18 research outputs found
STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DI GARUT SELATAN BERDASARKAN DATA ELEKTROMAGNETIK
Penelitian struktur geologi dengan menggunakan metoda elektromagnetik telah dilakukan di lintasan yang memotong Jawa Barat bagian selatan untuk mempelajari struktur- struktur yang dipengaruhi oleh aktifitas subduksi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SSMT 2000, MT Editor, dan WinGLink. Model 2D yang dihasilkan memperlihatkan konfigurasi bawah permukaan yang terdiri dari blok-blok dengan nilai tahananjenis tertentu. Model tahananjenis daerah Garut Selatan memperlihatkan kehadiran batuan yang memiliki nilai tahananjenis 4096 Ohm.m diinterpretasikan sebagai batuan dasar dan batuan beku berumur pra-Tersier. Struktur yang berkembang adalah struktur sesar naik pada bagian selatan sebagai akibat penunjaman lempeng Samudera Hindia dari arah selatan. Ke arah utara berkembang sesar normal yang dapat diasosiasikan sebagai zona ektensi, serta dapat dikaitkan dengan potensi panas bumi di pegunungan selatan Pulau Jawa. Research on geological structures using electromagnetic method was conducted along a line that crossed the southern part of West Java to understand structures controlled by subduction process. Data processing was performed by using SSMT 2000, MT Editor, and WinGLink softwares. Results of 2D model reveal subsurface configuration that consists of blocks with different resistivity values. The subsurface model of Southern Garut shows a rock unit with resistivity 4096 Ohm.m is interpreted as pre-Tertiary bedrocks and igneous rocks. Structures developed in the Southern Garut consist of reverse faults that might be correlated to the subduction of Indian plate farther south. To the north, normal faults developed that are associated with extension zones, which can be related to geothermal potentials in the Java southern mountains of the Java Island
STUDI BATUAN VOLKANIK DAN BATUAN UBAHAN PADA LAPANGAN PANASBUMI GEDONGSONGO KOMPLEKS GUNUNGAPI UNGARAN JAWA TENGAH
Gedongsongo terletak di bagian lereng selatan Gunungapi Ungaran, yang termasuk kawasan Kompleks Gunungapi Depresi Ungaran Jawa Tengah. Indikasi kegiatan panasbumi Gedongsongo dicirikan oleh adanya fumarola yang didominasi oleh uap, mataair panas, serta batuan ubahan. Data yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium terdiri dari : (i). Selang-seling breksi laharik berfragmen andesit basaltik dengan aliran lava, intrusi andesit piroksen, batuan ubahan, dan bom (berkomposisi andesit-basaltik). (ii). Sesar normal yang berarah baratdaya – timurlaut di sepanjang tebing gunung bagian utara yang diduga berkaitan erat dengan munculnya intrusi andesit piroksen sebagai sumber panas bawah permukaan. (iii). Sesar geser yang mempunyai arah utara – selatan melalui sungai Item ditandai dengan munculnya mataair panas, uap panas dan fumarola ke permukaan. (iv). Batuan ubahan yang terbentuk ditunjukkan oleh munculnya mineral – mineral haloisit, kaolinit, silika amorf, kristobalit, ilit, markasit, dan pirit. Batuan ubahan tersebut terjadi dekat dengan sumber fumarola dan mataair panas di sepanjang sungai Item. Asosiasi kelompok mineral ubahan yang terbentuk, dapat menyarankan suhu batuan reservoir bawah permukaan lapangan panasbumi Gedongsongo berkisar dari 70oC - 200oC dan bersifat asam. Gedongsongo is located at the south flank of the Ungaran Mountain within theUngaran Depression Volcanic Complex, Central Java. Geothermal activities arecharacterized by vapour dominated fumaroles, hotsprings, and hydrothermally alteredrocks. Geological data obtained from field and laboratory works, consist of : (i)interlayering laharic breccia with basaltic andesite fragments and lava flow, alterationrocks, and bombs (basaltic andesite in composition), (ii). The southwest-northeast normalfault along northern part of mountain which is triggered the pyroxene andesite intrussion,assumed as a heatsource and have been controlled to the altered rock formation at thearea, (iii). The north-south strike slip fault through the Item River triggered hotspring andhot vapour dominated fumaroles to the surface, (iv). Altered rocks, which arecharacterized by halloysite, kaolinite, amorphous silica, crystobalite, illite, marcasite, andpyrite. Those alteration mineral assemblages located close to the fumarole and hotspringalong the Item River. The alteration mineral assemblages suggest that the temperature ofreservoir rock beneath the Gedongsongo geothermal field ranges from 70oC - 200oC andacidic environment.
