7 research outputs found
Perancangan Meja Dan Kursi Anak Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd) Dengan Pendekatan Athropometri Dan Bentuk Fisik Anak
Meja dan kursi anak merupakan suatu sarana pendukung yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan proses belajar anak. Ketidakserasian antara meja dan kursi dengan ukuran tubuh anak merupakan salah satu kendala dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Akibat dari meja dan kursi yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh anak dapat mengakibatkan anak cepat mengalami kelelahan. Penelitian ini membahas perancangan dan pengembangan produk meja dan kursi anak sesuai dengan anthropometri (ukuran tubuh manusia) dan bentuk fisik anak untuk menghasilkan rancangan kursi yang ergonomis untuk mengantisipasi adanya ketidakserasian antara meja kursi dengan ukuran tubuh anak. Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan meja dan kursi ini adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD merupakan suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu ke dalam kebutuhan teknis yang relevan. Metode QFD memiliki empat (4) fase yaitu fase perencanaan produk (product planning), perancangan produk (design product), perencanaan proses (process planning) dan perencanaan pengendalian proses (process-control planning). Dalam penelitian ini hanya dilakukan hingga fase ke-3 yaitu fase perencanaan proses. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini berupa gambar rancangan meja dan kursi anak
Pemilihan Parameter Pre Treatment Pada Proses Pengawetan Bambu Leminasi
Bambu merupakan salah satu sumber daya alam Non-Hutan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu kelemahan bahan baku bambu adalah tingkat keawetan alami yang rendah sehingga rentan terhadap organisme Perusak seprti kumbang bubuk dan rayap. Pemanfaatan bahan insektisida organik daun mimba merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan keawetan bambu sebagai bahan baku produk mebel yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba dan mendapatkan konsentrasi ekstrak yang optimal dalam pengawetan bambu. Model penelitian yang dilakukan metode Desain Eksperimen Faktorial untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak dan lama perendaman bambu dalam proses pengawetan untuk meningkatkan keawetan bambu dari serangan organisme Perusak. Daun mimba segar dicampurkan dengan air untuk menghasilkan variabel konsentrasi 100, 200, 300, 400, dan 500 gram/liter. Pada penelitian ini, bambu direndam dalam larutan konsentrasi ekstrak mimba dengan lama perendaman 30 menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan berat bambu yang signifikan terjadi pada pengawetan bambu dengan konsentrasi ekstrak mimba 20% ( 200 gram/liter) selama 30 menit. Pada konsentrasi ekstrak 20%, sampel bambu mengalami pengurangan berat bambu akibat serangan rayap tanah sebesar 21,55%. Pengawetan bambu yang efektif dapat dilakukan dengan konsentrasi ekstrak mimba 30%. Kata Kunci: mebel, bambu, pengawetan, ekstrak mimba, desain eksperimen faktorial Bamboo is one of the natural resources of trees is widely used by Indonesian society. A disadvantage of raw bamboo islow level of durability, so making it vulnerable to destructive organisms such as beetles and termites powder. Utilization of organic insecticide neem leaf is one solution to improve the durability of bamboo as raw material for furniture products that are environmentally friendly. This research objective was to determine the effect of extracts of neem leaf extract and obtain the optimal concentration in the preservation of bamboo. Model used in this research is Design of Experiments Factorial to determine the effect of extract concentration and long soaking the bamboo in the process preservation to improve the durability of bamboo for the organism attack destroyer. Fresh neem leaves are mixed with water to produce variable concentrations of 100, 200, 300, 400, and 500 grams / liter. In this research, bamboo is soaked in concentration of neem extract with a long soaking 30 minutes and 60 minutes. The result of experiment showed that significant weight reduction occurred in bamboo bamboo preservation with 20% concentration of neem extract (200 grams / liter) for 30 minutes. At a concentration of extract 20% , samples of bamboo had a weight reduction as a result termite attack for 21.55%. Preservation of bamboo that can effectively be done with a 30% concentration of neem extract
Optimasi Cutting Stock Pada Industri Pemotongan Kertas Dengan Menggunakan Metode Integer Linear Programming (Studi Kasus Di Bhinneka β Semarang)
In paper cutting industry, cutting stock problem (CSP) is a problem about how to cutting paper depends on quantity and specify of the demand. CSP related with dimension of pieces and rectangle which is use. In this research, we use one type dimension of rectangle and six type dimension of pieces and cutting all paper by two stage guillotine pattern. The major focus of this research is to formulate the paper cutting problem using integer linear programming. Cutting large objects into small pieces can be found in many industries. Inevitably, the cutting processes produce trim loss. On the rectangle we can put some different dimension of pieces then we can make certain pattern. The modification pattern have to produce minimum trim loss. Thus to develop optimal cutting pattern to reduce trim loss is the main purpose of this research. To reach that, we use branch and bound algorithm then continued with sensitivity analysis. From the research, we get optimum patten of paper cutting and quantity production for that pattern. Decision for quantity production depends on average demand every day. Beside that, we also give some alternative rules of production system which can take by the company
Penerapan Metode Retad Untuk Mengurangi Waktu Set Up Pada Mesin Milling P1 Dan P2 Departemen Machining PT. Kubota Indonesia
Pengurangan waktu produksi dalam suatu proses produksi dapat dilakukan dengan meminimalkan waktu setup pada proses produksi tersebut. Untuk mengurangi waktu setup diperlukan suatu cara untuk membantu operator dalam melaksanakan proses milling sehingga dapat meminimalkan waktu setup serta dapat menghilangkan elemen kerja yang tidak produktif tersebut. Metode RETAD (Rapid Exchange of Tooling and Dies) merupakan pengembangan dari metode SMED (Single Minuite Exchange of Dies) yang bertujuan mengurangi waktu setup, menghapus scrap dan rework. Dari hasil pengolahan data dan analisis untuk proses milling pada mesin Milling Vertikal P1, waktu elemen kerja membersihkan jig dari geram dapat dikurangi dari 5.53 detik sebelum perbaikan menjadi 1.54 detik setelah perbaikan dan untuk mesin Milling Vertikal P2, waktu elemen kerja membersihkan jig dari geram dapat dikurangi dari 5.15 detik menjadi 1.54 detik. Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perbaikan waktu setup pada proses milling pada Mesin Milling Vertikal P1 dan P2 di Cylinder Head Line, perbandingan waktu standar proses milling dari 258.505 detik sebelum perbaikan menjadi 254.518 detik setelah perbaikan pada mesin Milling Vertikal P1 dan 256.002 detik sebelum perbaikan menjadi 252.392 detik setelah perbaikan pada mesin Milling Vertikal P2 Untuk penelitian ini hasil tersebut merupakan hasil maksimal yang dapat dicapai, namun dapat dikembangkan lebih lanjut pada mesin-mesin produksi lainnya. Kata kunci : RETAD, waktu setup, elemen kerj