BULLETIN OF THE RESEARCH CENTRE OF ARCHAEOLOGY OF INDONESIA N0 15 Mountains and Caves in art; New Finds of Terracotta Miniatur in Kudus, Central java

Farly in 19978 archaeological team of the national research centre of archaeology was sent on an expedition to the north coast of central java. the came back with the intersting report thet they had found many terracotta fragments in the village of jurang, about 10 km north of the town of kudus

Pameran topeng tradisional Bali & Jawa Barat

Topeng telah dikenal hampir diseluruh pelosok Tanah Air sejak jaman prasejarah. Disamping makna simbolis yang terkandung didalamnya maka dalam perkembangannya khususnya dalam dunia kesenian ia menunjukkan ciri tokoh dalam drama tradisional. Perkembangan bentuk topeng ini diiringi oleh perkembangan nilai-nilai aestetika. Berdasarkan ha! tadi maka kedua museum tersebut diatas telah memilih tema "Perkembangan topeng, Menuju kelestarian budaya". Semoga melalui pameran bersama tersebut akan lebih dapat diperkenalkan budaya antar daerah sehingga fungsi museum sebagai tempat untuk melestarikan warisan budaya dan tempat study dan rekreasi dapat sekaligus memantau perkembangan budaya dalam masyarakat

Bulletin Of The Research Centre Of Archaeology Of Indonesia No. 13 New Finds in Northern Central java

thr northern part of central java has until recentlty failed to attract the attention of archeologist

Upacara Weda Di Jawa Timur: Telaah Baru Prasasti Dinoyo

The Weda Ceremony in East Java: New Studies on the Dinoyo lnscripsion. Most scholars are of the opinion that the inscription ofDinoyo, dating from 760 AD, is closely related to Chandi Badut. The god Putikeswara from the inscription is similar to the Siva lingga of the temple. The statue of Agastya mentioned in the inscription is also found at Chandi Badut (Bosch 1924, Poerbatjaraka 1926,. de Casparis 1942). Other scholars change their view. Based on the architecture, B. de Haan fixes the date of Badut around the 8th-9th centuries AD, later than the inscription. Vogler gives a date of the early tenth century which is according to him, later than Prambanan. Both still follow the view that the Dinoyo inscription is of a Hindu characteristic. After studying the inscription of Dinoyo, writer of this paper comes to the conclusion that it owns Vedic characteristics: the rites mentioned, like havis, caru and snana, the variouS'1Jriests and personage leading the ceremonies, Agastya a vedic priest, as the highest venerated personage while at Chandi Badut he is only one of Siva's followers, the rites which are carried out seem to be based on the Somayajfi

AMERTA 27

SEBARAN SITUS MEGALITIK BONDOWOSO: TIPE DAN KARAKTERISTIKNYA Bagyo Prasetyo Hasil penelitian arkeologi di Wilayah Bondowoso menunjukkan adanya sebaran sejumlah 801 tinggalan megalitik yang dikelompokkan menjadi 8 jenis meliputi silindris batu, sarkofagus, dolmen, lumpang batu, bilik batu, area, menhir, dan kursi batu. Tinggalan megalitik tersebut setelah didekati dengan analisis "tetangga terdekat" (nearest neighbor analysis) menghasilkan 26 situs dengan ciri pola mengelompok. Hasil analisis terhadap situs-situs dan jenis tinggalan megalitik yang dikandungnya menunjukkan adanya 3 tingkat penggolongan didasarkan atas keragamannya yaitu (1) kelompok situs dengan karakter rendah; (2) kelompok situs dengan karakter sedang; (3) kelompok situs dengan karakter tinggi. Data empirik menunjukkan bahwa 73% dari·situs-situs di Bondowoso didominasi oleh kelompok dengan tingkat karakter keragaman rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu itu terdapat kegiatan masyarakat pendukung budaya megalitik dengan tingkat aktivitas yang tidak begitu kompleks. Walaupun demikian selain situs-situs dengan ciri karakter tersebut, beberapa situs juga menampakkan adanya karakter yang lebih kompleks y