22 research outputs found
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN PADA PROSES CRUDE OIL TANK CLEANING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TASK RISK ASSESSMENT
Crude oil tank cleaning merupakan kegiatan yang memiliki risiko bahaya tinggi. Identifikasi bahaya dan
analisis risiko keselamatan sangat diperlukan untuk melakukan mitigasi yang tepat pada setiap risiko bahaya
yang terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi bahaya pada proses crude oil tank cleaning dan
memberikan rekomendasi mitigasi yang sesuai. Metode yang digunakan adalah task risk assessment (TRA). TRA
dipilih karena mampu memberikan penjelasan detail penyebab dari potensi bahaya yang terjadi. Risiko bahaya
tertinggi terdapat di tahapan personal entry, karena memiliki nilai severity 5 dan likelihood 3. Pengendalian
dilakukan di semua tingkat risiko tahapan pekerjaan, namun diberikan pengendalian tambahan di risiko bahaya
tinggi. Pengendalian dilakukan berdasarkan hirarki pengendalian yang ada
Penerapan Confined Space Entry Permit pada Industri Gas
This research was conducted by directly observing the process of cleaning work in confined spaces, as well as conducting direct interviews with workers in the acetylene, hydrogen and CO2 plan areas as well as with HSE and production managers. The method used in this study is to use confined space work procedures and use job safety analysis. The results obtained from this study are the identification of hazards in confined spaces by using job safety analysis for work in confined spaces, making work permits for confined space work and making work procedures for confined spaces with work permits on plans for acetylene, hydrogen, and CO2. In addition, the limited space that will be carried out in the research is 11 of the 21 limited spaces that exist. Of the 11 confined spaces I is classified into I4 the confined spaces with different hazard potentials, namely the acetylene plan has a gas holder and a reactor, then the hydrogen plan has 3 tanks, and the CO2 plan has a cold box.
Keywords : confined space, Job Safety Analysis (JSA), Standar Oprational Prosedur (SOP
Studi Isoterm Adsorpsi dan Pengaruh Ukuran Biosorben Saccharomyces cerevisiae Terimobilisasi Pada Natrium Alginat Dalam Menurunkan Kadar Logam Berat Ni(II)
Logam nikel merupakan salah satu parameter pencemar air limbah yang dihasilkan dari proses industri yang dapat memberikan dampak negatif ke lingkungan dan makhluk hidup. Metode adsorpsi dapat dijadikan alternatif untuk menurunkan kadar logam Ni(II). Penelitian ini akan menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang diimobilisasi pada natrium alginat sebagai biosorben. Imobilisasi dilakukan untuk meningkatkan stabilitas partikel biomassa dan proses penyerapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhukuran biosorben terhadap kemampuan menyerap logam nikel dan menganalisis model isoterm adsorpsi.Penelitian dilakukan dengan sistem batch menggunakan variasi ukuran biosorben 80 dan 100 mesh pada pH 6 dengan waktu kontak 75 menit dan konsentrasi Ni(II) 100 mg/L. Hasil penelitian adsorpsi menunjukkan ukuran biosorben optimum untuk menyerap logam Ni(II) diperoleh pada ukuran biosorben 100 mesh dengan efisiensi penyisihan 82,77%. Model isoterm adsorpsi pada penelitian ini mengikuti model isoterm Freundlich dengan masing-masing nilai KF untuk ukuran 100 mesh dan 80 mesh sebesar 0,073 L/g dan 0,024 L/g
Pemodelan Sebaran Emisi SO? dari Cerobong Boiler Bahan Bakar Batubara di Industri Pengolahan Susu Menggunakan Software Screen View??
Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor industri yang turut menyumbang emisi di udara. Sumber pencemar udara berasal dari cerbong boiler pada industri pengolahan susu. Jenis emisi dari proses pembakaran batubara jenis subbituminous yang dikeluarkan melalui cerobong boiler salah satunya adalah Sulfur Dioksida (SO?). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pola sebaran dan konsentrasi emisi SO? menggunakan Software Screen View??. Hasil pemodelan menunjukkan nilai konsentraai maksimum SO? pada musim hujan sebesar 1,94 ?g/m³ pada jarak 568 meter dan pada musim kemarau nilai konsentrasi emisi sebesar 1,69 ?g/m³ pada jarak 431 meter. Berdasarkan hasil pemodelan nilai konsentrasi SO? tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009 .Visualisasi pola sebaran hasil pemodelan menggunakan software Arcmap 10.8
Analisis Termal Pada Biobriket Kulit Durian dan Kulit Jagung dengan Perekat Tepung Tapioka
Kebutuhan akan energi yang terus meningkat mengakibatkan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil sehingga diperlukan energi alternatif. Salah satu energi alternatif terbarukan yakni biomassa, mengingat bahan untuk membuat biomassa sangat melimpah di Indonesia. Bahan biomassa sangat mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan dan limbah-limbah lainnnya. Biomassa bisa menjadi salah satu pilihan sumber energi alternatif. Kulit jagung dan kulit durian hingga saat ini masih kurang dimanfaatkan dengan baik sehingga jika limbah tersebut dibiarkan begitu saja dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Kulit jagung dan kulit durian sangat cocok digunakan sebagai bahan baku biobriket karena memiliki kandungan selulosa. Biobriket dalam penelitian ini tersusun atas komposisi kulit durian 50% : kulit jagung 50%. Suhu pirolisis dalam penelitian ini digunakan sebesar 350? dan perekat yang digunakan terbuat dari tepung tapioka. Biobriket yang sudah jadi selanjutnya dilakukan analisis termal (TGA) dengan suhu maksimal 600? dan kenaikan suhu 5?/menit. Sampel mulai terdegradasi pada suhu 71,40? dan berat mulai konstan pada suhu 538,51?. Terjadi penurunan masa sebesar 70,43% pada suhu 285? - 399,71?
Studi Sifat Kekuatan, Ketahanan Korosi dan Ketangguhan pada Material Komposit Berbasis Polyester, Epoxy dan Silicone Rubber dengan Variasi Komposisi Serat Penguat Karbon Fiber
FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) is often used in corrosive conditions because it has a fairly high corrosion resistance. In its application, FRP has various types of variations which are composed of different matrices and reinforced. In this study, FRP was made with a variety of composite compositions with a matrix, namely epoxy, silicone rubber and polyester with carbon fiber as the reinforcing fiber. The purpose of this study was to compare the mechanical properties and corrosion resistance of these variations using the hand lay-up method. From the results of calculations and data analysis, it shows that composites with an epoxy matrix with a composition of 40% reinforcing fiber and 20º fiber position have the highest strength with a value of 60.77 Mpa in the tensile test and 0.0045 J / mm2 in the impact test. Meanwhile, the effect of the composition on corrosion resistance shows that the composite with a silicone rubber matrix has the best resistance with a corrosion rate value of 0.1248 mmpy
Studi Isoterm dan Kinetika Adsorpsi Cu(II) Menggunakan Kitosan Berlapis Kaolin
Limbah cangkang kerang dara (Anadara granosa) merupakan permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir Pantai Kenjeran karena belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut menyebabkan penumpukan cangkang kerang yang menimbulkan bau, pemandangan yang tidak indah, dan lingkungan menjadi tercemar. Cangkang kerang memiliki kandungan kitin sebesar 14-35% yang dapat dimodifikasi menjadi kitosan. Kemampuan adsorpsi kitosan dapat ditingkatkan melalui modifikasi dalam bentuk hibrida kitosan dengan material anorganik lainnya, diantaranya lempung (clay) seperti kaolin. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh waktu kontak terhadap penurunan logam Cu(II) dan menganalisis isoterm adsorpsi serta kinetika adsorpsi. Massa yang digunakan yaitu 0,5 g dan variasi lama waktu kontak yang digunakan yaitu selama 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Efisiensi penurunan Cu(II) tertinggi terjadi diperoleh pada kondisi waktu kontak selama 60 menit yaitu sebesar 48,83%. Mekanisme adsorpsi logam Cu(II) mengikuti isoterm Freundlich dengan koefisien regresi R2 = 0,6692 dan nilai Kf = 1,52. Kinetika adsorpsi logam Cu(II)mengikuti kinetika orde dua dengan koefisien regresi R2 = 0,6884 dan nilai k = 0,0059
Penggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica.) sebagai Biokoagulan untuk Menurunkan COD pada Limbah Laundry
Air limbah pada industri laundry mengandung polutan yang menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan. Baku mutu COD limbah laundry menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 bagi usaha dan/atau kegiatan laundry yaitu 250 mg/L, berdasarkan hasil uji konsentrasi COD sebelum dilakukan pengolahan sebesar 5183 mg/L. Salah satu solusi untuk menurunkan tingkat pencemar pada limbah laundry adalah dengan mengaplikasikan metode koagulasi-flokulasi, akan tetapi penggunaan koagulan sintetik secara terus menerus memiliki dampak negatif pada lingkungan. Biokoagulan yang berasal dari tanaman dapat menjadi alternatif pengganti koagulan sintetik. Biji asam jawa memiliki kandungan protein yang dapat digunakan sebagai koagulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan biji asam jawa sebagai biokoagulan terhadap persentase penurunan konsentrasi COD pada air limbah laundry. Proses pembuatan biokoagulan di awali dengan pengeringan, penumbukan dengan ukuran 80 mesh, ekstraksi penghilangan lemak, dan ekstraksi protein dengan larutan NaCl. Variasi dosis yang digunakan pada Jar Test yakni 250 mg/L, 500 mg/L, 750 mg/L, dan 1000 mg/L. Dosis terbaik dalam menurunkan konsentrasi COD yaitu pada dosis 1000 mg/L dengan efisiensi penyisihan 50,65%. Hasil analisis menunjukkan penggunaan biji asam jawa sebagai biokoagulan dapat menurunkan konsentrasi COD, akan tetapi konsentrasi tersebut masih berada diatas baku mutu maksimum yang dipersyaratkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 201
Identifikasi Bahaya Hot Work di Restricted Area dengan Metode HIRADC (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Tangki Timbun)
Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan proyek konstruksi dengan tujuan untuk pemenuhan infrastruktur pada berbagai sektor. Hot work (pekerjaan panas) didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan pembakaran, pengelasan, atau kegiatan serupa yang dapat menimbulkan percikan api atau ledakan termasuk dalam serangkaian pekerjaan konstruksi. Pada proyek ini hot work dilakukan di restricted area, dimana terdapat pembatasan akses masuk karena adanya tangki gas hidrogen dan metanol yang membuat potensi bahaya kebakaran dan ledakan terjadi lebih tinggi. Oleh karena itu penulis melakukan identifikasi bahaya menggunakan metode HIRADC. Hasil HIRADC pada pekerjaan hot work di restricted area didapatkan 40 potensi bahaya terdiri dari 36 tingkat risiko low, 18 tingkat risiko medium dan 8 potensi bahaya tingkat risiko high. Rekomendasi pengendalian untuk perusahaan berupa pengendalian administrasi dengan memastikan dan meninjau ulang prosedur atau instruksi kerja hot work serta pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan masing-masing pekerjaan yang sesuai dengan standar yang berlaku
ANALISIS RISIKO PEKERJAAN PENGURASAN TANGKI ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN METODE FTA
Asam fosfat adalah salah satu bahan kimiaa yang digunakan oleh industri pupuk dalam jumlah besar. Asam fosfat umumnya disimpan di dalam tangki dan menghasilkan lumpur endapan. Lumpur fosfor mengandung bahan – bahan logam yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan seperti seng, merkuri, kadmium, dan timbal. Asam fosfat pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan keselamatan pekerja terutama ketika melakukan pekerjaan pembersihan tangki. Permasalahan tersebut akan diselesaikan pada penelitian ini dengan melakukan analisis risiko bahaya pekerjaan pengurasan tangki asam fosfat menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Hsil resiko tertinggi dari CSRA akan dianalisa dengan menggunakan FTA yaitu tertimbun sludge asam fosfat dan tertabrak alat mekanis. Hasil FTA pada risiko tertimbun sludge asam fosfat diperoleh sebanyak 14 basic cause yang turut berkontribusi pada terjadinya top event dengan 9 minimal cut sets dan FTA risiko tertabrak alat mekanis diperoleh sebanyak 12 basic cause yang turut berkontribusi pada terjadinya top event dengan 6 minimal cut sets