3 research outputs found
Estimasi Ukuran Bulir Mineral Magnetik pada Batuan Peridotit Berdasarkan Peluruhan Anhysteretic Remanent Magnetization (ARM)
A decaying measurement of Anhysteretic Remanent Magnetization
(ARM) has been undertaken to estimation the grain size of magnetic mineral
which carries remanent on peridotite igneous rocks. The samples are taken from
Desa Aranio, Kabupaten Banjar, South Kalimantan. The samples are taken in a
cylinder from with the diameter 2.54 cm and 2.2 cm in length by using Drill Model
D026-C. The giving, measuring and decaying process of ARM is done by
Molspin AF Demagnetizer, partial Anhysteretic Remanent Magnetization
(pARM), and Minispin Magnetometer. The estimation of grain size of magnetic
mineral is obtained by seeing ARM intensity decaying curve towards magnetic
field shown by the samples of peridotite igneous rocks. The ARM intensity
decaying curve show that the estimated peridotite rocks in research are
dominated by multidomain and the size are big, whereas the distribution of the
grain size is larger than 200 μm
Rekayasa Sensor Kecepatan Angin sebagai Pengukur Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Desa Sungai Riam Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan
Abstrak: Telah dibuat sensor kecepatan angin dengan memanfaatkan perbedaan suhu sebagai langkah awal pemanfaatan tenaga angin sebagai pembangkit listrik dalam penentuan potensi angin di Desa Sungai Riam, dimana perbedaan suhu udara yang besar menunjukkan harga kecepatan angin yang rendah, dan sebaliknya perbedaan suhu udara yang kecil menunjukkan kecepatan angin yang tinggi. Hal ini diketahui berdasarkan selisih nilai tegangan keluaran yang dihasilkan dua sensor suhu LM-35, selisih nilai tegangan dikuatkan dengan konfigurasi penguat differensial. Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan, besar kecepatan angin di Desa Sungai Riam Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan pada pukul 08.15-10.30 WITA berkisar antara 3,10-3,51 m/s
Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis
Abstrak: Martapura sebagai kota yang banyak terdapat pemukiman mempunyai kerentanan kebakaran yang cukup tinggi, dilihat dari variabel kepadatan, pola bangunan, kualitas bahan bangunan, lebar jalan, dan kualitas jalan. Daerah pusat kota, memiliki kepadatan tinggi, dengan pola bangunan tidak teratur sehingga daerah tersebut rawan kebakaran. Varibel kepadatan dan kualitas bangunan paling berpengaruh pada kerawanan kebakaran di Martapura. Sedangkan variabel jalan dan kualitas jalan berperan dalam kelancaran penanguulangan bahaya kebakaran di Martapura. Penyajian data daerah rawan kebakaran ini disajikan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG)