15 research outputs found
Perencanaan Penjadwalan Preventive dan Proactive Maintenance Pada Dies Molding Capacitor
Budget instability and increasing competition in the industrial world require companies to further improve the efficiency of their operations. A large level of downtime every month is very often found. Because the more downtime that occurs, the more detrimental to the productivity of a company. Disturbances that occur during the production process or routine activities that occur due to damage to machinery or other work facilities, must be prevented as early as possible. What is more important is that future disruptions do not occur again. Enhance the role of technicians and instructors as the maintenance team that first discusses the problem of engine failure that is used for practice to create integrated productive maintenance systems. Scheduled and planned maintenance can prevent damage to equipment and other work facilities. This research can eliminate simple examples of unnecessary damage. Approved preventive maintenance will produce an inventory of all components used that are delivered with scheduled maintenance. To carry out maintenance required work that is planned to be done in accordance with what will be done. The machine subject that is translated is the Printing Machine, where the machine's focus component to be allocated is a Dying Matter / Print Matter. From data processing and discussion, the most important parts are Cavity, Ejector Pin, Thermocouple, and Screw. The damage category found the recommended component replacement.Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya. Besarnya tingkat downtime setiap bulannya sangat sering ditemukan. Karena dengan semakin banyak downtime yang terjadi maka akan semakin merugikan produktifitas sebuah perusahaan. Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin. Yang lebih penting adalah agar gangguan yang sama tidak terulang lagi di masa mendatang. Peningkatan peran teknisi dan instruktur sebagai tim perawatan yang pertama sekali mengetahui gejala gangguan kerusakan mesin yang digunakan untuk praktek demi terciptanya sistem pemeliharaan produktif terpadu. Schedule dan perawatan yang terencana dapat mencegah timbulnya gangguan kerusakan peralatan mesin dan fasilitas kerja lainnya. Penelitian ini dapat menghilangkan contoh kerusakan yang sederhana, yang tidak perlu terjadi. Preventive maintenance yang direncanakan akan menghasilkan inventaris semua komponen alat yang digunakan diproduksi dengan terjadwal setiap perawatannya. Untuk pelaksanaan perawatan terdapat job-job kerja yang terencana yang akan dilakukan sesuai dengan alat yang akan dirawat. Subjek mesin yang diteliti adalah Mesin Molding, dimana fokus komponen mesin yang akan diteliti adalah Dies Mold/Cetakan Molding. Dari pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan diperoleh part yang paling kritis adalah Cavity, Pin Ejector, Thermocouple, dan Screw. Kategori temuan kerusakan direkomendasikan pergantian komponen apabila tingkat kerusakan melebihi batas toleransi
Pengaruh Weld Time Terhadap Kecacatan Produk Pada Proses Pengelasan Material Termoplastik ABS (Akrilonitril Butadiena Stiren) Menggunakan Mesin Ultrasonic Welding
The main problem that occurs in most ultrasonic welding processes on ABS thermoplastic materials using ultrasonic welding machines is improper parameter selection. Selection of incorrect parameters will cause various defects in the product such as gaps, dent, offside etc. One parameter that is very influential on the results of welds is the weld time parameter, it is because this parameter has a high level of sensitivity to the welding results. That is why the purpose of this research itself is to test the effect of weld time on the product produced by welding five different parameters starting from the minimum of 0.190s to the maximum parameter of 0.350s by using 15 samples that are available for later testing. parameters using 3 product samples to get maximum results. Then the inspection method used to determine the effect of the weld time parameter is the first air leak testing using a water leakage tester to ensure the weld results on the product there are no leaks and the second method is visual inspection assisted with a tool called