8 research outputs found

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN GEOGRAFI IKIP PGRI PONTIANAK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Pembelajaran Paikem terhadap Hasil belajar mahasiswa dan Perbedaan yang signifikan antara Mahasiswa kelas A sore dan B sore Pada Mata Kuliah Geografi Sumber Daya Alam  Program Studi Geografi IKIP – PGRI Pontianak Tahun Akademik 2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen. Subjek penelitian  adalah   mahasiswa semester IV program studi pendidikan geogerafi IKIP PGRI Pontianak. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tehnik komunikasi lansung dan tehnik komunikasi tidak lansung, teknik observasi langsung serta teknik pengukuran dan Teknik dokumenter sebagai objek pendukung dalam pengumpulan data.Berdasarkan pengujian hipotesis penelitian, maka dapat di simpulkan rata-rata nilai test akhir pada kelas A Sore adalah 76,85 dan standar deviasi sebesar 2,71. dan pada kelas B Sore diperoleh rata-rata sebesar 76,84 dan standar deviasi sebesar 2,69. Berdasarkan hasil kedua hal tersebut bahwasanya mahasiswa 100% lulus.Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Mahasiswa kelas A sore dan B sore Pada Mata Kuliah Geografi Sumber Daya Alam Pada Program Studi Geografi IKIP – PGRI Pontianak Tahun Akademik 2014, atau dengan kata lain kemampuan mahasiswa sama baiknya. Kata Kunci: Pembelajaran Paikem, Pembelajaran Geografi

    Meningkatkan Kemampuan melalui Pembelajaran Quantum pada Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Pontianak

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui untuk mengetahui hasil belajar dan peningkatan setelah diberikan model pembelajaran Quantum pada mahasiswa Prodi Geogerafi STKIP PGRI Pontianak. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan geogerafi STKIP PGRI Pontianak. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dokumentasi dan tes hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji deskriptif kuantitatif secara umum pembelajaran melalui model Quantum dalam pencapaian tujuan pembelajaran geogerafi adalah meningkat, hal tersebut ditunjukkan berdasarkan kesimpulan sub masalah yang menggambarkan: (1) Pelaksanaan perkuliahan dengan pembelajaran quantum  berjalan dengan baik yang dapat dilihat berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa rata-rata pada kelas A Sore sebesar 76,85 yang berjumlah 49 orang mahasiswa, adapun nilai yang diperoleh sebanyak 43 orang mahasiswa yang meraih nilai B, dan 6 orang mahasiswa meraih nilai A, dengan keterangan 100% lulus. Dan rata-rata kelas B Sore sebesar 76,86 yang berjumlah 52 orang mahasiswa, adapun nilai yang diperoleh sebanyak 46 orang mahasiswa yang meraih nilai B, dan 6 orang mahasiswa meraih nilai A, dengan keterangan 100% lulus; (2) Perkuliahan melalui pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa pendidikan geogerafi, khususnya pada mata kuliah geogerafi politik

    PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengamati penerapan metode Pembelajaran Luar Kelas (Out Door Study); (2) Mendeskripsikan rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi; dan  (3) Mengetahui pengaruh penerapan metode Pembelajaran Luar Kelas (Out Door Study) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Geografi di kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen dengan bentuk Kuasi Eksperimen. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode  Cluster Random Sampling. Alat pengumpul data berupa Lembar  Observasi, Tes Hasil Belajar, dan Dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji-T dua sampel. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan sebagai betikut: (1) Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran model Pembelajaran Luar Kelas (Out Door Study) tergolong baik; (2) Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak  diajarkan dengan model Pembelajaran Luar Kelas (Out Door Study)  tergolong cukup; dan (3) Terdapat pengaruh model Pembelajaran Luar Kelas (Out Door Study)  terhadap peningkatan  hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Kata Kunci: Out Door Study, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Geografi

    Upaya Dosen Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal pada Proses Perkuliahan Pendidikan Geografi di IKIP PGRI Pontianak

    Get PDF
    Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui upaya dosen mengembangkan kecerdasan interpersonal  dan kecerdasan intrapersonal pada proses Perkuliahan Pendidikan Geografi di IKIP PGRI Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah survey (Survey Studies). Subjek penelitian ini adalah Dosen dan  mahasiswa semester III program studi pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tehnik komunikasi Lansung dan Tehnik komunikasi tidak lansung. serta teknik observasi langsung sebagai objek pendukung dalam pengumpulan data. Berdasarkan Pengujian Hipotesis Penelitian, maka dapat diartikan bahwa upaya dosen mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal pada proses pembelajaran Pendidikan Geografi dikategorikan baik, dengan persentase yang dicapai adalah 78,23% dan masuk dalam rentang persentase 70%-79% dengan kategori “Baik”. Adapun hasil analisis data untuk setiap upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Upaya dosen mengembangkan kecerdasan interpersonal, dikategorikan baik dengan persentase 78,26%. 2)Upaya dosen mengembangkan kecerdasan intrapersonal, dikategorikan baik dengan persentase 78,21%