MODEL SISTEM PANAS BUMI LAPANGAN KARAHA - TALAGA BODAS BERDASARKAN INVERSI 2D DATA MAGNETOTELLURIK
Daerah Karaha-Talaga Bodas, yang terletak di kawasan Utara Gunung Galunggung, Tasikmalaya diduga memiliki prospek panas bumi, dengan adanya manifestasi permukaan berupa fumarol dan mata air panas. Metode Magnetotelurik (MT) diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur resistivitas bawah permukaan yang terkait dengan sistem panas bumi. Pengolahan data MT dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu transformasi Fourier, seleksi crosspower, analisis rotasi, analisis kontak vertikal dan inversi dengan hasil akhir berupa model sebaran 2D. Hasil pengolahan data menunjukan adanya lapisan konduktif dengan nilai resistivitas 1-10 Ohm.m, yang diduga berperan sebagai lapisan penudung. Zona reservoir berupa daerah dengan nilai resistivitas 10-100 Ohm.m. Nilai resistivitas yang lebih besar dari 100 Ohm.m berkorelasi dengan batuan beku yang biasa dianggap sebagai sumber panas. Interpretasi hasil pengolahan data MT diintegrasikan dengan informasi geologi untuk mendapatkan gambaran sistem Panas Bumi Karaha-Talaga Bodas.The area of Karaha-Talaga Bodas, at the north of Mount Galunggung, Tasikmalaya, was expected to have a geothermal prospect due to several surface manifestations of fumaroles and hot springs. The Magnetotelluric method (MT) was then applied in this area to identify the subsurface resistivity structure related to the geothermal system. The MT data processing included Fourier transform, crossover selection, rotation analysis, vertical contact analysis, and inversion, with the result of a 2D resistivity model. The resistivity model indicated the existence of a conductive layer with the resistivity value of 1-10 Ohm.m, which could be a caprock. The reservoir zone is the area with the resistivity value of 10-100 Ohm.m. The resistivity value greater than 100 Ohm.m correlates with the basement, that acted as the heat source. Interpretation of the MT model was then integrated with the geological information to get an overview of the Karaha-Talaga Bodas geothermal system
ZONA PERMEABEL DI KAWAH GUNUNG PAPANDAYAN BERDASARKAN GAS RADON DAN THORON
One of the methods used in geothermal exploration is to take advantage of the presence of radon in nature. In this study, we measured radon and thoron in Papandayan Volcano area, which was assumed to have a high geothermal potential. Measurements were carried out in around the crater of the volcano by using Rad7 on soil and water. The duration of measurement in each point is 15 minutes at a depth of 75 cm with a sniff mode. The result indicated that the concentration of radon gas is relatively high. The high concentration might be interpreted as the permeable zone, which associated with the zone of faults or fractures. The results also showed relatively high concentrations of radon gas around the east and the west of the crater. This concentration reflects the presence of permeable zones that may be associated with the southwest trending fault - northeast and also the presence of the caldera boundary. The continuity of permeable zone below the surface was interpreted based on the thoron- radon ratio (220Rn / 222Rn). A high ratio (indicating the source of radon shallow) found in the northern ridge of the Papandayan crater.Salah satu metode yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi panasbumi adalah dengan memanfaatkan keberadaan gas radon alam. Dalam penelitian dilakukan pengukuran gas radon dan thoron di lokasi Gunung Papandayan karena daerah ini diduga memiliki potensi panas bumi yang tinggi. Kegiatan pengukuran dilakukan di sekitar kawah Gunung Papandayan dengan menggunakan alat Rad7 pada media tanah dan air. Lama pengukuran pertitik adalah 15 menit pada kedalaman 75 cm dengan mode sniff. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi gas radon yang relatif tinggi, yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan zona permeabel, berkaitan dengan adanya zona rekahan atau patahan. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi gas radon yang relatif tinggi di sekitar tebing kawah timur dan barat. Konsentrasi tersebut mencerminkan keberadaan zona permeabel, yang mungkin berasosiasi dengan patahan berarah baratdaya – timurlaut, dan juga keberadaan batas kaldera. Kemenerusan zona permeabel sampai ke bawah permukaan dianalisa berdasarkan rasio thoron/radon (220Rn/222Rn). Rasio tinggi ditemukan (menunjukkan sumber radon dangkal) dipunggungan utara kawah Papandayan
STRUKTUR GEOLOGI DAN LITOLOGI SEBAGAI KONTROL MUNCULNYA MATA AIR PANAS DI GUCI DAN BATURADEN, JAWA TENGAH
