21 research outputs found

    Post-intervention Status in Patients With Refractory Myasthenia Gravis Treated With Eculizumab During REGAIN and Its Open-Label Extension

    Get PDF
    OBJECTIVE: To evaluate whether eculizumab helps patients with anti-acetylcholine receptor-positive (AChR+) refractory generalized myasthenia gravis (gMG) achieve the Myasthenia Gravis Foundation of America (MGFA) post-intervention status of minimal manifestations (MM), we assessed patients' status throughout REGAIN (Safety and Efficacy of Eculizumab in AChR+ Refractory Generalized Myasthenia Gravis) and its open-label extension. METHODS: Patients who completed the REGAIN randomized controlled trial and continued into the open-label extension were included in this tertiary endpoint analysis. Patients were assessed for the MGFA post-intervention status of improved, unchanged, worse, MM, and pharmacologic remission at defined time points during REGAIN and through week 130 of the open-label study. RESULTS: A total of 117 patients completed REGAIN and continued into the open-label study (eculizumab/eculizumab: 56; placebo/eculizumab: 61). At week 26 of REGAIN, more eculizumab-treated patients than placebo-treated patients achieved a status of improved (60.7% vs 41.7%) or MM (25.0% vs 13.3%; common OR: 2.3; 95% CI: 1.1-4.5). After 130 weeks of eculizumab treatment, 88.0% of patients achieved improved status and 57.3% of patients achieved MM status. The safety profile of eculizumab was consistent with its known profile and no new safety signals were detected. CONCLUSION: Eculizumab led to rapid and sustained achievement of MM in patients with AChR+ refractory gMG. These findings support the use of eculizumab in this previously difficult-to-treat patient population. CLINICALTRIALSGOV IDENTIFIER: REGAIN, NCT01997229; REGAIN open-label extension, NCT02301624. CLASSIFICATION OF EVIDENCE: This study provides Class II evidence that, after 26 weeks of eculizumab treatment, 25.0% of adults with AChR+ refractory gMG achieved MM, compared with 13.3% who received placebo

    Minimal Symptom Expression' in Patients With Acetylcholine Receptor Antibody-Positive Refractory Generalized Myasthenia Gravis Treated With Eculizumab

    Get PDF
    The efficacy and tolerability of eculizumab were assessed in REGAIN, a 26-week, phase 3, randomized, double-blind, placebo-controlled study in anti-acetylcholine receptor antibody-positive (AChR+) refractory generalized myasthenia gravis (gMG), and its open-label extension

    Karakterisasi dan uji aktivitas antibakteri dari fungi endofit daun Afrika (Vernonia amygdalina) terhadap stapylococcus aureus dan pseudomonas aeruginosa

    Get PDF
    Insiden meningkatnya resistensi antibiotik oleh bakteri terus meningkat, sedangkan perkembangan penemuan antibiotik tidak berimbang dengan perkembangan resistensi bakteri. Fungi endofit adalah salah satu cara untuk mendapatkan senyawa antibakteri menggantikan tanaman, karena adanya transfer genetik dari tanaman inang ke dalam mikroba endofit sehingga metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman inang dapat dihasilkan juga oleh mikroba endofit bahkan dalam jumlah yang lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi fungi endofit dari tanaman Daun Afrika (Vernonia amygdalina) dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Daun Afrika disterilisasi permukaannya dengan perendaman dalam etanol 70% selama 1 menit, natrium hipoklorit 5,3% selama 2 menit, dan alkohol 70% selama 30 detik, dilakukan pembilasan dengan akuades steril sebanyak dua kali kemudian dikeringkan dengan tisu steril dan ditanam dalam media Malt Extract Agar setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 2-14 hari. Fungi endofit yang diperoleh kemudian dimurnikan, fungi yang berbeda secara makroskopis dipindahkan ke dalam media cair Potato Dextrose Yeast dan diinkubasi selama 2-14 hari, dilakukan terus sampai fungi benar-benar murni. Diperoleh 3 macam fungi yang telah murni, fungi tersebut kemudian diujikan aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Isolat 1, 2, dan 3 masing-masing diduga masuk dalam genus Fusarium, Pythium, dan Alternaria. Karakterisasi fungi dilakukan dengan melakukan pengamatan makroskopis, mikroskopis dan uji biokimia. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan ketiga fungi endofit yang diperoleh tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus

    Karakterisasi dan uji aktivitas antibakteri dari fungi endofit daun Afrika (Vernonia amygdalina) terhadap stapylococcus aureus dan pseudomonas aeruginosa

    No full text
    Insiden meningkatnya resistensi antibiotik oleh bakteri terus meningkat, sedangkan perkembangan penemuan antibiotik tidak berimbang dengan perkembangan resistensi bakteri. Fungi endofit adalah salah satu cara untuk mendapatkan senyawa antibakteri menggantikan tanaman, karena adanya transfer genetik dari tanaman inang ke dalam mikroba endofit sehingga metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman inang dapat dihasilkan juga oleh mikroba endofit bahkan dalam jumlah yang lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi fungi endofit dari tanaman Daun Afrika (Vernonia amygdalina) dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Daun Afrika disterilisasi permukaannya dengan perendaman dalam etanol 70% selama 1 menit, natrium hipoklorit 5,3% selama 2 menit, dan alkohol 70% selama 30 detik, dilakukan pembilasan dengan akuades steril sebanyak dua kali kemudian dikeringkan dengan tisu steril dan ditanam dalam media Malt Extract Agar setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 2-14 hari. Fungi endofit yang diperoleh kemudian dimurnikan, fungi yang berbeda secara makroskopis dipindahkan ke dalam media cair Potato Dextrose Yeast dan diinkubasi selama 2-14 hari, dilakukan terus sampai fungi benar-benar murni. Diperoleh 3 macam fungi yang telah murni, fungi tersebut kemudian diujikan aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Isolat 1, 2, dan 3 masing-masing diduga masuk dalam genus Fusarium, Pythium, dan Alternaria. Karakterisasi fungi dilakukan dengan melakukan pengamatan makroskopis, mikroskopis dan uji biokimia. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan ketiga fungi endofit yang diperoleh tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
    corecore