luxo lamp, this tool is in the form of a magnifying glass illuminated lights so that we can easily ascertain what defects occur in the product after welding. The results of the data from this study are expected to indicate whether there is a significant influence of the weld time parameters on defects that occur in the product so that it can help companies overcome the problems that occur.Masalah utama yang terjadi pada kebanyakan proses pengelasan ultrasonik pada material termoplastik ABS menggunakan mesin ultrasonic welding adalah pemilihan parameter yang tidak tepat. Hal ini akan menyebabkan berbagai macam kecacatan pada produk seperti gap, dent, offside, dan lain-lain. Salah satu parameter yang sangat berpengaruh pada hasil pengelasan ialah parameter weld time. Hal tersebut dikarenakan parameter ini memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi terhadap hasil pengelasan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh weld time terhadap produk yang dihasilkan dengan cara melakukan pengelasan pada 5 parameter berbeda mulai dari yang paling minimum yaitu 0.190s hingga parameter maksimum yaitu 0.350s dengan menggunakan 15 sampel yang telah tersedia. Selanjutnya pada setiap parameter dilakukan pengujian sebanyak 3 kali menggunakan 3 sampel produk yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengetahui pengaruh parameter weld time maka digunakan metode inspeksi. Metode ini bertujuan untuk melakukan pengujian kebocoran udara menggunakan mesin air leakage tester agar dapat memastikan hasil pengelasan pada produk tidak terdapat kebocoran. Selain itu digunakan metode lainnya dengan cara menginspeksi secara visual menggunakan alat luxo lamp. Alat ini berupa kaca pembesar yang diterangi lampu sehingga kita dapat dengan mudah memastikan kecacatan apa yang terjadi pada produk setelah pengelasan. Hasil data dari penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan pengaruh yang signifikan dari parameter weld time terhadap kecacatan yang terjadi pada produk sehingga dapat membantu perusahaan mengatasi masalah yang terjadi
Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor
The motorcycle frame is important to supported components of the motorcycle and to maintain stability when driving. One of the variables to determine the strength of the frame is to measure the stress when it is loaded. This study was to determine the stress experienced by the frame of the motorcycle when it is given a load of 1960 N and 2450 N in two different types of material, Galvanized Steel and Black Steel (AISI 1080). Research conducted with simulations using software Solidwork 2013. The simulation results indicate that the material Galvanized steel frame permanently deformed when given load 2450 N because the stress (221.6 MPa) is exceed the material's yield strength (203.9 MPa). While the frame of the material Black Steel (AISI 1080) when given a load of 2450 N stress received is 233.9 MPa, still lower than the value of the material's yield strength (375.8 MPa) but displacement that occurs is 21.1 mm
Potensi Novelty Bidang Injection Mold Design: Visualisasi Pemetaan Bibliometric
This study aims to determine the direction of development in the world of Mold & Dies design in the world. Data searches were carried out through science direct databases using the design of molds and dies as keywords with a limitation of open access journals between 2015 - 2020. The results were comprehensively analyzed based on year, publisher's name, institution, and the country as well as research subjects. Files from Mendeley software are saved in Reference Manager Format (.RIS) format which is processed into VOSviewer software to find out the bibliometric map. The results revealed that the highest number of publications is in a procedia manufacturing journal. The most contributing country in the European continent indexed in Scopus is Germany. Within the output in the form of network visualization, it is found that several novelty potentials are in line with the direction of the development of the study with the parameters of the number of population and the year of the research output. Publications on the most similarity and chance of novelty on research topics are in Cluster 1, which consists of Energy Efficiency, Decision