8 research outputs found

    HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI SUSU KEMASAN DENGAN INDEKS PUFA/pufa ANAK USIA 10-11 TAHUN DI SDN TUNJUNGSEKAR 1 KOTA MALANG

    Get PDF
    ABSTRAK Anak-anak pada usia 10-11 tahun rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karies gigi karena memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman  manis, salah satunya adalah susu kemasan. Pada tahun 2013, dari 25,2% penduduk Indonesia berumur 10-14 tahun yang mengalami masalah gigi dan mulut hanya 28,3% yang mendapatkan perawatan medis. Indeks PUFA/pufa adalah indeks yang dipergunakan untuk menilai kondisi rongga mulut akibat karies gigi yang tidak dirawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi susu kemasan dengan indeks PUFA/pufa anak usia 10-11 tahun di SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang. Data didapat dengan mewawancarai anak kelas IV-V yang berusia 10-11 tahun SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan rongga mulut. Rancangan penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 55 anak yang diperoleh dengan menggunakan metode total sampling. Indeks PUFA/pufa populasi pada anak usia 10-11 tahun di SDN Tunjungsekar satu adalah 37.8%, sedangkan rata-rata Indeks PUFA/pufa adalah 32.7%. Pada penelitian ini frekuensi konsumsi susu kemasan didominasi oleh siswa dengan kategori sedikit 41.8%. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.786 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0.05). Hubungan tersebut bernilai positif, dapat diartikan bahwa semakin rendah frekuensi konsumsi susu kemasan, maka akan diikuti oleh rendahnya indeks PUFA/pufa. Kata kunci: karies gigi, anak sekolah dasar, frekuensi konsumsi susu kemasan, indeks PUFA/pufa

    PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN GINGIVITIS ANTARA USIA PRA-PUBERTAS DAN PUBERTAS DI KOTA MALANG

    Get PDF
    ABSTRAK   Gingivitis merupakan inflamasi yang mengenai jaringan gingiva yang disebabkan oleh plak. Salah satu faktor predisposisi gingivitis adalah ketidakseimbangan hormon endokrin pada waktu pubertas. Peningkatan kadar hormon endokrin selama usia pubertas menyebabkan vasodilatasi jaringan gingiva yang mengakibatkan gingivitis. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan angka kejadian gingivitis antara usia prapubertas dan usia pubertas di kota Malang. Metode: Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan crosssectional. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampel. Pemeriksaan skor gingivitis dengan Modified Gingival Index (MGI). Hasil: skor gingivitis pada 33 usia prapubertas didapatkan 81,8% gingivitis ringan, 18,2% termasuk sehat, sedangkan skor gingivitis 33 usia pubertas didapatkan 90,9% gingivitis ringan, 9,1% gingivitis sedang. Analisis data menggunakan uji fisher exact test dan coefisien contingency menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian gingivitis usia prapubertas dan pubertas di kota Malang. Kesimpulan: angka kejadian gingivitis usia prapubertas lebih rendah dibandingkan dengan usia pubertas.   Kata kunci: gingivitis, prapubertas, pubertas, Modified Gingival Index (MGI)      ABSTRACT                      Gingivitis is an inflammation of gum caused by the accumulation of plaque. One of the predisposition factors of gingivitis is endocrine hormone’s imbalance in the pubertal period. The increasing endocrine hormone levels during puberty cause vasodilatation that increases blood circulation to the gingival tissue, it can result in gingivitis. Objectives: to know the difference of gingivitis prevalence between prepubertal and pubertal in Malang. Methode: The research type is an analytical survey with approach cross-sectional. The samples technique using the purposive sample. Gingivitis score was valued by Modified Gingival Index (MGI). Result: The value gingivitis score of this research showed gingivitis score of 33 prepubertal is 81,8% mild gingivitis and 18,2% healthy, gingivitis score of 33 pubertal is 90,9%mild gingivitis and 9,1% moderate gingivitis. The data of this research was analyzed using the Fisher exact test and confine contingency, probability value obtained in this research showed that there is a significant difference of gingivitis prevalence between prepubertal and pubertal in Malang. Conclusion: Gingivitis prevalence in prepubertal less than pubertal.   Keywords: gingivitis, prepubertal, pubertal, Modified Gingival Index (MGI

