6 research outputs found
Daun Pandanus Tectorius Park. Potensinya sebagai Bahan Baku Produk Serat Alami
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui nilai dimensi serat daun Pandanus tectorius Park yang diambil dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Selain itu berdasarkan nilai dimensi seratnya, dikaji ketepatan produk yang akan dihasilkan dengan menggunakan bahan baku serat daun P. tectorius Park. Daun P. tectorius Park. yang tumbuh di Pantai Amban diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 2 meter dan diameter batang sekitar 12 cm, sedangkan sampel daun yang tumbuh di Pulau Mansinam diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 3 meter dan diameter batang sekitar 15 cm serta telah berbuah. Proses maserasi yang digunakan untuk mendapatkan serat daun P. tectorius Park. yaitu mengikuti metode Forest Product Laboratory yaitu menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) dan asam asetat glasial (CH3COOH) perbandingan 20:1 dengan beberapa modifikasi. Nilai parameter dimensi serat (panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat serta diameter lumen) daun pandan yang berasal dari Pulau Mansinam lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari pesisir Pantai Amban. Panjang serat rata-rata 0,9565 mm dan 1,2098 mm untuk contoh daun dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Diameter serat daun P.tectorius Park dari Amban Pantai sebesar 0,0138 mm dan 0,0151 mm untuk contoh yang dari Pulau Mansinam. Oleh sebab itu, serat daun P. tectorius Park potensial digunakan untuk produksi kertas, bahan baku tekstil dan papan serat. 
Kandungan Bahan Aktif Kayu Kulilawang (Cinnamomum Culilawane Bl.) dan Masoi (Cryptocaria Massoia) The Chemical Content Of Kulilawang (Cinnamomum Culilawane Bl.) And Masoi (Cryptocaria Massoia) Wood
The aim of the research is to determine chemical compound in Kulilawang (Cinnamomum culilawane Bl.) and Masoi (Cryptocaria massoia) woods. All chemical compounds were determined by GC-MS. Results shown that Ethanol extract from the heartwood of Kulilawang contains eugenol and safrol. While, massoilactone was isolated from the ethanol extract of Masoi's heartwood
Dimensi Serat Daun Pandanus Tectorius Park. Sebagai Bahan Baku Produk Serat Alam
Kebutuhan serat terus meningkat dan memiliki peran penting dalam menopang kebutuhan manusia saat ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dimensi serat daun P. tectorius Park. dan nilai manfaat lanjutannya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan teknik observasi laboratorium terhadap sampel uji. Dua sampel daun dari pohon yang berbeda diambil berdasarkan perbedaan karakteristik ekologinya, yaitu hutan pantai dan hutan pulau. Pengukuran serat yang meliputi panjang, diameter, tebal, diameter lumen, proses maserasi dan nilai turunannya dikaji. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang serat daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai sebesar 0.957, sementara di pulau Mansinam sebesar 1.210. Nilai rata-rata dimensi serat daun Pandanus di lokasi Amban Pantai sebesar 0,0073, sementara di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0151. Rata-rata nilai diameter lumen daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai yaitu 0.0073, dan di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0081. Nilai rata-rata tebal dinding serat sebesar 0.0032 untuk lokasi Amban Pantai dan untuk lokasi pulau mansinam sebesar 0.0035. Selain itu, nila dimensi serat ini cukup potensial digunakan sebagai bahan baku industri kertas, tekstil dan biokomposit
Sifat Pembakaran Partikel dan Utuhan Kayu Mahang (Macaranga Tanarius L.) dan Kayu Merbau (Intsia Bijuga Ok)
Pembakaran merupakan proses oksidasi biomasa dan membebaskan energi dalam bentuk panas, cahaya, dan radiasi inframerah, yang dipengaruhi juga dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran biomassa serta kandungan bahan kimia biomassa. Kayu mahang (Macaranga tanarius) potensial digunakan sebagai bahan bakar karena merupakan salah satu jenis cepat tumbuh dan merupakan tumbuhan pionir pada hutan sekunder. Kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah satu jenis kayu yang paling dipilih sebagai kayu bakar. Karateristik pembakaran dari kedua jenis kayu tersebut merupakan tujuan dari kajian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis laboratorium. Sampel yang diuji adalah bagian cabang dan ranting pohon mahang dan merbau, dalam bantuk kayu utuh, tatal kayu, dan serutan kayu, dengan berat yang sama untuk setiap sampel kayu. Pengujian sifat pembakaran menggunakan kompor termoelektrik. Kayu mahang dalam bentuk utuh memiliki durasi pembakaran 11 menit 35 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 4,3 gram, tatal mahang memiliki durasi pembakaran 8 menit 4 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 5,3 gram, dan serutan mahang memiliki durasi pembakaran 7 menit 7 detik dengan berat abu 1,3 gram. Sementara, durasi pembakaran kayu merbau dalam bentuk kayu utuh adalah 8 menit 33 detik dengan berat abu 6,6 gram, tatal merbau berdurasi pembakaran 8 menit 9 detik dengan berat abu 4,3 gram, dan serutan merbau terbakar dalam durasi 16 menit 25 detik dengan berat abu 5,7 gram