Process, Plastic Materials, and Sustainability.Keywords: Novelty, Injection Mold Design, Bibliometric Maping, VOSviewerPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah pengembangan didalam dunia desain Mold & Dies didunia. Penelusuran data dilakukan melalui database science direct dengan menggunakan kata kunci design mold and dies serta dengan batasan pencarian adalah jurnal open access antara tahun 2015 - 2020. Data hasil penelusuran tersebut dianalisa secara komprehensif berdasarkan tahun, nama penerbit, institusi dan negara serta subjek penelitian. Untuk mengolah data tersebut, file dari software mendeley disimpan kedalam format Reference Manager Format (.RIS) yang kemudian diolah kedalam software VOSviewer untuk mengetahui peta bibliometrik. Hasil penelitian menunjukkan hasil dimana jumlah publikasi terbanyak di jurnal procedia manufacturing. Negara penyumbang publikasi terbanyak hasil penelitian bidang pertanian di benua Eropa yang terindeks di Scopus adalah Jerman. Melalui luaran berupa visualisasi network didapatkan beberapa potensi novelty yang sesuai arah perkembangan penelitian dengan parameter jumlah populasi serta tahun luaran penelitian. Publikasi dengan kesamaan terbanyak dan peluang novelty topik penelitian terdapat pada Cluster 1, yang terdiri dari Energy Efficiency, Decision Process, Plastic Materials, dan Sustainability. Kata Kunci: Keterbaruan, Desain Cetakan Plastik, Pemetaan Bibliometric, VOSviewe
INTEGRATION SYSTEM OF CAD/CAM IN MACHINARY PROCESS USING WIRE-EDM
Computer-Aided Design (CAD) and Computer-Aided Manufacturing (CAM) are usually used to draw sketches and model manufacturing work processes on machines that operate using computer numerical control (CNC). To communicate with each other CAD and CAM must have the same format, the drawings produced by CAD must the same format to be run on the CAM. In this study, product images will be created using Autocad software and it will run on the Fikus VisualCAM 19 software to visualize the tool pathway. The program is created to run a CNC machine and the resulting product will check the conformity of its dimensions and geometry. The results obtained are that the images generated from the AutoCAD software can run well on the Fikus VisualCAM 19 software. The program in the form of NC code generated by AutoCAD and Fikus VisualCAM19 software can be run properly by a CNC wire-cutting EDM machine, this can be seen from the product results that match the dimensions and geometry.Computer Aided Design (CAD) dan Computer-Aided Manufacturing (CAM) biasanya digunakan untuk menggambar sketsa dan memodelkan proses pekerjaan pabrikasi pada mesin yang pengoperasiannya menggunakan computer numerical control (CNC). Agar CAD dan CAM saling berkomunikasi maka memiliki format yang sama sehingga amar yang dihasilkan oleh CAD dapat dijalankan pada CAM. Pada studi ini gambar produk akan dibuat menggunakan software Autocad setelah itu hasil gambar akan dijalankan pada software Fikus VisualCAM19 untuk visualisasi tool pathway. Program dibuat untuk menjalankan mesin CNC wire-cutting EDM dan produk yang dihasilkan akan periksa kesesuaian dimensi dan geometrinya. Hasil yang didapat bahwa gambar yang dihasilkan dari software AutoCAD dapat dijalankan dengan baik pada software Fikus VisualCAM19 untuk visualisasi tool pathway. Program berupa NC code yang dihasilkan software AutoCAD dan Fikus VisualCAM19 dapat dijalankan dengan baik oleh mesin CNC wire-cutting EDM hal ini terlihat dari hasil produk yang sesuai baik dimensi dan geometri
Ship Recycling Rig Hibiscus Ditinjau Dari Sistem Manajemen Daur Ulang Ramah Lingkungan
Ship recycling is considered the best alternative for disposing of obsolete ships. Ship recycling is an activity related to the ship recycling process, such as mooring/grounding of ships, taking, and repairing ship materials. The existence of the ship recycling industry in Indonesia includes Tanjung Jati (Madura), Cilincing (North Jakarta), Tenggamus (Lampung) and Tanjung Uncang (Batam). This study aims to determine the process of ship recycling hibiscus rigs carried out at PT. Batam Citra International, Tanjung Uncang, Batam City. Based on the results of the research conducted, it was found that the ship recycling rig hibiscus process