32 research outputs found
Pengaruh Madu Jamur terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan
Masing-masing kelompok mencit jantan Bulb/C diberikan madu jamur dengan dosis 0,39 ml/20 g BB; 0,52 ml/20 g BB dan metformin 5 mg/ 20 g BB. 30 menit berikutnya diberikan glukosa monohidrat 75 mg/20 g BB secara per oral untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah setiap menit ke-0, 30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian glukosa monohidrat. Hasil menunjukkan bahwa pemberian madu jamur dosis 0,39 ml/20 g BB belum dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit (p > 0,05) sedangkan pemberian madu jamur pada dosis 0,52 ml/20 g BB sudah mampu menurunkan kadar glukosa darah setelah 2 jam pemberian glukosa monohodrat (p < 0,05
Profil Data Pengobatan Dalam USAda Tenung Tanyalara
Usada tenung Tanyalara merupakan salah satu naskah di Bali yang memuat mengenai pengobatan tradisional. Namun belum terdapat data mengenai bagaimana profil data pengobatan dan kesesuaian efek farmakologi dari tanaman obat yang digunakan berdasarkan publikasi ilmiah dengan efek secara empiris menurut Usada tenung Tayalara. Tujuan penelitian ini adalah dapat mengetahui profil pengobatan dan kesesuaian efek farmakologi dengan efek empiris dari tanaman obat dalam Usada Tenung Tanyalara. Profil data pengobatan dalam Usada Tenung Tanyalara yaitu dari 145 tanaman obat yang terdapat dalam lontar Usada tenung Tanyalara sebanyak 114 (79%) tanaman sudah diketahui nama ilmiahnya, kelompok efek empiris tanaman obat dalam Usada Tenung Tanyalara terdiri dari 6 kelompok yaitu gangguan pada sistem pernapasan, berbagai keadaan demam, bengkak dan gatal pada kulit, nyeri pada tubuh, gangguan pada sistem pencernaan, dan penyakit lainnya, dan cara penggunaan tanaman obat dalam lontar Usada Tenung Tanyalara sebanyak 61% ditujukan untuk di luar tubuh. Persentase kesesuaian efek farmakologi terhadap efek empiris dalam Usada Tenung Tanyalara dari 12 tanaman yang diinvetarisasi yaitu sebanyak 2 tanaman obat memiliki persentase kesesuaian efek di atas 50%, 4 tanaman obat memiliki kesesuaian efek di bawah 50%, dan 6 tanaman obat masih belum ditemukan publikasi ilmiah yang sesuai dengan efek empiris berdasarkan Usada Tenung Tanyalara
Isolasi Andrografolid dari Andrographis Paniculata (Burm. F.) Ness Menggunakan Metode Purifikasi dan Kristalisasi
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan. Zat aktif utama dalam sambiloto adalah andrografolid yang merupakan zat pahit pada tanaman tersebut. Isolat andrografolid telah tebukti memiliki berbagai macam aktivitas farmakologi seperti antihiperglikemia menghambat platelet-activating factor), anti virus herpes simplex tipe 1, menghambat viabilitas TD-47 sel kanker payudara, dan menurunkan kadar kolesterol. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa andrografolid menunjukkan aktivitas sebagai anti inflamasi dalam kasus rheumatoid arthritis. Beberapa macam tahapan isolasi telah dilakukan untuk memperoleh andrografolid dari Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini dilakukan isolasi terhadap andrografolid dari Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness menggunakan metode purifikasi dan kristalisasi yang bertujuan untuk mendapatkan isolat andrografolid murni dengan lebih efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh menggunakan metoda purifikasi dan kristalisasi mendapatkan rendemen sebesar 0,48%
Inventarisasi Tanaman Obat Dalam USAda Upas Dalam Bentuk Buku Elektronik
