43 research outputs found
Teknologi Ekstraksi Fluida Superkritis dan Maserasi pada Zingiber Officinalle Roscoe : Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Fitokimia
SUPERCRITICALFLUIDEXTRACTIONTECHNOLOGYANDMACERATIONOFZINGIBER OFFICINALLE ROSCOE : ANTIOXIDANT ACTIVITY AND PHYTOCHEMICAL CONTENT. The process of extracting Zingiber officinale Roscoe with supercritical fluids and maceration method as a comparison has been done. CO2 supercritical fluid at extractions were performed operating pressure in the range of 12-16 MPa, with temperature 20-40 oC, extraction time 2-6 hours and flow rate 5.5 mL/min. Effect of extraction to the yield, antioxidant activity and phytochemical content of Zingiber officinale Rosc was observed. Results showed that the crude extract from Zingiber officinale Rosc exhibits higher extraction yield with 2.99 mg/g was obtained at 40 oC, the pressure of 16 MPa and extraction time of 6 hours, with a phenol total content of 72.73 mg GEA/g extracts, flavonoid totals 0.90% (w/w) and activity antioxidants at 63.66 μg/mL. Results showed of ginger crude extract with macerationmethod resulting yield of 3.10mg/g, with a phenol total content of 76.68 mg GEA/g extracts, flavonoid totals 1.18% (w/w) and antioxidant activity of 122.85 μg/m
KARAKTERISASI EDIBLE COATING DARI MODIFIKASI PATI SAGU DENGAN METODA CROSS LINK
This study aims to make edible coating of native sago and modified sago by crosslink method and analyze physicochemical properties. Analysis of swelling power, amylose content, fat content, protein content, degree of substitution, and gelatinization temperature have been performed against native starch and modified starch. Furthermore, the identification of organic compounds on natural starch and modified starch was carried out by Fourier Transform Infrared (FTIR) and structural morphology of starch using Scanning Electron Microscopy (SEM). Analysis of edible coatings includes mechanical properties, moisture content, and film morphology using SEM. The results showed that the starch modified by crosslink method has physicochemical properties better than the native starch.Keywords :cross link, sago, physicochemical property, modified starch, edible coatin
KARAKTERISASI EDIBLE COATING DARI MODIFIKASI PATI SAGU DENGAN METODA CROSS LINK
This study aims to make edible coating of native sago and modified sago by crosslink method and analyze physicochemical properties. Analysis of swelling power, amylose content, fat content, protein content, degree of substitution, and gelatinization temperature have been performed against native starch and modified starch. Furthermore, the identification of organic compounds on natural starch and modified starch was carried out by Fourier Transform Infrared (FTIR) and structural morphology of starch using Scanning Electron Microscopy (SEM). Analysis of edible coatings includes mechanical properties, moisture content, and film morphology using SEM. The results showed that the starch modified by crosslink method has physicochemical properties better than the native starch.Keywords :cross link, sago, physicochemical property, modified starch, edible coatin
Pengembangan Wirausaha Makanan Tradisional Berbahan Baku Ubi Jalar Sebagai Dampak Dari Peningkatan Permintaan Dunia Wisata di Desa Bandorasa Kab. Kuningan
Sektor pariwisata berkembang pesat di Kuningan. Merujuk pada kebijaksanaan otonomi daerah, setiap daerah dapat mengembangkan potensi yang ada, termasuk sektor pariwisata. Sehubungan dengan bidang kewirausahaan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, rasio wirausaha di Indonesia sebesar 3,10 persen dari jumlah penduduk sebanyak 225 juta orang. Rasio wirausaha Indonesia mengalami kenaikan yang sebelumnya hanya 1,67%, kini menjadi 3,1%. berdasarkan data BPS 2016 dengan jumlah penduduk 252 juta, jumlah wirausaha non pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang atau 3,1%. Dengan demikian, tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui 2% dari populasi penduduk sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera. Perkembangan sektor pariwisata memberikan kesempatan untuk membangun bidang kewirausahaan, khususnya di bidang kuliner. Bidang kuliner ini dapat mendukung kegiatan pariwisata dengan memperkenalkan makanan tradisional yang merefleksikan karakter budaya dan warisan lokal dari setiap daerah. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan mencoba untuk memetakan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dalam industri (5 kekuatan Porter), yaitu: (1) produk pengganti, (2) pesaing yang kompetitif, (3) pendatang baru, (4) penawaran supplier, dan (5) penawaran pembeli. Hasil pemetaan ini dapat dijadikan strategi pengembangan bisnis seni kuliner tradisional dengan metode analisis SWOT. Tulisan ini merekomendasikan sebuah strategi untuk mengembangkan bisnis seni kuliner tradisional melalui kegiatan pariwisata. Selanjutnya diharapkan melalui pengembangan sektor pariwisata dapat memberikan dampak positif untuk perkembangan kewirausahaan di Kuningan. Hasil yang ditemukan adalah ada peningkatan pendapatan masyarakat dalam berwirausaha dengan menggunakan metode baru ini dibandingkan metode konvensional. Kata kunci: Strategi kewirausahaan; Makanan tradisional; Pariwisat
Pengaruh Teknik Pengeringan Semprot (Spray Drying) Dalam Mikroenkapsulasi Asiaticoside Dan Ekstrak Jahe
PENGARUH TEKNIK PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYING) DALAM MIKROENKAPSULASI ASIATICOSIDE DAN EKSTRAK JAHE. Telah dilakukan proses enkapsulasi asiaticoside dan ekstrak jahe sebagai bahan sediaan aktif anti selulit menggunakan maltodextrin dan gum arabic sebagai bahan pembungkus dari zat aktif. Pembuatan mikrokapsul dilakukan dengan menggunakan pengering semprot (spray drying) dan dibandingkan dengan proses tanpa menggunakan pengering semprot. Analisis Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan bahwa kapsul yang dihasilkan berbentuk bulatan, dimana kapsul yang dihasilkan tanpa pengering semprot cenderung teraglomerasi sedangkan yang dihasilkan dengan teknik pengeringan semprot tidak teraglomerasi akan tetapi cenderung berkerut. Analisis ukuran partikel menunjukkan ukuran partikel dengan alat pengering semprot lebih besar dari pada tanpa pengering semprot dengan rata-rata ukuran partikel masing-masing adalah 12,0 μm dan 10.31 μm. Distribusi ukuran partikel lebih homogen pada kapsul yang dihasilkan dengan teknik pengeringan semprot. Dari uji mikrobiologi, mikrokapsul dengan zat aktif yangmengandung asiaticoside dan ekstrak jahe aman dipakai untuk sediaan oral dimana untuk E.coli dan Salmonella menunjukkan hasil yang negatif, untuk analisis angka lempeng total mengandung 5,1 x 104 cfu/mL sedangkan untuk analisis kapang khamir mengandung 9,5 x 101 cfu/mL
TEKNOLOGI EKSTRAKSI FLUIDA SUPERKRITIS DAN MASERASI PADA ZINGIBER OFFICINALLE ROSCOE : AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN FITOKIMIA
TEKNOLOGI EKSTRAKSI FLUIDA SUPERKRITIS DAN MASERASI PADA ZINGIBER OFFICINALLE ROSCOE : AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN FITOKIMIA. Proses ekstraksi Zingiber officinale Roscoe denganmetode fluida superkritis dan metodemaserasi sebagai pembanding telah dilakukan. Ekstraksi CO2 superkritis dilakukan pada kondisi proses tekanan 12-16 MPa, suhu 20-40 oC, waktu ekstraksi 2-6 jam dan laju alir fluida CO2 superkritis 5,5 mL/menit. Pengaruh proses ekstraksi terhadap rendemen, aktivitas antioksi dan dan kandungan fitokimia dari Zingiber officinale Rosc telah diteliti. Hasil penelitian ekstrak kasar jahe menunjukkan bahwa rendemen tertinggi 2,99 mg/g diperoleh pada suhu 40 oC, tekanan 16 MPa dan waktu ekstraksi 6 jam, dengan kandungan fenol total 72,73 mg GEA/g ekstrak, flavonoid total 0,90 % (b/b) dan aktivitas antioksidan sebesar 63,66 μg/mL. Hasil ekstrak kasar jahe dengan metode maserasi dihasilkan rendemen 3,10 mg/g, dengan kandungan phenol total 76,68 mg GEA/g ekstrak, flavonoid total 1,18 % (b/b) dan aktivitas antioksidan sebesar 122,85 μg/mL
Senior High School English Teaching: Policy Implementation, Future
Curriculum changes in essence the goal is very noble and namely in an effort to improve the quality of education in a better direction than before. But in fact, curriculum changes affect the policies made, as well as the application of learning in every unit of education ranging from elementary school level (elementary) to junior high school and high school level. The application of English learning at Senior High School has been applied in schools from the era after Independence Day. There are also problems caused by the new policy, the application of English learning in the classroom. This research aims to describe the policies, the application of English learning at Senior High School level, and the solution in the future. The method used is a literature approach, analyzing the theory read, then concluded.
