35 research outputs found
Tradisi dan kebiasaan makan pada masyarakat tradisional di Kalimantan Barat
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan adat kebiasaan makan pada masyarakat Dayak. Berbagai catatan yang berkaitan tentang makanan tradisional pada masa kini dianggap masih sangat kurang sehingga menyebabkan sulitnya berbagai penanganan yang berhubungan dengan pangan, khususnya pada setiap suku bangsa di Indonesia. Kesalahan dalam penanganan tentang bahan makanan selama ini telah menyebabkan pemaksaan akan penggunaan beras sebagai alternatif di dalam menyelesaikan masalah pangan di setiap suku bangsa, sehingga telah menimbulkan tingginya ketergantungan akan beras. Kenyataan demikian tidak boleh terjadi sehingga maksud penelitian ini akan memberikan sedikit masukan salah satu keragaman makanan tradisional tersebut. Masyarakat Dayak Kanayatn di dalam kehidupannya mengenal berbagai jenis makanan. Dengan semakin majunya masyarakat Dayak maka informasi tentang makananpun semakin sangat baragam. Berbagai bentuk masakan pun telah banyak dinikmati oleh masyarakat Dayak. Mengingat hal tersebut tulisan ini akan dibatasi terutama pada jenis-jenis makanan tradisional yang digunakan sebagai makanan sehari-hari dan yang digunakan untuk upacara. Pola perilaku yang mengiringi
acara makan serta bagimana mereka mendapatkan bahan-bahan
makanan
Arti dan Makna tokoh pewayangan Mahabrata dalam pembentukan dan pembinaan watak (seri I)
Mahabharata adalah sebuah sastra sepanjang jaman. Isinya
membuat orang tak habis-habisnya tercengang-cengang. Karya sastra itu bukan hanya milik orang India, juga bukan milik orang yang memeluk agama Hindu, melainkan milik dunia. Siapa saja berhak mempelajarinya, bahkan ada sementara orang yang merasa baru menemukan kemarin.
Khusus bagi orang Bali, Jawa dan Sunda, Mahabharata sudah tidak asing lagi. Hal ini disebabkan keseluruhan isi ceritanya mempunyai kedekatan psikologis dengan budaya Jawa, Sunda dan Bali. Tokoh-tokoh Mahabharata telah lama 'dihidupkan' dalam pewayangan. Bahkan untuk sebagian orang, tokoh-tokoh dalam Mahabharata, seperti Pendawa lima dijadikan idola dalam kehidupan mereka. Para orang tua tidak jarang memberikan nama kepada anaknya dengan
mengambil nama dari tokoh wayang seperti Parasara, Bhisma, Satyawati, Wyasa, Dwijakangka, Yudhistira, Bima dan lain-lain
Usada Gede
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara,
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mengkaji dan menganalisis naskah-naskah lama di antaranya Naskah Kuno Bali yang berjudul Usada Gede isinya tentang pengobatan tradisional yang menyangkut bahan obat-obatan, cara pengobatan, hari pengobatan dan lain-lain. Nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah ini adalah nilai pendidikan (unsur ilmu pengetahuan) alam nilai budaya yang dapat menunjang pembangunan, baik fisik maupun spirituil
Pandangan generasi muda terhadap upacara perkawinan adat di kota Surabaya
Bangsa Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai kelompok sukubangsa. Kemajemukan ini tampaknya telah disadari benar oleh para pendiri negara Republik Indonesia. Hal ini tersimpul dalam pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945, yang bunyinya "bahwa untuk membina kesatuan dan persatuan bangsa yang terwujud sebagai peleburan suku-sukubangsa dan daerah yang majemuk tersebut, maka dalam pembangunan nasional pemerintah perlu memajukan kebudayaan nasional yang keberadaannya dapat berfungsi sebagai kerangka acuan dalam membina kehidupan berbangsa dan benegara"
Pengetahuan, sikap, kepercayaan dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di Kota Surabaya
Penelitian tentang Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, dan Perilaku Budaya Tradisional ini pada dasamya merupakan bagian atau suatu langkah dari program kampanye dalam menanggulangi benturanbenturan budaya yang akan memperlemah jati diri bangsa, khususnya di kalangan generasi muda
