882 research outputs found
Peranan Efektivitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Relationship Marketing Produk Air Mineral Aqua di Surabaya
This research is to analyse the strategy to increase the effectivity of relationshipmarketing among the firm and its retailers. The effectivity of relationshipmarketing is very important in recent years. The result of the research based onthe case of AQUA brand shows that relationship marketing is influenced by thetruth and cooperation. This research also describes the factors developing thevariables of truth and cooperation
Rancang bangun sistem sepeda energi surya dengan memanfaatkan solar cell
Masalah besar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. energi yang berasal dari bahan bakar minyak (energi fosil) semakin menipis dan ada kecenderungannya akan habis, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sumber energi alternatif baru, salah satunya yaitu pengembangan energi yang berasal dari sinar matahari (sel fotovoltaik) sebagai penghasil energi listrik, untuk menggerakkan sistem mekanik sepeda surya. Rancang bangun ini diharapkan menjadi suatu alternatif untuk mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil dan menjadi sebuah alat transportasi baru yang ramah lingkungan.
Sepeda energi surya dirancang menggunakan sebuah modul solar cell yang dipasang diatas sepeda, dengan alat penyimpan arus (baterai) dan sebuah penggerak motor listrik DC. Rancang bangun ini khusus untuk motor dilakukan pengukuran langsung untuk mengetahui karakteristik motor dari sepeda energi surya dan dilakukan perhitungan transmisi, perhitungan poros dan perhitungan kesetimbangan sepeda energi surya.
Dari hasil rancang bangun didapatkan data hasil pengukuran karakteristik motor yaitu daya output motor maksimun sebesar 145,36 Watt, dengan kecepatan rotasi 2240 rpm. Dan menghasilkan efisiensi 64,72 %. Pada start awal motor dihidupkan, motor tidak mampu menggerakkan sepeda secara langsung, karena gaya yang bekerja pada motor lebih kecil dari gaya gesek yang terjadi pada roda, sehingga dibutuhkan gaya tambahan dengan cara diayuh terlebih dahulu.
Kata kunci : Sistem sepeda energi surya, fotovoltaik, motor penggerak,
transmisi (sproket, rantai)
OPEN LEADERSHIP MODEL IN DEVELOPMENT BASED ON CITIZENSHIP IN CONDONGCATUR KALURAHAN
The research aims to determine the open leadership model in community development bBased on the Rukun Warga (RW) case study in the Condongcatur sub-district, Kapanewon, Depok, district Sleman Special Region of Yogyakarta. RW-based development as a form of transformation from ppadukuhan or village-based development. The realization of RW-based development in The Condongcatur Village Head because the Condongcatur Village Head has led the implementation of the village administration open leadership model, so that society andstakeholder can receive with offset the very high turnout. Single case study qualitative research approach,Data collection techniques were carried out by interviews, observation and documentation. The data analysis technique follows Creswell (2016), informance is determined by propursiv sampling.The research results showopen leadership model in community development bbased on RW in the Condongcatur sub-district, Kapanewon, Depok, Sleman district, Special Region Yogyakarta was born as a transition from village/village-based community development. The community development strategy based on hamlets becomes RW-based development, shows that village-based development has failed, because of development community-based community groups have to wait a long time, are not fair and participatory low society. While the RW-based community development is very community participation high, the waiting period is short and justice is served quickly. Implementation of development based RW can be seen in the leadership of a village head who is very open, both open horizontally, vertical and diagonal. An advanced and developing village cannot be separated from the role of a village head in leading the people
Analisis Pemodelan Capaian Sarana Sanitasi Dasar Rumah dengan Kejadian Stunting pada Balita
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 provinsi yang mempunyai prevalensi stunting tertinggi pada balita. 19 kab/kota diantaranya memiliki kategori kuning (20-30%), termasuk Kab. Banyumas sebesar 21,6%. Tujuan penelitian untuk menganalisis pemodelan capaian sarana sanitasi dasar rumah dengan kejadian stunting pada Balita. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study. Penelitian dilakukan di 33 Puskesmas dari 40 Puskesmas yang ada. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi. Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. Capaian sarana sanitasi dasar rumah di Kab. Banyumas tahun 2021 meliputi Sarana Penyediaan Air Bersih/SPAB (Mean=75,4%; Median=81,5%; Min-Max=30,6%-96,0% dan Standard Deviasi (SD) =17,4%), Sarana Pembuangan Tinja/SPT (Mean=76,8%; Median=77,7%; Min-Max=53,5%-94,3% dan SD=11,8%), Sarana Pembuangan Sampah/SPS (Mean=60,1%; Median=63,7%; Min-Max=0%-91,4% dan SD=27,4%), Sarana Pembuangan Limbah Cair/SPLC (Mean=46,7%; Median= 46,0%; Min-Max=0%-92,0% dan SD=27,4%) dan kejadian stunting (Mean=11,2%; Median=11,7%; Min-Max=3,7%-17,2% dan SD=3,6%). Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear capaian sarana penyediaan air bersih (p-value=0,02) dan sarana pembuangan tinja (p-value=0,04) dengan kejadian stunting pada balita. Persamaan model regresinya adalah stunting=22,879-0,068*SPAB-0,086*SPT, artinya bahwa semakin meningkatnya capaian sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja maka diprediksi akan semakin menurunkan kejadian stunting pada balita di Kab. Banyuma
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR LEPTIN DAN ADIPONEKTIN
Latar Belakang: Leptin dan adiponektin merupakan dua hormon yang disekresikan jaringan adiposa. Peningkatan dan penurunan kadar leptin dan adiponektin berkaitan dengan penyakit-penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan indeks massa tubuh dengan kadar leptin dan adiponektin dengan persen lemak tubuh dan lingkar pinggang sebagai variabel perancu.
