3 research outputs found
Marketing strategy development for MSME based on the Korean Wave
Korean culture is currently growing rapidly and expanding globally in the last two decades, known as the Korean Wave. One of the impacts of this phenomenon in Indonesia includes shifting social, cultural, and economic trends. This study aimed to examine the influence of the Korean Wave on consumer purchasing decisions and its use as a marketing strategy development for MSME in Semarang City. The method adopted is Moderating Regression Analysis and Analytical Hierarchy Process. The results showed that brand image and the Korean wave have a significant relationship with purchasing decisions. The Korean Wave was meant to moderate the relationship between brand image and purchasing decisions. In an effort to develop a Korean wave-based marketing strategy, food and fashion actors are advised to insert a call to action sentence, select online marketing media that are often used by the community, optimize AdSense, and use the lowest possible production costs.Dewasa ini budaya korea berkembang pesat secara global yang dikenal dengan Korean Wave. Korean Wave memberikan dampak besar utamanya di Indonesia, mulai dari dampak pergeseran tren sosial, budaya, dan ekonomi. Penelitian bertujuan untuk meneliti bagaimana Korean Wave mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen serta pemanfaatanya sebagai pengembangan strategi pemasaran UMKM di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderating Regression Analysis dan Analytical Hierarchy Process. Hasil penelitian menunjukan bahwa Brand Image dan Korean Wave memiliki hubungan signifikan terhadap keputusan pembelian. Lebih lanjut Korean wave juga terbukti mampu memoderasi hubungan antara Brand Image dan harga terhadap keputusan pembelian. Sebagai upaya pengembangan strategi pemasaran berbasis Korean Wave, pelaku makanan dan fashion disarankan untuk menyelipkan kalimat call to action, Memilih media pemasaran online yang sering digunakan masyarakat dan optimalisasi adsense, dan Menggunakan biaya produksi serendah mungkin
Rupiah exchange rate: the determinants and impact of shocks on the economy
The repetition of policy dynamics on Quantitative Easing (QE) and interest rate by The Fed potentially cause fluctuations in the exchange rate, including in Indonesia. Therefore, this study aims to analyze the determinants and impacts of exchange rate shocks. Inflation (INF), Money Supply (LJUB), Open Market Operations (OPT), Foreign Exchange Reserves (LCD), Expected Inflation (LEHU) and Interest Rates (SB) were used to analyze the determinants of Exchange Rate (NT) through Auto Regressive Distributed Lag (ARDL). The impact of NT shocks was analyzed using Vector Auto Regressive (VAR) by LEHU, Residential Property Price Index (PIHPR), Stock Transactions (LTRANS), and Banking Credit Volume (VK). The Expected Inflation variable and incorporation of ARDL-VAR are novelties in this study. In the secondary time series data for 2014M1 – 2022M9 period, the ARDL results showed that INF and LJUB had positive effect on NT in both long and short run, while OPT, LCD and SB had negative effect. LEHU had negative effect in the short run, but positive in the long run. The speed of adjustment in the model was 49.86% per month. Shock of NT had impacted VK until 15 months, PIHPR at 7 months, LTRANS at 10 months, and LEHU at 14 months. Based on these results, it can be implied that the monetary authority must maintain stability of NT, especially by INF and LJUB transmission. Next, shock's impact must also be overcome, especially on VK. This research is only focused on monetary sector, further research will be refined with other macroeconomic variables
Scale Up Kapabilitas Keuangan Badan Usaha Milik Desa Dengan Aplikasi Sistem Informasi Desa Mandiri (SIDesRi)
Kabupaten Semarang memiliki kontur wilayah yang beragam serta potensi yang variatif, tidak terkecuali sektor pariwisatanya. Salah satu desa yang memiliki potensi wisata serta telah memiliki BUM Desa adalah Kopeng. Adanya potensi wisata di Kopeng dikemas dalam wujud desa wisata, kondisi ini mendorong pertumbuhan UMKM di sekitar. Namun, UMKM di desa ini belum menunjukkan adanya ekspansi bisnis secara masif dengan ciri khas variatif maupun inovatif. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh pencatatan laporan keuangan yang masih sangat sederhana dan kurang sistematis, serta kurangnya pengetahuan UMKM mengenai pemisahan kekayaan pribadi dan aset bisnis. Kondisi tersebut membuat para pelaku UMKM kesulitan untuk mencetuskan strategi pemasaran maupun ekspansi bisnis yang lebih luas, terutama terkait dengan alokasi anggaran. Hal inilah yang mendorong pengabdian bertema “Scale Up Kapabilitas Keuangan Badan Usaha Milik Desa dengan Aplikasi Sistem Informasi Desa Mandiri (SIDesRi)”. Metode pengabdian dilaksanakan mulai dari persiapan, sosialisasi dan pelatihan, serta pemantauan lapangan. Adanya pengabdian yang berisi kegiatan peningkatan literasi keuangan dan pengenalan aplikasi pencatatan keuangan digital ini diharapkan mampu mendorong kapabilitas keuangan UMKM dan BUM Desa pada khususnya serta dihasilkan laporan keuangan yang lebih sistematis dan praktis, sehingga pertumbuhan bisnis UMKM yang lebih maju dan inovatif dapat terwujud