    The Impact of Remittance of Dayak Migrant Workers on Socio-Economic Conditions: Evidence from West Kalimantan, Indonesia

    Full text link
    The purpose of this study was to explore the impact of remittance on the socio-economic conditions of Dayak communities in West Kalimantan, Indonesia, including social economic life before, during, and after becoming a migrant worker in Malaysia. seven of the 50 Dayaks were pleased to be interviewed. Data from semi-structured in-depth interviews, participants recalled their experiences of working in overseas and their shared views on being migrant workers. The interviews were audio-recorded, transcribed and analyzed using a typical method of qualitative content analysis. To strengthen the findings of the interview, seven neighbors were also interviewed. The findings of the study show that the lives of the Dayak workers before becoming migrant workers were all lacking, they were still not able to meet the family's needs. However, when he became a migrant worker, his soci-economic life became better. During working in Malaysia, it is not as smooth as expected, they are imprisoned and even deported because they do not have official permission. because, they did not return to being workers, and chose to become entrepreneurs and oil palm farmers in their villages

    Changing The Mindset of The Indigenous Dayak Community in West Kalimantan Towards Indigenous Forests as A Result of Palm Oil Plantations

    Full text link
    Since the opening of oil palm plantations in 1980 in West Kalimantan, which since 1982 has been managed under the People’s Nucleus Plantation (PIR-Bun) pattern, slowly but surely changing the mindset of indigenous Dayak people towards jungle forests or ulayat lands. Its influence is increasingly felt in the behavior and social life of the local community. The Dayak community has experienced a change in their “world view” of the forest. Those who have been friendly with nature since ancient times and uphold traditional principles, now in their lives, on the one hand, are leaving their ancestral traditions and following the trend of oil palm plantations, but on the other hand, their lives are increasingly cornered by the existence of oil palm plantations. The permissive attitude and pragmatism of those in power have resulted in a change in the “world view” of the local community. They no longer respect nature or forests as “sacred lands”. Society is also increasingly pragmatic, hedonic and consumptive. Local customs and wisdom in the form of family values, mutual cooperation, loyalty to the community, humility, sincerity, respect for nature and each other are increasingly fading. The jungle forest and “tembawang forest” as customary rights have mostly been just stories

    Developing a collaborative model for environmental planning and management (epm) on indigenist’s village in Indonesia and Malaysia

    Full text link
    Introduction: Environmental Issues Especially About Natural Resource Deterioration As Led To Environmental Pollution, Land Degradation, Unbalance Of Ecosystem And Biodiversity Depletion. Objective: The Proposed Of This Study Is To Investigate The Perception Of The Implementation Planning In Natural Resource Management Among Indigenist’s Communities In Indonesia And Malaysia. Research Methodology: The Survey Method Approach Using Well-Structured Questionnaires Administered To Sample With Randomly Selected Indigenous In Indonesia (Perkampungan Orang Asli Saham, Perkampungan Orang Asli Pahuman And Perkampungan Orang Asli Mandor) And Malaysia (Perkampungan Orang Asli Serendah). There Are A Few Statistical Analyses Applied In This Study Such As Correlation Analysis, Regression Analysis And Hierarchical Agglomerative Cluster Analysis (Haca). Result And Discussion: Based On The Correlation Analysis Stated The Level Of Community’s Knowledge About Natural Resource Management And Deterioration Factors On Natural Resource As The Necessary Causing In Implementation Planning Of Natural Resource Management. The Correlation Values Recorded As -0.0914 (Very Low Correlation) ≤ Values Of R ≤ 0.9329 (Very High Correlation) In Indonesia And 0.3665 (Low Correlation) ≤ R Value ≤ 0.9630 (Very High Correlation) Showed There Are Existence Of A Significant Relationship Between Level Of Community’s Knowledge About Natural Resource Management And Implementation Planning In Natural Resource Management Measure More Significant Level Among Indigenist’s Communities In Malaysia Compared To Indonesia. Besides That, Based On The Statistical Analysis There Are A Natural Resource Management Model Already Created Such As Model A (Innovation Of Existing The Natural Resource Management System), Model B (The Development Of Natural Resource Management System), Model C (The Application Of New Technology In Development Of Environmental Management), Model D (Guidance From Those Responsible For Environmental Management) And Model E (The Commitment From Government) Conclusion: This Study Helps Us Understand Knowledge Level And Deterioration Factors Such As The Roles Of Transformative And Incremental Change In Implementation Planning In Natural Resource Management Especially The Importance Of Governing Organizations. The Indigenist’s Communities Are Constantly And Actively Applied The Natural Resource Management Model Such Processes As They Are Able To Negotiate, Promote, Implement, And Articulate Multiple Strategies That Contribute To Enhancing Their Role In Forest And Resource Managemen
    corecore