Usada Upas merupakan salah satu pengobatan tradisional di Bali. Pembuatan buku elektronik Usada Upas bertujuan untuk mengetahui profil data pengobatan Usada Upas, inventarisasi tanaman obat, dan persentase kesesuaian efek farmakologi terhadap efek empiris dari tanaman obat dalam Usada Upas. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Inventarisasi tanaman obat dalam Usada Upas dilakukan melalui pengumpulan informasi dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah yang terindeks dalam Scopus, situs resmi yang dikelola oleh pemerintah dan situs pendidikan. Buku elektronik dibuat dengan format CHM (Compiled HTML File). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 151 tanaman dalam Usada Upas, sebanyak 125 tanaman sudah diketahui nama ilmiahnya (82,78%), 74 efek empiris ditujukan untuk penyakit upas di dalam tubuh (98,67%), dan 65 cara penggunaan tanaman obat ditujukan untuk di luar tubuh (50,39%). Inventarisasi tanaman dilakukan pada 14 tanaman dengan menambahkan informasi nama Indonesia, nama daerah, nama Usada, nama ilmiah, taksonomi, deskripsi, kandungan kimia, kegunaan, cara penggunaan, efek farmakologi, efek tidak diinginkan, toksisitas, dan gambar yang berkaitan dengan tanaman obat. Dari 14 tanaman obat yang diinventarisasi, hanya 4 tanaman yang menunjukkan kesesuaian efek farmakologi di atas 50%
Data Tanaman dan Pengobatan pada Lontar USAda Rare
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa dengan keanekaragaman budaya warisan nenek moyang. Selain kaya akan budaya, terdapat pula warisan tentang ilmu pengobatan. Di Bali warisan budaya tentang pengobatan dikenal dengan Lontar Usada. Lontar USAda rare merupakan salah satu USAda yang membahas tentang pengobatan pada anak-anak dengan menggunakan ramuan tanaman. Dalam lontar USAda rare hanya memuat tentang nama penyakit dan cara pengolahan ramuan tanaman untuk mengobati penyakit tersebut dengan pendekatan secara empiris. Efek farmakologi dan data toksisitas dari tanaman yang digunakan untuk pengobatan dalam USAda rare belum dilakukan inventarisasi. Sehingga ingin dilakukan penambahan data ilmiah khasiat dan toksisitas tanaman obat yang tercantum dalam lontar USAda rare. Terdapat 150 jenis tanaman pada lontar USAda rare tetapi hanya 10 tanaman yang dilakukan penambahan data kandungan kimia dalam tanaman, efek farmakologi secara ilmiah dan efek toksik
Penetapan Kadar Andrografolid dalam Isolat dari Sambiloto dengan KLT-Spektrofotodensitometri
Andrografolid merupakan kandungan aktif dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) yang mempunyai berbagai aktivitas farmakologi seperti penurun kadar gula darah, trigliserida dan LDL, sebagai antioksidan, antiinflamasi dan analgesik. Andrografolid telah berhasil diisolasi dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness dengan metode maserasi menggunakan etanol 90%, purifikasi bertahap dengan n-hexan, etil asetat dan air panas selanjutnya pemurnian dengan rekristalisasi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar andrografolid pada isolat yang diperoleh dari sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness menggunakan metode KLT-Spektrofotodensitometri. Pada proses penetapan kadar, standar andrografolid dan sampel isolat andrografolid hasil isolasi dari sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness ditotolkan pada plat KLT Silika Gel GF254 kemudian dieluasikan dalam chamber yang berisi campuran kloroform : metanol (9:1) sebagai fase geraknya. Deteksi noda dan pengukuran kadar dilakukan dengan Densitometer. Hasil menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh memang benar merupakan andrografolid dimana panjang gelombang serapan maksimum larutan baku standar andrografolid dan isolat adalah sama yaitu 232 nm. Kadar andrografolid pada isolat yang diperoleh adalah 89,07 % dengan SD 0,041
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber Purpureum Roxb.)
Ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri, laksatif, dan inhibitor lipase pankreas. Kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak yang diduga berperan dalam aktivitas tersebut. Kandungan senyawa yang terdapat di dalam tanaman dapat ditarik oleh suatu pelarut saat proses ekstraksi. Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting dalam proses ekstraksi. Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal yang dapat menarik sebagian besar senyawa kimia dalam tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa apa saja yang yang terkandung di dalam ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) berdasarkan uji skrining fitokimia. Penelitian ini dilakukan melaui dua tahap, yaitu proses ekstraksi dengan maserasi menggunakan metanol dan uji skrining fitokimia yang terdiri dari skrining flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan steroid, alkaloid, minyak atsiri, serta glikosida. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh berupa data kandungan kimia dari ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) mengandung golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, minyak atsiri, dan glikosida
Profil Data Pengobatan Dalam USAda Tenung Tanyalara
Usada tenung Tanyalara merupakan salah satu naskah di Bali yang memuat mengenai pengobatan tradisional. Namun belum terdapat data mengenai bagaimana profil data pengobatan dan kesesuaian efek farmakologi dari tanaman obat yang digunakan berdasarkan publikasi ilmiah dengan efek secara empiris menurut Usada tenung Tayalara. Tujuan penelitian ini adalah dapat mengetahui profil pengobatan dan kesesuaian efek farmakologi dengan efek empiris dari tanaman obat dalam Usada Tenung Tanyalara. Profil data pengobatan dalam Usada Tenung Tanyalara yaitu dari 145 tanaman obat yang terdapat dalam lontar Usada tenung Tanyalara sebanyak 114 (79%) tanaman sudah diketahui nama ilmiahnya, kelompok efek empiris tanaman obat dalam Usada Tenung Tanyalara terdiri dari 6 kelompok yaitu gangguan pada sistem pernapasan, berbagai keadaan demam, bengkak dan gatal pada kulit, nyeri pada tubuh, gangguan pada sistem pencernaan, dan penyakit lainnya, dan cara penggunaan tanaman obat dalam lontar Usada Tenung Tanyalara sebanyak 61% ditujukan untuk di luar tubuh. Persentase kesesuaian efek farmakologi terhadap efek empiris dalam Usada Tenung Tanyalara dari 12 tanaman yang diinvetarisasi yaitu sebanyak 2 tanaman obat memiliki persentase kesesuaian efek di atas 50%, 4 tanaman obat memiliki kesesuaian efek di bawah 50%, dan 6 tanaman obat masih belum ditemukan publikasi ilmiah yang sesuai dengan efek empiris berdasarkan Usada Tenung Tanyalara
Potensi Toksisitas Andrografolid dari Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) pada Kulit dan Mata secara In Silico
Andrografolid adalah kandungan kimia utama yang terdapat dalam tanaman sambiloto (Andrographis paniculata). Andrografolid memiliki banyak aktivitas farmakologi antara lain sebagai antiaterosklerosis, antiinflamasi, antioksidan, antihiperglikemik, dan antimalaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas dari senyawa andrografolid dalam tanaman sambiloto secara in silico menggunakan software Toxtree v2.6.13.
Uji toksisitas dilakukan menggunakan software Toxtree dengan menginput struktur 2 dimensi dari senyawa andrografolid dan diujikan terhadap 2 parameter uji yaitu Skin Irritation/Corrosion dan Eye Irritation and Corrosion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa andrografolid tidak berpotensi menyebabkan korosi maupun iritasi pada kulit dan tidak berpotensi menyebabkan luka bakar dan luka bakar yang parah pada mata
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Singkong (Manihot Utilissima Pohl) terhadap Kadar Gula Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aloksan
Tanaman singkong (Manihot utilissima Pohl) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya sebagai sumber kalori pangan di Indonesia. Dalam pemanfaatannya, daun singkong hanya digunakan sebagai sayur dan makanan ternak. Sehingga diperlukan cara pengolahan yang baru untuk daun singkong agar manfaat daun singkong dapat dirasakan oleh masyarakat. Daun singkong memiliki berbagai kandungan, salah satunya yaitu flavonoid golongan kuersetin. Penelitian sebelumnya menunjukkan flavonoid golongan kuersetin dalam Aloe vera dan Uncaria gambir Roxb mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan sehingga diduga flavonoid dalam daun singkong memiliki aktivitas antihiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit jantan galur Balb/C yang diinduksi aloksan. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: determinasi, ekstraksi, penetapan kadar air, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antihiperglikemia ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl). Pengujian dilakukan dengan membagi mencit menjadi 6 kelompok perlakuan, antara lain: kontrol normal, kontrol negatif (CMC Na 0,1%), kontrol positif (metformin 65 mg/kg BB), dan tiga kelompok perlakuan (variasi dosis ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl) 12,8 mg/kg BB, 25,6 mg/kg BB, dan 51,3 mg/kg BB) diberikan selama 8 hari. Selanjutnya diukur kadar glukosa darah mencit menggunakan alat glukosa test. Hasil data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl) mampu menurunkan kadar glukosa darah (p<0,05), namun kemampuan tersebut tidak sama dengan metformin (p<0,05) dimana metformin memiliki aktivitas antihiperglikemia yang lebih besar