was carried out using a cutting plan work plan, with the following stages: (1) Pre-arrival process at Sekupang anchorage, (2) Customs inspection at Sekupang Port, (3) Ship towed from Sekupang Harbor to PT. BES ship berths, (4) General inspection by PT. BCI and PT. BES, (5) Inspection by local environmental agencies, (6) Marking of IHM/dangerous substances on ships, (7) Transfer of hazardous and non-hazardous materials on board, (8) Transfer of oil and other flammable goods, (9) Engine room cleaning, (10) Ship recycling starts, (11) Monthly review of hazardous waste disposal, (12) Review of incidents that occurred and precautions taken, (13) Results of ship recycling, and finally, and (14) Compilation of ship recycling compliance reports.Ship recycling dianggap sebagai alternatif terbaik yang digunakan untuk membuang kapal yang telah usang. Ship recycling merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses daur ulang kapal yaitu seperti penambatan/pengandasan kapal, pengambilan dan perbaikan material kapal. Keberadaan industri ship recycling di Indonesia diantaranya terdapat di Tanjung Jati (Madura), Cilincing (Jakarta Utara), Tenggamus (Lampung) serta Tanjung Uncang (Batam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ship recycling rig hibiscus yang dilakukan di PT. Batam Citra International, Tanjung Uncang Kota Batam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa proses ship recycling rig hibiscus dilakukan menggunakan rencana kerja cutting plan, dengan tahapan sebagai berikut : (1) Proses praâkedatangan di Sekupang anchorage, (2) Inspeksi bea cukai di Pelabuhan Sekupang, (3) Kapal ditarik dari Pelabuhan Sekupang ke dermaga PT. BES tempat berlabuh kapal, (4) Pemeriksaan umum oleh PT. BCI dan PT. BES, (5) Inspeksi badan lingkungan hidup lokal, (6) Penandaan IHM/ bahan berbahaya pada kapal, (7) Pemindahan bahan berbahaya maupun tidak berbahaya di dalam kapal, (8) Pemindahan Minyak dan barang yang mudah terbakar lainnya, (9) Pembersihan ruang mesin, (10) Ship recycling/ daur ulang kapal dimulai, (11) Tinjauan bulanan pembuangan limbah berbahaya, (12) Tinjauan insiden yang terjadi dan tindakan pencegahan yang diambil, (13) Hasil daur ulang kapal, dan yang terakhir, dan (14) Penyusunan laporan kepatuhan daur ulang kapal
Pengaruh Temperatur Nozzle dan Base Plate Pada Mesin Leapfrog Creatr 3D Printer Terhadap Density dan Surface Roughness Material ABS
Printer 3D adalah sebuah printer yang menampilkan data dalam bentuk cetakan. Dengan teknologi dari 3D printing, sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh parameter temperature nozzle dan base plate pada material ABS terhadap hasil kekasaran permukaan serta density yang paling baik. Pada proses penelitian ini menggunakan bahan Acrylonytrile Butadine Stryne yang dibentuk menjadi specimen dengan dimensi panjang 3cm, lebar 3cm dan tinggi 1cm. Penyetingan parameter temperatur nozzle yang digunakan yaitu 240ÂșC, 250ÂșC and 260ÂșC (single nozzle dan dual nozzle), temperatur base plate 30ÂșC, dan 100ÂșC serta adhesive type dengan lem atau tanpa lem. Dari penelitian ini akan didapat data pengaruh temperatur nozzle, temperatur base plate, pengaruh lem dan nilai density yang paling baik. Dari penelitian ini temperatur terbaik untuk mencetak material specimen dengan kekasaran permukaan yang paling rendah diperoleh sebesar 6,15 ”m yang setara dengan N9 dengan parameter temperatur nozzle 260ÂșC dan base plate 100ÂșC menggunakan bahan perekat (glue) dengan metode single nozzle . Adapun parameter yang digunakan untuk memperoleh density yang paling mendekati nilai spesifikasi density material ABS yaitu pada temperatur nozzle 240ÂșC sedangkan base plate 100ÂșC dengan menggunakan bahan perekat (glue). Pada setting semua temperatur nozzle baik single nozzle ataupun dual nozzle dengan temperatur base plate 30ÂșC tanpa menggunakan lem semua hasilnya adalah reject
PERANCANGAN DAN MODIFIKASI MOLD INSERT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LIGHT GUIDE
