13 research outputs found

    Parameter standarisasi tanaman segar simplisia dan esktrak etanol buah buncis (Phaseolus vulgaris L.) dari tiga daerah berbeda

    No full text
    Buah Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Berdasarkan penelitian sebelumnya belum ada acuan tentang standarisasi buah buncis. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan karakteristik tanaman segar dan menetapkan profil parameter kualitas simplisia dan ekstrak etanol buah buncis. Karakterisasi tanaman segar buah buncis dilakukan pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik. Sampel simplisia diambil dari tiga tempat tumbuh yang berbeda yaitu Bogor, Pacet dan Tawangmangu. Parameter untuk simplisia maupun ekstrak terdiri dari parameter spesifik dan non spesifik. Hasil karakteristik menunjukkan organoleptik simplisia yaitu serbuk kasar dengan warna hijau kecoklatan dan berbau khas sedangkan untuk esktrak dari ketiga daerah adalah sama yaitu kental, warna coklat kehitaman dan berbau khas. Nilai kandungan senyawa larut dalam air untuk simplisia dari tiga tempat tumbuh yaitu > 4% dan kadar sari larut etanol > 24%, untuk ekstrak larut air >60 %, kadar sari larut etanol >98 %. Hasil penetapan profil spektrum infrared daerah sidik jari pada buah buncis ditunjukkan adanya intensitas pada panjang gelombong 3277.76 – 3289.51, 2919.39 – 2925.47 dan 1045.71 – 1034.65. kadar flavonoid total untuk ekstrak > 0.09 % b/b, kadar fenol total > 0.006 % b/b, dan alkaloid total > 0.1 % b/b. Hasil standarisasi mutu simplisia buah buncis didapatkan nilai standar kadar air < 9%, kadar susut pengeringan < 11%, kadar abu total < 11%, kadar abu larut air < 4 % dan kadar abu tak larut asam < 9%. Penetapan parameter kualitas ekstrak didapatkan hasil standarisasi berupa kadar air < 8%, susut pengeringan < 9%, kadar abu total < 2 %, kadar abu larut air < 1% dan kadar abu tak larut asam < 2%, bobot jenis yaitu 0,9-1,5 g/cm3

    Parameter standarisasi tanaman segar simplisia dan esktrak etanol buah buncis (Phaseolus vulgaris L.) dari tiga daerah berbeda

    Get PDF
    Buah Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Berdasarkan penelitian sebelumnya belum ada acuan tentang standarisasi buah buncis. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan karakteristik tanaman segar dan menetapkan profil parameter kualitas simplisia dan ekstrak etanol buah buncis. Karakterisasi tanaman segar buah buncis dilakukan pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik. Sampel simplisia diambil dari tiga tempat tumbuh yang berbeda yaitu Bogor, Pacet dan Tawangmangu. Parameter untuk simplisia maupun ekstrak terdiri dari parameter spesifik dan non spesifik. Hasil karakteristik menunjukkan organoleptik simplisia yaitu serbuk kasar dengan warna hijau kecoklatan dan berbau khas sedangkan untuk esktrak dari ketiga daerah adalah sama yaitu kental, warna coklat kehitaman dan berbau khas. Nilai kandungan senyawa larut dalam air untuk simplisia dari tiga tempat tumbuh yaitu > 4% dan kadar sari larut etanol > 24%, untuk ekstrak larut air >60 %, kadar sari larut etanol >98 %. Hasil penetapan profil spektrum infrared daerah sidik jari pada buah buncis ditunjukkan adanya intensitas pada panjang gelombong 3277.76 – 3289.51, 2919.39 – 2925.47 dan 1045.71 – 1034.65. kadar flavonoid total untuk ekstrak > 0.09 % b/b, kadar fenol total > 0.006 % b/b, dan alkaloid total > 0.1 % b/b. Hasil standarisasi mutu simplisia buah buncis didapatkan nilai standar kadar air < 9%, kadar susut pengeringan < 11%, kadar abu total < 11%, kadar abu larut air < 4 % dan kadar abu tak larut asam < 9%. Penetapan parameter kualitas ekstrak didapatkan hasil standarisasi berupa kadar air < 8%, susut pengeringan < 9%, kadar abu total < 2 %, kadar abu larut air < 1% dan kadar abu tak larut asam < 2%, bobot jenis yaitu 0,9-1,5 g/cm3
    corecore