83 research outputs found
Ecotourism Site Suitability Using GIS and AHP: A Case Study of Ngargoyoso District in Karanganyar Regency
The purpose of the Karanganyar Regency Regional Tourism Development Master Plan (RIPP) is to implement Sustainable Tourism Development (STD). Of the many concepts that are appropriate for achieving this goal, the concept of ecotourism is one of them. The growth of tourism activities in the Ngargoyoso district has accelerated. Local governments need to have instruments to help achieve STD goals in their areas. Studies related to the selection of suitable areas using GIS (Geographic Information Systems) and AHP (Analytical Hierarchy Process) based on ecotourism activities have been widely studied and applied in various regions of the world. This study aims to identify areas suitable for ecotourism as a basis for decision making for regional tourism development. The research approach is carried out by assessing expert opinion on the basis for determining policy using the AHP method. Then integrated with GIS techniques to be able to present the results of the assessment in the form of a map of the suitability of the location for ecotourism. The suitability classes in this study are divided into S1 (Very Suitable), S2 (Fairly Sufficient), S3 (Slightly Suited), and N (Not Sufficient) for the suitability of general ecotourism and S1 (Very Sufficient), S2 (Partially Sufficient) and N (Not suitable) for special ecotourism suitability. Also, this study conducted a clustering of special ecotourism (locally), namely Hiking, Tubing, and Camping. Cluster analysis is used to get a complete picture of the condition of the region to support making preliminary policy appropriately and quickly
TIPOLOGI KLASTER KOPI DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu strategi dalam pengembangan wilayah
yang berfokus pada pengembangan lokalitas wilayah baik SDA maupun SDM dalam wilayah tersebut
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Salah satu pendekatan dalam
pengembangan ekonomi lokal yang berfokus pada pengolahan SDA lokal oleh SDM lokal adalah klaster
industri. Klaster Industri merupakan konsentrasi geografis dari sekelompok perusahaan yang saling
terhubung satu sama lain, pemasok khusus, penyedia layanan, perusahaan dari industri terkait, dan
institusi dalam sebuah lokasi yang saling bersaing tapi juga saling bekerja sama. Pengembangan
ekonomi lokal dengan klaster industri bertujuan untuk memberikan multiplier effect terhadap wilayah di
sekitarnya. Adanya klaster industri ditujukan untuk mendorong sektor industri lokal agar dapat
berkembang hingga ke pasar ekspor diluar daerah
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN PINGGIRAN KOTA SEDANG JEKULO KABUPATEN KUDUS
Perkembangan wilayah yang semakin pesat di kota sedang menuntut adanya suatu pengendalian
pembangunan. Indonesia sendiri sudah memiliki rencana tata ruang yang harus diimplementasikan di
lapangan. Namun, upaya pengendalian pembangunan yang merupakan bagian dari penataan ruang masih
belum efektif dimana fokus penanganan pengendalian pembangunan lebih kepada kota-kota besar. Padahal
kota sedang mengalami perkembangan begitu pesat. Pengabaian pengendalian pembangunan pada kota
sedang ini didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan
Perkotaan yang baru saja diterbitkan sebagai upaya untuk mengatasi dinamika perkotaan yang berkembang
pesat. Penerbitan Peraturan Pemerintah tersebut menjadi terlambat dimana sekarang ini perkembangan sudah
bergitu pesat.
Kecamatan Jekulo merupakan kawasan pinggiran Kabupaten Kudus yang sekarang ini berkembang
pesat sebagai kawasan industri dan memiliki daya tarik tersendiri selain sebagai kawasan pinggiran kota yang
masih menyediakan lahan yang cukup untuk pembangunan, juga merupakan kawasan perbatasan yang
menghubungkan Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Pati. Perkembangan kawasan pinggiran yang tidak
terkendali juga didukung kurang tanggapnya/ perhatian dari pemerintah setempat mengenai perubahan guna
lahan yang semakin pesat pada kawasan pinggiran. Pada dasarnya kegiatan pengendalian pembangunan
meliputi penerapan bentuk kegiatan maupun instrumen berdasarkan Peraturan Daerah. Namun peraturan
sebagai aspek normatif masih dianggap tidak penting dan menjadikan tidak sesuai antara apa yang telah
ditetapkan dalam kebijakan atau Peraturan Daerah dengan implementasinya di lapangan (empirik). Dari
penjelasan di atas mendorong untuk diadakan penelitian mengenai implementasi pengendalian pembangunan
kawasan pinggiran kota sedang dengan wilayah studi Kecamatan Jekulo. Penelitian ini berguna untuk
menjawab pertanyaan bagaimana implementasi pengendalian pembangunan di Kecamatan Jekulo sebagai
kawasan pinggiran yang mengalami perkembangan wilayah pesat?
Tujuan dari penelitian ini tentunya untuk mengkaji implementasi pengendalian pembangunan di
Kecamatan Jekulo meliputi 2 sasaran yaitu analisis bentuk kegiatan (perizinan, zoning, subdivisi, pengawasan)
dan analisis instrumen pengendalian pembangunan (development charges, KDB, KLB, GSB dan RTH). Untuk
mencapai tujuan penelitian tersebut, pendekatan penelitian yang dipakai adalah dengan deskriptif kualitatif
explanatory yaitu mampu menjelaskan atau memaparkan implementasi pengendalian pembangunan yang
meliputi dua variabel di atas. Objek penelitian berupa dokumen, lapangan (Kecamatan Jekulo) dan
stakeholder (pemangku kepentingan) yang meliputi pemerintah dan masyarakat. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi lapangan, survei literatur dan institusional dengan 5 proses analisis meliputi
analisis proses perizinan dalam pembangunan, analisis penerapan zoning dalam pembangunan, analisis
penerapan subdivisi (peraturan rinci/detail) dalam pembangunan,analisis kegiatan pengawasan dalam
pembangunan, analisis penerapan instrumen pengendalian pembangunan (meliputi development charges atau
pembiayaan perizinan pembangunan, KDB, KLB, GSB dan RTH dalam pembangunan). Teknik analisis yang
digunakan ada 3 yaitu analisis deskriptif kualitatif (menjelaskan variabel penelitian), telaah dokumen
(mengkaji dokumen untuk mengetahui normatif dari pengendalian pembangunan di Kecamatan Jekulo) dan
analisis komparatif (membandingkan kebijakan dalam penerapan di lapangan).
Temuan studi yang diperoleh adalah ketidaksesuaian penerapan peraturan di lapangan, keberadaan
peraturan lama, ketidakdisiplinan petugas/dinas dalam pengendalian pembangunan, ketidaktahuan
masyarakat tentang KDB, KLB, GSB dan RTH. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian
pembangunan di Kecamatan Jekulo dikatakan kurang dalam hal implementasinya di kecamatan ini, karena
apa yang telah diatur dalam peraturan daerahnya, masih ada yang belum diterapkan di lapangan.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah membuat RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) dan RTBL
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan), membuat peraturan daerah yang belum ada yang merupakan
bagian dari kegiatan pengendalian pembangunan, memperbaiki rencana tata ruang yang ada sekarang,
implementasi setiap peraturan daerah kabupaten kudus yang telah ditetapkan, sinkronisasi peraturan dan
implementasinya di lapangan, peningkatan sosialisasi peraturan daerah dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengendalian pembangunan
Keyword: implementasi pengendalian pembangunan, peraturan daerah, kawasan pinggiran kota sedan
- …