5 research outputs found

    Pengaruh proporsi tempe dan air pada pembuatan ekstrak tempe terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik mi basah dengan guar gum

    Get PDF
    Mi basah merupakan jenis mi yang melalui pemotongan dan perebusan sebelum dipasarkan Bahan dasar mi basah adalah terigu yang kaya protein. Sumber protein lain yang dapat ditambahkan ke adonan mi adalah tempe kedelai dalam bentuk ekstrak tempe. Adonan mi basah dengan ekstrak tempe kedelai menjadi kurang kalis sehingga perlu ditambahkan hidrokoloid guar gum. Guar gum dapat menurunkan kehilangan padatan, serta meningkatkan persen elongasi pada mi. Konsentrasi guar gum yang ditambahkan pada adonan mi basah sebesar 1% (g/g). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi tempe dan air pada embuatan ekstrak tempe terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik mi basah dengan guar gum. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor, yaitu proporsi antara tempe dan air pada ekstrak tempe sebesar 1:2; 1:2,5; 1:3; 1:3,5; dan 1:4. dengan pengulangan lima kali. Hasil atau data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA) dengan α= 5%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pada kadar air, ekstensibilitas, elastisitas, dan kadar protein, namun terdapat pengaruh nyata pada cooking yield, daya pengembangan, dan uji organoleptik (warna, aroma, rasa, dan kekenyalan). Hasil pengujian kadar air sebesar 62,71-64,34%, cooking yield sebesar 174,08-178,53%, ekstensibilitas sebesar 57,51-81,10 mm, elastisitas sebesar 0,968-0,992, dan kadar protein sebesar 5,08%-5,59%. Perlakuan terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah proporsi tempe dan air 1:3,5 dengan nilai kesukaan warna (6,06), aroma (4,80), rasa (5,66), kekenyalan (5,29)

    Perencanaan unit pengolahan brownies gluten free “ReBrown” dengan kapasitas produksi 36 box (@4 pcs) per hari

    Get PDF
    Brownies merupakan produk bar cookies yang digemari di Indonesia sebagai cemilan. Brownies memiliki warna coklat kehitaman dengan tekstur yang tidak begitu mengembang namun memiliki sifat addictive karena penuh dengan rasa coklat. Secara umum bahan baku pembuatan brownies salah satunya adalah tepung terigu yang mampu memberikan bentuk dan tekstur yang baik pada brownies. Terigu memiliki kandungan protein (gluten) yang tidak cocok untuk penderita celiac disease sehingga dapat diganti dengan mocaf (modified cassava flour) menghasilkan brownies gluten free. Hasil survey terhadap 44 responden di Surabaya menunjukkan 54,5% menyukai brownies dan 72% menunjukkan belum pernah mengkonsumsi brownies gluten free. Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan usaha brownies gluten free. Brownies yang diproduksi memiliki nama “ReBrown” dengan ciri khas coklat gelap dan memiliki shiny crust yang di kemas dalam box kardus dengan isi 4 potong. Produksi “ReBrown” dilakukan di Jl. Medayu Selatan XII No. 17, Perumahan Kosaghra, Surabaya dengan jenis tata letak produk yang dirancang dengan kapasitas produksi 36 box/hari. Usaha “ReBrown” berstruktur organisasi garis dan staff dengan bentuk usaha home industry yang terdiri dari 1 pimpinan dan 2 karyawan. Pemasaran dilakukan melalui media sosial dengan membuka pre-order. Berdasarkan evaluasi kelayakan usaha, “ReBrown” memiliki nilai Rate of Return (ROR) 57,40%, Pay Out Time (POT) 20,48 bulan, Break Even Point (BEP) 63,91%. Berdasarkan faktor teknis dan ekonomis, industri pengolahan pangan brownies “ReBrown” yang direncanakan layak didirikan dan dioperasikan

    Pengaruh proporsi tempe dan air pada pembuatan ekstrak tempe terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik mi basah dengan guar gum