Nilai budi pekerti dalam Pantun Melayu
Bagi.an Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan
Nusantara, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mengkaji dan menganalisis naskahnaskah lama di antaranya naskah dari daerah/masyarakat pendukung Kebudayaan Melayu yang berjudul Nilai Budi Pekerti Dalam Pantun Melayu isinya tentang Pantun Anak dan Pantun Orang tua dan kajian tentang tipe pembinaan Kebudayaan pada masyarakat Melayu dan keluarga sebagai wahananya.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah ini adalah nilai moral dan budi pekerti yang menjadi kerangka acuan masyarakat Melayu dalam mendidik anak menjadi manusia yang sesuai dengan harapan orang tua yakni berbudi pekerti luhur yang dapat menunjang pembangunan, baik fisik maupun spirituil
Nilai-nilai budaya dalam Naskah Kaba Anggun Nan Tungga Si Magek Jabang
Sebuah tonggak terpancang dalam sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia dengan ditemukannya tradisi tulis. Tonggak ini menjadi amat penting mengingat ia telah membawa kebudayaan umat manusia ke dalam babak baru, yaitu babak sejarah. Masa sebelumnya lazim disebut sebagai masa prasejarah (prehistori). Melalui tradisi tulis, berbagai pengalaman manusia direkam dan "diawetkan"; sehingga dapat diwariskan kepada generasi pelanjutnya. Sebelumnya berbagai pengalaman hidup manusia maupun aspek-aspek kebudayaan lainnya direkam di dalam ingatan manusia dan diturunkan secara lisan melalui tradisi lisan
Kepengarangan pujangga Ki Padma Susastra
Salah satu usaha untuk menjaga kelestarian budaya daerah
adalah diadakannya penulisan tentang kepengarangan pujangga lama dalam hal ini khususnya pujangga sastra Jawa. Dan sekaligus kegiatan ini untuk menarik minat serta untuk menuju usaha yang akan datang karena selama ini Bagian Proyek Penelitian Pengkajian Kebudayaan Nusantara belum ada kegiatan khusus mengenai kepengarangan pujangga lama dengan konsep-konsep sentralnya.
Berkaitan dengan ini pemahaman riwayat kepengarangan dalam rangka memahami suatu karya sastra klasik secara utuh dan untuk mengetahui situasi~ituasi yang mendukungnya, pada penelitian ini akan mengungKap kepengarangan Ki Padmasusastra dengan konsep-konsep sentralnya. Perlu ditambahkan pula bahwa dalam penulisan ini penulis hanya menitikberatkan pada konsep-konsep sentral dari karya Ki Padmasusastra, bukan merupakan pembahasan satu persatu dari karya beliau. Dan data
yang diperlukan baru melalui studi kepustakaan, oleh karenanya penulisan ini masih banyak kekurangannya dan merupakan hasil maksimal yang didapat saat ini. Sehingga masih dirasa perlunya usaha penulisan yang mendalam dan analistis di kemudian hari. Dan penulisan ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai kebudayaan daerah khususnya khasanah sastra Jawa
Suluk Sujinah
Suluk Sujinah berisi tentang kerukunan hidup berumah tangga yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kehidupan yang sempuma yang didasarkan pada ajaran Agama Islam. Nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah ini adalah nilai Kesetiaan, Keseimbangan, Kesabaran, Kedisiplinan, Kerja Keras, Kecermatan dan Kepasrahan terhadap tuhan mengenai apa yang telah dikeJjakan dengan sebaik-baiknya, yang dapat menunjang pembangunan, baik fisik maupun spirituil
Hikayat banjar dan kotaringin
Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mengkaji dan menganalisis naskah-naskah lama di antaranya naskah Karya sastra Melayu lama dari daerah Kalimantan Selatan yang berjudul Hijayat Banjar dan Kotaringin isinya tentang aspek kesejarahan mengenai pertumbuhan & perkembangan kehidupan kenegaraan masyarakat Banjar, sistem pemerintahan tradisional, persebaran Islam di Banjar, Adat-istiadat dan asal-usul nama daerah di Banjar, mite serta legenda