5 research outputs found

    Jenis Makroalga di Perairan Pulau Maginti, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara

    Get PDF
    Potensi sebaran jenis makroalga di Indonesia khsusnya di wilayah perairan Sulawesi Tenggara telah banyak dipublikasikan melalui hasil penelitian namun belum menjangkau wilayah Kepualaun Selat Tiworo. Pulau Maginti sebagai pulau kecil di Selat Tiworo Kabupaten Muna Barat memiliki tipe pantai yang landai dengan variasi substrat pasir berbatu, batu berpasir, berbatu, berpasir, karang berpasir, batu kerikil, namun didominasi oleh substrat berbatu.  Hal tersebut menjadi potensi sebagai habitat makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis – jenis makroalga yang ditemukan di wilayah perairan Pulau Maginti. Metode yang digunakan adalah transek kuadrat (50 x 50 cm) yang diletakkan pada kedua sisi Pulau (Utara dan Selatan) dengan masing – masing sebanyak 5 transek atau 25 kuadran. Identifikasi jenis dilakukan menggunakan buku identifikasi  Trono (1997) dan www.algabase.org. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis makroalga yang ditemukan meliputi B. Forbesii, C. Sertularioides, H.macroloba, H. opuntia, Ulva reticulata, P. australis, T. ornata , dan Acanthopora muscoides. Jenis tersebut dapat saja bertambah jika cakupan area penelitian diperbesar dengan menambah jumlah transek kuadran. Sebaran jenis makroalga di pesisir pantai Pulau Maginti menunjukkan adanya sebaran jenis berdasarkan variasi substrat pada lokasi penelitian. Jenis makroalga yang ditemukan merupakan sumber informasi awal tentang keanekaragaman jenis yang dapat dilakukan selanjutnya dalam kaitan kajian bioekologi lainny

    Komposisi Spesies dan Kelimpahan Gastropoda Laut di Zona Intertidal Negeri Halong, Ambon, Indonesia

    Get PDF
    Gastropoda memiliki keragaman spesies yang tinggi dan dapat ditemukan di seluruah bagian lautan di dunia. Keragaman gastropoda dapat dijadikan sebagai indikator penilaian kesehatan lingkungan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi spesies, kepadatan ekologi, kelimpahan serta keragaman spesies gastropoda di zona intertidal Negeri Halong. Penelitian dilaksanakan di zona intertidal negeri Halong pada April 2022. Metode sampling yang diterapkan adalah transek garis. Sebanyak 24 spesies dari 632 individu gastropoda yang ditemukan di zona intertidal Negeri Halong. Keragaman dan keserasian spesies gastropoda tergolong sedang, dan tidak ada dominansi spesies tertentu dalam komunitas. Spesies gastropoda yang ditemukan dalam penelitian ini termasuk spesies yang predominan antara lain: Clypeomorus battilaeriformis, Nerita ocelata, Nassarius niger, Nerita chamaeleon, Oppomorus funiculatus, dan Nerita undata. Kata kunci: Gastropoda, keragaman spesies, zona intertidal, Halong. &nbsp

    PEMANFAATAN MATERIAL BIODEGRADABLE (BESE-ELEMENT) SEBAGAI MEDIA RESTORASI MANGROVE DI PESISIR NEGERI PASSO, KOTA AMBON

    Get PDF
    Mangrove ecosystems have potential both ecologically, economically, physically, and chemically. The abundance of this potential causes pressure from anthropogenic activities, which results in the degradation of mangrove ecosystems. Several mangrove ecosystems in the Ambon City area have experienced degradation, so restoration is necessary. The Passo State area has the potential for a dense mangrove ecosystem and can be used as a nursery area to support other ecosystems. Increasing the potential of mangrove ecosystems in the Passo State area can be done through restoration using biodegradable materials (BESE-Elements). Mangrove restoration is carried out through community service activities, a collaboration between the Maritime Center and Wardeen Burg Ecology – The Netherlands. The result of the activity is that mangrove ecosystem restoration is carried out in semi-enclosed areas using 10 BESE-Element. Each BESE-Element was planted with 10 mangrove seedlings consisting of 5 seedlings and 5 propagules. The mangrove species planted were Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apicutala, and Rhizophora stylosa. Around BESE-Elements planted seedlings and mangrove propagules as a control for mangroves in BESE-Elements

    Kepadatan dan kelimpahan spesies Pteria hirundo (kelas bivalvia) di Pulau Maginti, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara

    Get PDF
    Perairan pulau Maginti kabupaten Muna Barat Sulawesi Tenggara memiliki tingkat keanekragaman hayati yang cukup tinggi. Salah satu oraganisme yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi adalahdari filum moluska kelas bivalvia spesies Pteria hirundo.  Spesies ini sering dimanfaatkan masyarakat pesisir pulau Maginti sebagai bahan konsumsi penganti ikan. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepadatan dan kelimpahan spesies Pteria hirundo pada perairan pulau Maginti kabupaten Muna Barat Sulawesi Tenggara dan diharapkan dari penelitian ini memberikan informasi bioekologi bivalvia dan dimanfaatkan bagi pihak-pihak terkait dalam upaya pengelolaan dan kelestarian sumberdaya hayati wilayah pesisir terutama kelas bivalvia di masa yang akan datang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dan bertempat di pulau Maginti. Pengambilan sampel menggunakan metode line transek. Jarak antara transek 25 m dan jarak antar kuadran 10 m pada 2 arah yang berbeda (arah selatan dan arah utara).  Spesies Pteria hirundo pada arah selatan ditemukan sebanyak 515 individu, kepadatan jenis  sebesar 25.75 ind/m2 dan kelimpahan jenis sebesar 7346478 individu, sedangkan pada arah utara ditemukan sebanyak 320 individu, kepadatan jenis  sebesar 16 ind/m2 dan kelimpahan jenis sebesar 410704 individ

    Komposisi jenis dan Pola Sebaran Makro Alga di Pantai Passo Larier Teluk Baguala Pulau Ambon

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompoosisi jenis dan pola sebaran makro alga di pantai Passo Larier, Teluk Baguala. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023. Pengambilan data menggunakan metode Transek Garis dengan teknik sampling kuadrat menggunakan kuadrat berukuran 1x1 m2. Penempatan transek untuk pengambilan makro alga sebanyak 10 garis transek sepanjang 100 m yang ditarik tegak lurus dari garis pantai mengarah ke laut sepanjang daerah pasang surut, dengan jarak antar transek 25 m. Pengambilan sampel dalam 1 transek sebanyak 10 kuadrat dengan jarak antar tiap kuadrat adalah 10 m. Pengolahan data menggunakan Indeks Morisita untuk mendapatkan hasil pola sebaran. Makro alga yang ditemukan di lokasi penelitian berjumlah 11 spesies, yang terdiri dari 1 spesies Chlorophyta, 3 spesies Phaeophyta dan 7 spesies Rhodophyta. Pola sebaran makro alga berdasarkan indeks morisita baku (Ip) pada semua spesies berkisar antara 0-0,593 dengan dua spesies makroalga yang menyebar secara mengelompok dan sembilan spesies makroalga yang menyebar secara acak
    corecore