7 research outputs found
Pengaruh ekstrak bunga kecubung gunung (Brugmansia suaveolens) terhadap mikroskopis septa alveoli mencit jantan yang diinduksi ovalbumin
Bunga kecubung gunung (Brugmansia suaveolens) secara tradisional telah di pakai sebagai anti asma. Senyawa kimia yang terdapat dalam bunga kecubung gunung adalah alkaloid skopolamin, saponin, glikosida, flavonoid dan polifenol. Senyawa alkaloid merupakan golongan antikolinergik, sehingga memberikan dampak relaksasi otot polos. Namun, Sejauh ini penelitian tentang efek ekstrak air bunga kecubung gunung terhadap septa alveoli sebagai indikator yang terjadi pada asma masih terbatas dan perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan indikator ini. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan menguji efek ekstrak air bunga kecubung gunung dan mengetahui dosis optimum sebagai obat asma dengan menggunakan indikator histopatologi septa alveoli mencit jantan model asma. Mencit di induksi dengan ovalbumin secara intraperitoneal dan inhalasi, kemudian diberikan terapi ekstrak air bunga kecubung gunung secara inhalasi selama 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air bunga kecubung gunung dosis 1,4 mg/20gBB memiliki efek anti asma paling baik dibandingkan kedua dosis lainnya. Kelompok dosis 1,4 mg/20gBB yang dibandingkan dengan kelompok salbutamol 0,065 mg/20gBB menunjukkan penurunan kerusakan septa alveoli yang tidak signifikan yaitu p=0,237 (p>0,05) dengan uji Mann whitney dan setara dengan pembanding salbutamol 0,065 mg/20gBB
Pengaruh ekstrak bunga kecubung gunung (Brugmansia suaveolens) terhadap mikroskopis septa alveoli mencit jantan yang diinduksi ovalbumin
Bunga kecubung gunung (Brugmansia suaveolens) secara tradisional telah di pakai sebagai anti asma. Senyawa kimia yang terdapat dalam bunga kecubung gunung adalah alkaloid skopolamin, saponin, glikosida, flavonoid dan polifenol. Senyawa alkaloid merupakan golongan antikolinergik, sehingga memberikan dampak relaksasi otot polos. Namun, Sejauh ini penelitian tentang efek ekstrak air bunga kecubung gunung terhadap septa alveoli sebagai indikator yang terjadi pada asma masih terbatas dan perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan indikator ini. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan menguji efek ekstrak air bunga kecubung gunung dan mengetahui dosis optimum sebagai obat asma dengan menggunakan indikator histopatologi septa alveoli mencit jantan model asma. Mencit di induksi dengan ovalbumin secara intraperitoneal dan inhalasi, kemudian diberikan terapi ekstrak air bunga kecubung gunung secara inhalasi selama 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air bunga kecubung gunung dosis 1,4 mg/20gBB memiliki efek anti asma paling baik dibandingkan kedua dosis lainnya. Kelompok dosis 1,4 mg/20gBB yang dibandingkan dengan kelompok salbutamol 0,065 mg/20gBB menunjukkan penurunan kerusakan septa alveoli yang tidak signifikan yaitu p=0,237 (p>0,05) dengan uji Mann whitney dan setara dengan pembanding salbutamol 0,065 mg/20gBB