Metode: Penelitian menggunakan desain crossectional pada 75 remaja usia 15-18 tahun. Data IMT diambil dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, sedangkan data leptin dan adiponektin dilihat dari kadar serum darah yang diambil menggunakan metode ELISA. Data persen lemak tubuh diambil dengan BIA, sedangkan lingkar pinggang denngan metlin. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman.
Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar leptin dan adiponektin (p0,01), tetapi ada hubungan kadar leptin dengan persen lemak tubuh.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar leptin dan adiponektin
HUBUNGAN USIA IBU MENIKAH DINI DENGAN STATUS GIZI BATITA DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Latar Belakang : Pernikahan dini (menikah >18 tahun) dapat berpengaruh pada status gizi anak yang dilahirkan. Ibu yang menikah pada usia dini, berisiko memiliki anak berstatus gizi pendek, gizi kurus dan gizi buruk.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia ibu menikah dini dengan status gizi batita di Kabupaten Temanggung.
Metode : Penelitian ini termasuk penelitian observasi dengan desain cross-sectional pada 72 anak yang berusia 0-2 tahun dari ibu yang menikah dini dan dipilih secara consecutive sampling. Ibu dikatakan menikah dini jika usia ibu saat menikah <18 tahun. Status gizi batita diperoleh dari z-score PB/U dan BB/U menggunakan baku antropometri WHO 2005. Analisis data menggunakan uji Chi-Square.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata usia ibu saat menikah dini adalah 15,9±0,98 tahun, sedangkan rerata usia batitanya saat ini 10,4±7,16 bulan. Persentase anak pendek pada kelompok usia ibu yang menikah dini saat berusia 14-15 tahun sebesar 43,5% dan pada kelompok yang menikah saat usia 16-17 tahun sebesar 22,4%. Persentase anak gizi kurang pada kelompok usia ibu yang menikah dini saat berusia 14-15 tahun adalah 17,4%, sedangkan pada kelompok yang menikah saat usia 16-17 tahun sebesar 14,3%. Hal tersebut menunjukkan adanya kecenderungan semakin dini usia nikah ibu, semakin meningkat persentase anak pendek, tetapi secara statistik tidak berhubungan (p=0,067). Begitupula dengan gizi kurang yang juga terdapat kecenderungan semakin dini usia nikah ibu, semakin meningkat persentase gizi kurang, dan secara statistik juga tidak berhubungan (p=0,736).
Kesimpulan : Terdapat kecenderungan semakin dini usia ibu menikah, semakin meningkat persentase anak pendek dan gizi kurang, tetapi secara statistik tidak ada hubungan antara usia ibu menikah dini dengan status gizi batita di Kabupaten Temanggung
PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (Studi Kualitatif di Wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang)
Latar Belakang: Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan atau makanan lain.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui peran petugas kesehatan terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang peran Petugas Kesehatan terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Penelitian dilakukan di Wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa Petugas Kesehatan memberikan dampak positif kepada ibu-ibu menyusui yang melakukan ASI secara Eksklusif. Semua responden berhasil melakukan ASI Eksklusif kepada bayi usia 6-12 bulan. Petugas kesehatan tidak hanya memberikan penyuluhan ASI Eksklusif saja, tetapi penyuluhan lain seperti penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini dan penyuluhan KB.
Simpulan: Peran Petugas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Sekaran, sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Perlu diadakan penelitian yang mendalam untuk mendapatkan strategi terbaik guna meningkatkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif
APLIKASI PENILAIAN KINERJA PNS BERBASIS MOBIL (K-MOB) DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM) PEMERINTAH KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT
Pemerintah Kota Depok mulai mengembangkan sistem penilaian kinerja berbasis aplikasi, untuk memudahkan proses tersebut. Aplikasi penilaian kerja dimaksud adalah K-Mob yang memungkinkan pegawai melakukan pelaporan pencapaian kinerjanya melalui telepon genggam yang dimiliki. Aplikasi ini bisa didapatkan pada Playstore maupun App store
Metode penelitian kuatitatif, sumber data diperoleh melalui data primer maupun data sekunder. Informan yang digunakan dipilih secara purposive sampling dan accidental sampling.
Peneliti menerapkan Teori Penilaian Kinerja yang dikembangkan oleh Berardin dan Russel (2003) untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian kinerja pegawai pada Pemerintah Kota Depok Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 4 dimensi, yaitu kualitas, kuantitas ketepatan waktu dan kerjasama (interpersonal impact). Dengan demikian laporan Prestasi Kerja, Nilai Akhir Prestasi Kerja, Nilai Sasaran Kerja, Nilai Realisasi APBD, Nilai SKP Individu dan Nilai Perilaku Kerja Pegawai akan diakumulasi setiap akhir bulan dan ditetapkan menjadi dasar dalam pemberianTunjangan Kinerja Pegawai setiap bulan. Dengan system yang dibangun seperti demikian diharapkan menjadi pemicu untuk ASN dalam berkinerja lebih baik dan juga ASN akan lebih bisa dihargai dalam setiap karya dan kinerja yang dihasilkannya.
Kata Kunci : Penilaian Kinerja, K-Mo
- …