokumen. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa: Pertama,  strategi pembinaan karakter siswa Hindu di SMAN-1 Basarang  yaitu; 1) Dharma agama; Praktek keagamaan seperti mejejaitan, mekidung, pembacaan sloka weda, tiga jenis berperilaku seperti asih, punia dan bhakti. 2) Dharma Negara; dapat dilaku dengan menanamkan siskap kepatuhan dan tunduk kepada Negara baik terhadap tugas, hak, kewajiban, sebagai siswa atau pun sebagai warga Negara termasuk dalam pengertian seluas-luasnya. 3) Sad dharma; seperti dharmawacana, dharmagita, dharmatula, dharmayatra, dharmasadhana, dharmasanti. Kedua, faktor penghambat pembinaan karakter siswa Hindu di SMAN-1 Basarang yaitu; 1) faktor diri siswa, seperti adanya tekanan dari dalam diri seperti intelegensi, perhatian, minat belajar yang kurang, sikap terhadap belajar, motivasi diri, dan kurang percaya diri. 2) faktor dari tenaga pendidik, seperti, sistem komunikasi pendidik yang kurang baik, dan beban psikologis, kepercayaan emosi keagamaan, kurang memberikan perhatian pada proses pembinaan, tidak memiliki bakat dan kematangan dan ketidak siapan pendidik. (3) faktor dari orang tua, seperti; faktor relasi yang tidak baik antara orang tua dengan anak, Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, orang tua bermasalah. Ketiga, upaya yang dapat dilakukan seperti: 1) Upaya siswa; meningkatkan intelegensi, minat,  perhatian, rajin belajar, mengasah kemampaun, dan kecerdasan intelektual. 2) Upaya tenaga pendidik; memperhatikan sistem pembinaan, isi materinya, kesediaan media atau sumber dan penilian. 3) Upaya orang tua siswa; motivator, fasilatator, mediator, dan memperhatikan pendidikan anaknya. (4) Upaya lembaga; mengorganisasikan lingkungan sekolah, menyiapkan program pembinaan, bahan pelajaran, model pembinaan, sarana dan prasarana pembinaan, pencegahan tradisi kekerasan
    corecore