The Guci and Kalipedes hot springs, in northwestern slope of Mount Slamet, Central Java appears on the contact between volcanic breccia rocks with lava flows. The hot springs is located on a structure lineament or fault, west-east trending for Kalipedes hot springs and Northwest-Southeast lineament direction for Guci hot springs. The Baturaden hot springs located at the southeast slope of Mt. Slamet appear on the contact between polimicbreccia with lava in a relatively northwest-southeast trending river valley. Breccia rocks generally have higher permeability compare to relatively impermeable lava flows. Volcanic rocks in the study area composed by olivine basalt, basaltic andesites, pyroxen andesite with fairly high potassium content or as calc alkaline basalt or andesite affinity. The presence of the main structure controlling the appearance of hot springs evidenced by radonstudies that show a high radon value to > 40 bpm/L showed high permeability that is interpreted as a weak zone due to the of the geological structure or fault activities in Kalipedes and Guci areas while in the Baturaden, the radon content is relatively low so that estimated the main control of the hotspring is permeability differences. The presence of the geological structure or the faults could be proven through magnetotelluric research.AbstrakMata air panas Kalipedes dan Guci di lereng baratlaut Gunung Slamet, Jawa Tengah muncul pada kontak antara batuan breksi gunungapi dengan aliran lava. Mataair panas tersebut terletak pada suatu kelurusan struktur atau sesar berarah barat-timur untuk mataair panas Kalipedes dan kelurusan berarah baratlaut-tenggara untuk mataair panas Guci. Mataair panas Baturaden yang terletak di kaki tenggara G. Slamet muncul pada kontak antara breksi polimik dengan lava pada suatu lembah sungai yang berarah relatif baratlaut-tenggara. Batuan breksi umumnya memiliki tingkat kelulusan fluida yang tinggi sedangkan aliran lava relatif kedap fluida. Batuan gunungapi di daerah penelitian disusun oleh basal olivin, andesit basaltik, andesit piroksin dengan kandungan kalium cukup tinggi atau berafinitas sebagai basal atau andesit kalk alkalin.Kehadiran struktur utama pengontrol pemunculan mataair panas dibuktikan dengan penelitian gas radon yang menunjukkan nilai radon yang cukup tinggi sampai tinggi >40 dpm/L dan kelulusan fluida yang tinggi yang ditafsirkan sebagai zona lemah akibat kegiatan struktur geologi di kawasan Kalipedes dan Guci,sedangkan di daerah Baturaden nilai gas radon relatif rendah sehingga diperkirakan kontrol utama pemunculan mataair panas adalah perbedaan kesarangan batuan. Kehadiran struktur geologi atau sesar-sesar tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian magnetotelurik
TOCADOS Y RETOQUES [Material gráfico]
Copia digital. Madrid : Ministerio de Educación, Cultura y Deporte. Subdirección General de Coordinación Bibliotecaria, 201
PEMODELAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN METODE MAGNETOTELLURIK (STUDI DAERAH GUNUNGMERAKSA-TASIM, SUMATERA SELATAN)
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika, salah satu metode dalam geofisika adalah metode magnetotellurik yang memanfaatkan konsep elektromagnetik. Data magnetotellurik yang diperoleh dari akuisisi di lapangan tidak lepas dari gangguan noise sehingga perlu dilakukan pengolahan data. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengolahan data magnetotellurik sehingga diperoleh model penampang resistivitas secara 2-dimensi di daerah Gunung Meraksa-Tasim, Sumatera Selatan. Metode magnetotellurik merupakan metode eksplorasi geofisika pasif dimana dilakukan pengukuran medan listrik dan medan magnet alami yang berubah-ubah dalam fungsi waktu. Data akuisisi lapangan diolah dengan menggunakan software SSMT 2000 dan MT-Editor serta diinversi dengan menggunakan software WinGLink. Hasil pengolahan data berupa grafik apparent resistivity dan phase dalam fungsi frekuensi. Model resisitivitas terhadap kedalaman diperoleh dari hasil inversi yang menunjukan struktur berupa lipatan, pendugaan patahan dan struktur berlapis-lapis dari resisitivitas bawah permukaan daerah penelitian. Struktur berlapis-lapis disebabkan karena proses pembentukan daerah penelitian yang merupakan daerah cekungan sedimen
STUDI GEOFISIKA TERPADU DI LERENG SELATAN G. UNGARAN, JAWA TENGAH, DAN IMPLIKASINYA TERHADAP STRUKTUR PANAS BUMI
Sigian geofisika terpadu telah dilakukan di lapangan panasbumi Gedongsongo yang terletak di lereng selatan Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Sigian ini dilakukan untuk memperkirakan sebaran zona konduktif dan atau demagnetisasi di bawah permukaan yang erat kaitannya dengan keberadaan sistem panasbumi Gedongsongo. Peta sebaran harga geomagnet menunjukkan adanya anomali rendah di sekitar Kawah Item sampai lereng timur G. Gedongsongo, serta di sekitar Dusun Darum. Anomali rendah ini diduga berasosiasi dengan zona demagnetisasi atau material panas yang boleh jadi hadir sebagai fluida termal. Model tahanan-jenis hasil inversi 2-D data magnetotelurik menunjukkan adanya anomali rendah (10000 ohm-m) dijumpai berbentuk seperti kerucut parasitik gunungapi yang boleh jadi berfungsi sebagai sumber panas. Hasil penelitian menyimpulkan adanya korelasi positif antara model-model geomagnet dan magnetotelurik, terutama gambaran sebaran zona konduktif atau demagnetisasi tinggi