STUDENT PERCEPTIONS ON PARTS OF SPEECH AFTER TAKING INTEGRATED ENGLISH
This article discussed about perception students on parts of speech after taking Integrated English. The purpose of this research is to know the student’s perception about Parts of Speech such as noun, pronoun, verbs, adjective, adverb, preposition, conjunction and interjection. Problems is students still confuse to put words of parts of speech in a sentence, so the researcher wanted to know what is students’ perceptions on Parts of Speech after taking Integrated English. The method of this study is qualitative research which data was obtained with taking a note from WhatsApp. Michael Patton and Michael Cohran (2002,3) in Sihatul, M (2020) Qualitative research is characteristic by it is aim, which relate to understanding some aspects of social life, and it is methods which (in general) generate words, rather that numbers, as data for analysis. Based on the result of the research, the researchers found the students perception on the parts of speech; First, from ten students as taken data only five students got felt difficult to learn Parts of speech; Second, the students’ perception about Parts of Speech are Positive
Pengaruh Metode Pemisahan Pelarut Dalam Gel Terhadap Sifat Fisik Titania-alumina Sebagai Penyangga Katalis
PENGARUH METODE PEMISAHAN PELARUT DALAM GEL TERHADAP SIFAT FISIK TITANIA-ALUMINA SEBAGAI PENYANGGA KATALIS. TiO2-Al2O3 gel monolitik dalam nisbah mol 0,2 untuk TiO2 dan 0,8 untuk Al2O3 telah dibuat dengan cara hidrolisis dari aluminium sec-butoksida, Al (OC4H9sec)3 dan titanium isopropoksida Ti(OC3H7iso)4 dalam larutan n-propanol dengan katalis asam. Pemisahan pelarut dalam gel dilakukan dengan dua cara, pertama pengeringan pada tekanan atmosfer hingga terbentuk xerogel. Kedua, pemisahan pelarut pada kondisi CO2 superkritik, hingga terbentuk aerogel. Terbentuknya gugus Ti-O, salah satu dari titanium dioksida atau jaringan polimer –Ti-O-Ti-O-Al-O- ditunjukkan dengan adanya puncak antara 500 dan 900 cm-1 yang tajam tetapi lebar pada spektrum infra merah. Puncak yang kuat pada 1635 cm-1 menandakan adanya gugus –OH uluran yang merupakan derajat yang tinggi dari permukaan hidroksilasi. Volume kumulatif pori-pori dari xerogel sangat kecil jika dibandingkan dengan aerogel hasil pemisahan pelarut pada kondisi CO2 superkritik. Fase anatase TiO2 tidak terbentuk selama proses kristalisasi hingga kalsinasi sampai suhu 1000oC. Pengkristalan alumina terjadi secara langsung dari fasa amorf Al2O3 ke fasa α-Al2O3 dan fasa-fasa antara θ- dan γ-Al2O3 tidak teramati. Dari hasil tersebut dapat diperkirakan bahwa selama kalsinasi partikel TiO2 terpisah dari partikel Al2O3 membentuk inti atom rutil sebelum terbentuknya kristal α-Al2O3. Karena itu pembentukan fasa rutile TiO2 akan mempercepat terbentuknya fasa α-Al2O3. Keasaman campuran titania alumina setelah dikalsinasi pada suhu 500 oC lebih tinggi daripada oksidanya masing-masing, yaitu TiO2 dan Al2O3. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya asam Lewis dari campuran titania-alumina
SYNTHESIS OF POLYURETHANE MICROCAPSULE USING INTERFACIAL POLYMERIZATION AS SELF HEALING COATING MATERIAL
Polyurethane microcapsule had been made as self healing coating material. Polyurethane microcapsule synthesis had been conducted by interfacial polymerization both spontaneous polymerization and prepolymer polyurethane polymerization using glycerol as renewable palm oil polyol. Based on FTIR-Spectra showed the functional group of polyurethane formed both spontaneous and prepolymer polyurethane polymerization. Polyurethane microcapsule formed was in spherical form. The particle size prepared by spontaneous polimerization was smaller than particle prepared by prepolymer polymerization at range 20,51±12,7 and 139,2±72,3 μm respectively