    No full text
    Mi basah merupakan jenis mi yang melalui pemotongan dan perebusan sebelum dipasarkan Bahan dasar mi basah adalah terigu yang kaya protein. Sumber protein lain yang dapat ditambahkan ke adonan mi adalah tempe kedelai dalam bentuk ekstrak tempe. Adonan mi basah dengan ekstrak tempe kedelai menjadi kurang kalis sehingga perlu ditambahkan hidrokoloid guar gum. Guar gum dapat menurunkan kehilangan padatan, serta meningkatkan persen elongasi pada mi. Konsentrasi guar gum yang ditambahkan pada adonan mi basah sebesar 1% (g/g). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi tempe dan air pada embuatan ekstrak tempe terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik mi basah dengan guar gum. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor, yaitu proporsi antara tempe dan air pada ekstrak tempe sebesar 1:2; 1:2,5; 1:3; 1:3,5; dan 1:4. dengan pengulangan lima kali. Hasil atau data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA) dengan α= 5%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pada kadar air, ekstensibilitas, elastisitas, dan kadar protein, namun terdapat pengaruh nyata pada cooking yield, daya pengembangan, dan uji organoleptik (warna, aroma, rasa, dan kekenyalan). Hasil pengujian kadar air sebesar 62,71-64,34%, cooking yield sebesar 174,08-178,53%, ekstensibilitas sebesar 57,51-81,10 mm, elastisitas sebesar 0,968-0,992, dan kadar protein sebesar 5,08%-5,59%. Perlakuan terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah proporsi tempe dan air 1:3,5 dengan nilai kesukaan warna (6,06), aroma (4,80), rasa (5,66), kekenyalan (5,29)

    Perencanaan unit pengolahan brownies gluten free “ReBrown” dengan kapasitas produksi 36 box (@4 pcs) per hari

    No full text
    Brownies merupakan produk bar cookies yang digemari di Indonesia sebagai cemilan. Brownies memiliki warna coklat kehitaman dengan tekstur yang tidak begitu mengembang namun memiliki sifat addictive karena penuh dengan rasa coklat. Secara umum bahan baku pembuatan brownies salah satunya adalah tepung terigu yang mampu memberikan bentuk dan tekstur yang baik pada brownies. Terigu memiliki kandungan protein (gluten) yang tidak cocok untuk penderita celiac disease sehingga dapat diganti dengan mocaf (modified cassava flour) menghasilkan brownies gluten free. Hasil survey terhadap 44 responden di Surabaya menunjukkan 54,5% menyukai brownies dan 72% menunjukkan belum pernah mengkonsumsi brownies gluten free. Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan usaha brownies gluten free. Brownies yang diproduksi memiliki nama “ReBrown” dengan ciri khas coklat gelap dan memiliki shiny crust yang di kemas dalam box kardus dengan isi 4 potong. Produksi “ReBrown” dilakukan di Jl. Medayu Selatan XII No. 17, Perumahan Kosaghra, Surabaya dengan jenis tata letak produk yang dirancang dengan kapasitas produksi 36 box/hari. Usaha “ReBrown” berstruktur organisasi garis dan staff dengan bentuk usaha home industry yang terdiri dari 1 pimpinan dan 2 karyawan. Pemasaran dilakukan melalui media sosial dengan membuka pre-order. Berdasarkan evaluasi kelayakan usaha, “ReBrown” memiliki nilai Rate of Return (ROR) 57,40%, Pay Out Time (POT) 20,48 bulan, Break Even Point (BEP) 63,91%. Berdasarkan faktor teknis dan ekonomis, industri pengolahan pangan brownies “ReBrown” yang direncanakan layak didirikan dan dioperasikan

    Proses Pengolahan Roti di Perusahaan Roti Matahari Pasuruan Jawa Timur

    Get PDF
    Roti merupakan salah satu jenis pangan olahan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae). Pembuatan roti diperlukan penggunaan bahan tambahan lainnya seperti garam, gula, susu, lemak, dan bahan pelezat. Perusahaan Roti Matahari merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi di Indonesia yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Perusahaan Roti Matahari berdiri sejak tanggal 1 maret 1955 hingga saat ini. Perusahaan Roti Matahari merupakan salah satu industri roti yang telah mendapatkan izin dari Departemen Perdagangan dalam bentuk Hinder Ordonantie (HO). Hingga saat ini, Perusahaan Roti Matahari memiliki jumlah karyawan sebanyak 58 orang, dengan produk roti yang masih berkembang hingga sekarang yang terdiri dari roti sisir, rounde, warmball, roti kasur, dan roti blencong. Metode yang digunakan oleh Perusahaan Roti Matahari ialah metode sponge and dough. Metode sponge and dough ini terdiri dari dua langkah yaitu pengadukan sponge dan pembuatan dough. Flavor yang khas seperti aroma tape dari produk roti dihasilkan oleh babon dengan pendekatan pada sourdough. Pembuatan babon dibuat dalam kurun waktu 1 hari sekali dengan 75% bagian dari babon akan diambil untuk dicampurkan dalam adonan roti dan sisanya sebanyak 25% digunakan untuk peremajaan berikutnya. Pendistribusian oleh Perusahaaan Roti Matahari sudah mencakup di berbagai wilayah di Jawa Timur dan Bali
    corecore