2 research outputs found
ANALISIS KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM INTENSIF
Sejalan dengan kemajuan teknologi, budidaya udang vaname di Indonesia telah mengadopsi pendekatan yang dikenal sebagai BUSMETIK (Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik). Pendekatan ini mempermudah pengelolaan kualitas air dengan lebih efektif, sehingga memenuhi standar kualitas air yang sesuai untuk biota budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air selama 45 hari pada pembesaran udang vaname sistem intensif skema BUSMETIK di BAPPL STP Serang, dari tanggal 19 Februari s.d. 4 April 2018. Fokus penelitian pada tiga petak BUSMETIK yaitu petak 3A, 2D, dan 4C. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, pH, alkalinitas, oksigen terlarut, amoniak, serta nitrit. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa parameter kualitas air yang tercatat adalah sebagai berikut: suhu berkisar antara 27-31°C, salinitas berkisar antara 15-23 ppt, pH mencapai 7, alkalinitas berkisar antara 72-172 mg/l, kadar oksigen terlarut berkisar antara 1,6-7,4 mg/l, konsentrasi amonia berkisar antara 0,5-1,5 mg/l, dan kadar nitrit berkisar antara 3,28 hingga >3,28 mg/l. Temuan ini menggambarkan bahwa nilai-nilai tersebut secara umum masih berdampak positif dan berkontribusi pada pertumbuhan udang, meskipun kadar nitrit menunjukkan nilai yang melebihi standar optimum.Sejalan dengan kemajuan teknologi, budidaya udang vaname di Indonesia telah mengadopsi pendekatan yang dikenal sebagai BUSMETIK (Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik). Pendekatan ini mempermudah pengelolaan kualitas air dengan lebih efektif, sehingga memenuhi standar kualitas air yang sesuai untuk biota budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air selama 45 hari pada pembesaran udang vaname sistem intensif skema BUSMETIK di BAPPL STP Serang, dari tanggal 19 Februari s.d. 4 April 2018. Fokus penelitian pada tiga petak BUSMETIK yaitu petak 3A, 2D, dan 4C. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, pH, alkalinitas, oksigen terlarut, amoniak, serta nitrit. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa parameter kualitas air yang tercatat adalah sebagai berikut: suhu berkisar antara 27-31°C, salinitas berkisar antara 15-23 ppt, pH mencapai 7, alkalinitas berkisar antara 72-172 mg/l, kadar oksigen terlarut berkisar antara 1,6-7,4 mg/l, konsentrasi amonia berkisar antara 0,5-1,5 mg/l, dan kadar nitrit berkisar antara 3,28 hingga >3,28 mg/l. Temuan ini menggambarkan bahwa nilai-nilai tersebut secara umum masih berdampak positif dan berkontribusi pada pertumbuhan udang, meskipun kadar nitrit menunjukkan nilai yang melebihi standar optimum
ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DALAM SISTEM INTENSIF
Budidaya intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei) telah menjadi tren utama dalam industri akuakultur di Indonesia. Kesuksesan dalam proses budidayanya berada pada aspek teknis dan finansial. Perhatian lebih lanjut harus diberikan pada kendala teknis yang dihadapi serta manajemen finansial yang cermat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan finansial dari budidaya udang vaname dalam sistem intensif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang efisiensi dan potensi keuntungannya. Penelitian dilaksanakan dari Desember 2017 sampai dengan April 2018 di Serang, Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dengan fokus kajian pada aspek teknis dan finansial budidaya intensif udang vaname, serta analisis data secara deskriptif. Tingkat kelangsungan hidup udang dalam sistem intensif mencapai 75-85% sedangkan tingkat konversi pakan mencapai 1,2-1,8. Meskipun demikian, kendala teknis yang dihadapi meliputi tingginya tingkat kanibalisme dan risiko infeksi penyakit yang berdampak pada produktivitas dan tingkat kelangsungan hidup udang. Dalam penelitian ini, terdapat temuan bahwa rata-rata berat udang pada petak 2D dan 4C menunjukkan standar yang lebih unggul dibandingkan dengan petak 3A. Selain itu, pertumbuhan udang yang paling pesat teramati pada petak 4C. Selanjutnya, hasil analisis finansial yang dilakukan, khususnya analisis laba/rugi, mengindikasikan bahwa petak 2D mencatatkan keuntungan, sementara petak 4C dan 3A mengalami kerugian.
 Budidaya intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei) telah menjadi tren utama dalam industri akuakultur di Indonesia. Kesuksesan dalam proses budidayanya berada pada aspek teknis dan finansial. Perhatian lebih lanjut harus diberikan pada kendala teknis yang dihadapi serta manajemen finansial yang cermat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan finansial dari budidaya udang vaname dalam sistem intensif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang efisiensi dan potensi keuntungannya. Penelitian dilaksanakan dari Desember 2017 sampai dengan April 2018 di Serang, Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dengan fokus kajian pada aspek teknis dan finansial budidaya intensif udang vaname, serta analisis data secara deskriptif. Tingkat kelangsungan hidup udang dalam sistem intensif mencapai 75-85% sedangkan tingkat konversi pakan mencapai 1,2-1,8. Meskipun demikian, kendala teknis yang dihadapi meliputi tingginya tingkat kanibalisme dan risiko infeksi penyakit yang berdampak pada produktivitas dan tingkat kelangsungan hidup udang. Dalam penelitian ini, terdapat temuan bahwa rata-rata berat udang pada petak 2D dan 4C menunjukkan standar yang lebih unggul dibandingkan dengan petak 3A. Selain itu, pertumbuhan udang yang paling pesat teramati pada petak 4C. Selanjutnya, hasil analisis finansial yang dilakukan, khususnya analisis laba/rugi, mengindikasikan bahwa petak 2D mencatatkan keuntungan, sementara petak 4C dan 3A mengalami kerugian.