The use of plastic is often found in human life. Therefore, many manufacturing companies are competing to increase the production and quality of their plastic products. One way to increase production is to redesign a Mold base so that the Mold has a larger production capacity than before. The increase in product demand from consumers, which was initially 65,000 pcs/month to 95,000 pcs/month, is also the background for conducting this research. The purpose of this study is to redesign the soft tool using the old Mold base. The design uses Siemens UG NX 5 software. The Mold used is a two-plate Mold. The manufacture of the core cavity uses NAK 80 steel and plastic raw material in the form of Polycarbonate (PC). At the end of the study, a simulation was carried out using the Moldex 3D Flow Mold software to see the cycle time of the old and new Mold injection processes. From the results of this study, production capacity increased from 67,804 pcs/month to 118,536 pcs/month resulting in twice as many products as the old Mold design, with an increase in cycle time of 14.37% longer than the old Mold design also ensuring the quality of the product is maintained
Penggunaan Power BI Untuk Pengolahan Data Non-Conformance Material
Power BI merupakan salah satu software intelligence buatan Microsoft yang digunakan untuk mengolah serta memvisualisasikan data dan menampilkannya dengan grafis yang lebih interakif serta variatif dalam bentuk dashboard. Beberapa keunggulan Power BI ini ialah bersifat Share Data, Real Time Dashboard, dan dapat mengolah data original yang jumlahnya melebihi kapasitas aplikasi lainnya. Dashboard pada Power BI akan digunakan untuk mengolah data Non-Conformance Material. Data Non-Conformance Material adalah data yang mencakup keseluruhan informasi dari kumpulan aktual material yang menyimpang dari standar atau ketentuan yang sudah ditetapkan dan dikategorikan ke dalam beberapa Defect Type. Material yang memiliki defect akan dikarantina untuk sementara waktu sampai mendapatkan disposisi yang telah disepakati pada saat Material Review Committee (MRC) Meeting. MRC Meeting merupakan pertemuan dari perwakilan masing-masing departemen untuk menentukan disposisi terhadap material Non-Conformance. Maka dari itu, penggunaan Power BI untuk representasikan data Non-Conformance Material sangat bermanfaat dikarenakan salah satu keunggulannya yaitu dashboard Power BI sendiri bersifat Live Data yang artinya ketika mengubah atau menambahkan sesuatu di Master File, dashboard Power BI akan berubah secara otomatis mengikuti Master File tersebut. Hal ini tentu saja dapat mempermudah visual yang tampak rumit bagi pengguna maupun audience yang melihat
Identifikasi Flashing Pada Mold Alat Cukur
Molding is a process utilized by industries to shape plastic products. One of the plastic molding processes involves injection molding. Injection molding is a procedure where plastic pellets are placed into a hopper or channel and subsequently fed into a barrel. The injection is propelled by a screw mechanism through a machine nozzle and a sprue bushing enters the mold cavity. All of this occurs within a closed mold. A flashing defect in a product refers to an excess material flaw located at the product's edges. To identify the causes of flashing defects in shaving tools, a fishbone diagram is employed, categorizing factors into five: machine factors, material factors, method factors, human factors, and mold factors. The identification results show that flashing defects in shaving tools are primarily attributed to mold factors, where 37 cavities exhibit flashing defects.Molding adalah proses yang digunakan oleh industri untuk mencetak produk plastik. Salah satu proses pencetakan plastik dilakukan melalui injection molding. Injection molding merupakan proses di mana bijih plastik dimasukkan ke dalam hopper atau lorong, lalu dialirkan ke dalam barrel. Injection didorong menggunakan mekanisme screw melalui nozzle mesin dan sprue bushing masuk ke dalam cavity atau cetakan. Semua ini dilakukan dengan mold yang telah tertutup. Cacat produk flashing adalah cacat yang muncul akibat material berlebih yang terdapat di tepi produk. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat produk flashing pada alat cukur, digunakanlah diagram fishbone yang terbagi menjadi lima faktor: faktor mesin, faktor material, faktor metode, faktor manusia, dan faktor mold. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa flashing pada alat cukur paling banyak disebabkan oleh faktor mold, di mana 37 cavity mengalami cacat flashing