3 research outputs found
Analysis of Saccharin in Red Porridge From Traditional Market Which Validated Using Uvvisible Spectrophotometric
Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccharin as a synthetic sweetener sugar substitute is very potential to be used in making sweet tasting foods that are sold at cheap prices in traditional market, one of which is red porridge. Many foods sold in traditional market are not accompanied by marketing permits as a home industry product, thus increasing the potential for saccharin abuse. This study aimed to determine the content of saccharin in red porridge sold in traditional market and to found out its suitability with the safe limits required in Regulation of the Head of the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic Indonesia number 4 of 2014 concerning the maximum limit for the use of sweetener food additives. Identification of saccharin was carried out by resorcinol test and thin layer chromatography. Determination of saccharin was carried out by UV-Visible Spectrophotometric which had been validated at 267.5 nm. The results show that 9 samples of red porridge sold in traditional market contain saccharin with concentrations of 0.0154 – 0.0652 %, so that it exceeds the required safe limit of 0.0100 %. In the analysis method validation, selective method is obtained in the range of 20 – 60 μg/mL, with recovery 98.7371 %, coefficient of variation 0.8671%, coefficient of correlation 0.9993, limit of detection 1,9859 μg/mL, limit of quantitation 6.6197 μg/m
Pengembangan Formula Gel Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis L.) sebagai Penyubur Rambut
Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau. Penelitian ini dilakukan dengan membuat empat formula, yaitu formula I (carbopol 1%, TEA 0,3%, gliserin 1 %), formula II (CMC Na 3%, gliserin 1%,), formula III (PEG 400 72 %, PEG 4000 8%, gliserin 1%) dan formula IV (carbopol 0,75%, TEA 2%, PEG 400 12 % gliserin 1 %. Masing-masing formula mengandung ekstrak teh hijau dengan kadar 5%, pengawet nipagin 0,1 %, dan natrium metabisulfit 0,1%, sediaan dibuat 100 gram. Keempat gel yang diperoleh kemudian diuji kualitas sediaannya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji iritasi primer, uji aseptabilitas, serta uji aktivitas penyubur rambut. Dari penelitian diketahui bahwa formula gel yang paling optimal adalah formula I yang terdiri dari carbopol 1 %, TEA 0,3 %, dan gliserin 1%. Formula I menunjukkan konsistensi gel yang baik, mempunyai aktivitas penyubur rambut paling tinggi, tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai sifat aseptabilitas yang baik