    Hubungan Perilaku Ibu Hamil dengan Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Masa Kehamilan di Puskesmas Pandanwangi Malang

    Get PDF
    ABSTRAK Perilaku ibu hamil didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas selama masa kehamilan. Dalam penelitian ini perilaku terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pada masa kehamilan terjadi beberapa perubahan pada bagian tubuh termasuk gigi dan mulut. Salah satu penyebab gangguan kesehatan gigi dan mulut adalah ada atau tidaknya faktor lokal (debris dan calculus). Kebersihan gigi dan mulut diukur dengan menggunakan Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S). Tujuan: untuk membuktikan adanya hubungan perilaku ibu hamil dengan kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) selama masa kehamilan. Metode: consecutive sampling dilakukan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Pandanwangi Kota Malang dan memenuhi kriteria pada bulan Agustus sampai bulan September selama 30 hari dengan pendekatan cross sectional, sehingga didapatkan sampel sebanyak 50 ibu hamil. Hasil: uji korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan OHI-S dengan korelasi r=-0.711, adanya hubungan signifikan antara sikap ibu hamil dengan OHI-S dengan korelasi r=-0.707, serta adanya hubungan signifikan antara tindakan ibu hamil dengan OHI-S dengan korelasi r=-0.525. Kesimpulan: terdapat hubungan perilaku ibu hamil dengan kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) selama masa kehamilan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang.   Kata Kunci: Perilaku Ibu Hamil, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, OHI-

    MENGANGKAT PERMAINAN TRADISIONAL MONGMONGAN MENJADI PERMAINAN EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

    Get PDF
    Bermain merupakan hal yang digemari siswa Sekolah Dasar. Permainan edukasi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut melalui metode baru yang dimodifikasi dari permainan tradisional, yaitu Mongmongan maupun modifikasi permainan kartu yang biasa dimainkan oleh masyarakat dan disesuaikan dengan teori perkembangan anak. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas metode bermain Emo dan Ecard terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak. Metode: Desain penelitian ini adalah pre eksperimental desain dengan rancangan group pre-test post-test desain. Analisis data statistik menggunakan uji t–test berpasangan dan t-test independen. Hasil: Terjadi peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan metode bermain Ecard dan Emo dimana metode bermain Ecard mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai thitung 4,435 sedangkan Emo mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai thitung 6,463. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sesudah penyuluhan menggunakan metode bermain Ecard dan Emo relatif tidak ada perbedaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,055 dan nilai thitung 1,959. Kesimpulan: Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan metode bermain Emo dan Ecard dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut anak serta Emo lebih efektif dibanding Ecard.   Kata kunci: Ecard, Emo, peningkatan pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut

    Hubungan Stunting Dengan Early Childhood Caries (ECC) pada Anak Balita : Tinjauan Literatur

    No full text
    Data World Health Organization (WHO) tahun 2020 menyatakan 22% atau 149,2% anak balita di dunia menderita stunting. Menurut WHO tahun 2019 secara global prevalensi karies gigi pada anak yaitu 60-90%. Tujuan review adalah untuk mengetahui hubungan stunting dengan ECC pada anak balita. Review ini menggunakan metode Systematic Literature Review dan analisis PRISMA dari 10 jurnal yang didapatkan pada database PubMed, Google Scholar , Science Direct dan Scientific Research tahun 2013 – 2023. Dalam review ini didapatkan hasil bahwa skor karies gigi pada anak dengan gizi kurang lebih tinggi karena perkembangan kelenjar saliva mengalami atrofi sehingga menyebabkan aliran saliva menurun, kemudian mengurangi buffer saliva dan self cleansing yang akhirnya dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi ECC dapat berdampak langsung pada status gizi, pertumbuhan dan perkembangan anak. Kesimpulan dari review adalah stunting dan Early Childhood Caries (ECC) memiliki faktor pengaruh yang sama yaitu faktor sosio-ekonomi dan pola makan termasuk frekuensi dan kuantitas konsumsi gula. Early Childhood Caries (ECC) menurunkan kualitas hidup serta merugikan bagi kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang anak-ana

    Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Karies Gigi pada Siswa Kelas 5 SD di Kota Malang

    No full text
    Karies gigi merupakan penyakit pada gigi akibat interaksi berbagai faktor, salah satunya adalah makanan dan minuman manis. Meningkatnya asupan makanan dan minuman manis, turut meningkatkan risiko terjadinya karies dan turut meningkatkan berat badan dan kemudian meningkatkan status gizi seseorang. Karies gigi dapat diukur menggunakan indeks DMF-T pada gigi permanen dan def-t pada gigi sulung. Status gizi dapat diukur menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Pada anak-anak usia 5-18 tahun, IMT dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia sehingga disebut indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan karies gigi pada siswa kelas 5 SD di Kota Malang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Purwantoro 2 dengan jumlah subjek sebanyak 50 siswa. Metode yang digunakan adalah pengukuran IMT/U, DMF-T, def-t, LLA, dan pengisian kuesioner frekuensi asupan makanan dan minuman manis. Hasil dari penelitian didapatkan sebagian besar hasil IMT/U subjek adalah normal (60%), DMF-T sangat rendah (54%), def-t sangat rendah (51,42%), LLA gizi baik (52%), dan frekuensi asupan makanan dan minuman manis adalah sedang (52%). Hasil analisis data menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara IMT/U dengan DMF-T adalah p=0,999 r=0,000239 dan IMT/U dengan def-t adalah p=0,117 r=(-) 0,270. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan karies gigi sulung maupun gigi permanen

    Pengaruh Permainan Edukasi Modifikasi Twister Terhadap Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD Al Ma’moer Kota Bekasi

    No full text
    Metode belajar sambil bermain merupakan metode yang efektif digunakan untuk edukasi kesehatan gigi dan mulut pada anak. Penggunaan permainan edukasi diharapkan mampu meningkatankan perilaku anak dengan memotivasi dan membentuk lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan edukasi modifikasi twister terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa kelas IV SD Al Ma’moer Kota Bekasi. Metode penelitian bersifat studi preeksperimental dengan metode rancangan one group pretest posttest. Sampel penelitian dipilih menggunakan quota sampling dengan subjek sejumlah 30 siswa. Intervensi diberikan dalam bentuk permainan edukasi modifikasi twister yang menggabungkan desain twister dan metode kuis yang dikemas dalam bentuk aplikasi. Analisis data dilakukan dengan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara perilaku siswa sebelum dan setelah dilakukan intervensi (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh permainan edukasi modifikasi twister terhadap perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa kelas IV SD Al Ma’moer Kota Bekasi

    Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemeliharaan Kesehatan Rongga mulut dan Pregnancy Gingivitis terhadap Kualitas Hidup Ibu Hamil di Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk

    No full text
    Gingivitis merupakan reaksi inflamas gingiva yang disebabkan akumulasi biofilm pada plak di sekitar margin gingiva dan respon peradangan terhadap bakteri. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang bisa memunculkan perubahan psikis atau fisik dikarenakan ada peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut berdampak negatif pada kualitas hidup ibu hamil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan pregnancy gingivitis terhadap kualitas hidup ibu hamil. Metode penelitian ini adalah observasional analitik. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Pemeriksaan pengetahuan menggunakan kuesioner, pemeriksaan skor gingivitis dengan Modified Gingival Index (MGI). Analisis data menggunakan uji spearman lalu regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan pregnancy gingivitis terhadap kualitas hidup ibu hamil. Pengetahuan memiliki nilai koefisien (-1,202) bernilai negatif artinya semakin tinggi pengetahuan ibu hamil maka skor kualitas hidup rendah yang menunjukkan kualitas hidup baik. Status gingiva memiliki pengaruh yang kuat dengan nilai koefisien (2,717) bernilai positif artinya semakin ringan peradangan maka kualitas hidup meningkat. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan pregnancy gingivitis terhadap kualitas hidup ibu hamil. Pengetahuan dan pregnancy gingivitis berbanding lurus dengan kualitas hidup ibu hamil
    corecore